Warnet gadisnet

Warnet gadisnet

Cerpen Tahun 35 an

Ciri-ciri Angkatan 20-30 an :
1.      Tema berkisar masalah adat dan kawin paksa
2.      Isinya kebanyakan mengkritik keburukan adat lama dalam soal perkawinan.
3.      Tokoh-tokohnya diceritakan sejak muda hingga meninggal dunia
4.      Konflik yang dialami para tokoh kebanyakan disebabkan perselisihan dalam memilih nilai kehidupan (barat dan timur)
5.      Pleonasme (menggunakan kata-kata yang berlebihan)
6.      Bahasa terkesan kaku dan statis
7.      Bahasanya sangat santun 8. Para penulisnya kebanyakan berasal dari Pulau Sumatera

Ciri-ciri Angkatan Pujangga Baru (30-an) :
1.      Menggambarkan pertentangan kehidupan orang-orang kota, soal emansipasi wanita
2.      Hasil karyanya mulai bercorak kebangsaan; memuat soal kebangunan bangsa
3.      Gaya bahasanya sudah tidak menggunakan perumpamaan klise, pepatah, peribahasa
4.      Puisinya bukan pantun lagi, muncul bentuk soneta dari Barat
5.      Isinya masih mirip dengan Angkatan 20-an (tendensius dan didaktis)
6.      Masih bercorak romantik
Contoh :

PERCOBAAN SETIA

Percobaa Setia merupakan roman karya sastrawan Balai Pustaka, Suman H.S. Roman ini diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1931. Roman ini berkisah tentang kesabaran, ketakwaan, kejujuran, dan perbuatan baik lainnya yang pasti akan mendapat ganjaran yang baik pula. Demikian pula halnya dengan perbuatan buruk pun akan mendapatkan ganjaran yang buruk pula. Dengan kata lain, perbuatan buruk akan dikalahkan oleh perbuatan baik.
Peristiwa-peristiwa dalam roman ini terjadi di Sumatra Barat (Sungai Kampar dan Taratak Buluh), dan Malaka, dengan melibatkan tokoh-tokoh sebagai berikut: Syainsuddin, seorang pemuda yatim yang taat beragama, jujur, sabar. Haji Djamin, seorang detektif. Abdul Fatah, seorang penipu. Haji Salwah, wanita saleh, anak seorang saudagar kaya tempat Syamsuddin bekerja. Ia juga merupakan orang tua angkat Syamsuddin.

Syamsuddin sejak kecil telah menjadi anak yatim. Ayahnya meninggal dunia ketika ia baru berumur 4 tahun. Bersama ibunya ia tinggal di Sungai Kampar. Ketika ia menginjak usia 8 tahun, ibunya menikah lagi, namun untung baginya karena ayah tiriya sangat mencintai dan menyayanginya. Ayah tirinya kemudian membawa Syamsuddin, ibu, dan adiknya yang baru berumur satu tahun ke Tatarak Buluh. Di tempat yang baru inilah, Syamsudin dididik belajar agama oleh ayah tirinya dan ia pun belajar mengaji kepada seorang guru agama.
Ketika Syamsuddin menginjak usia 16 tahun, ia meminta izin kepada orang tuanya untuk pergi merantau. Permintaan itu dikabulkan oleh kedua orang tuanya. Pada awal-awal perantauannya, nasib Syamsuddin sangat beruntung karena ia langsung mendapat pekerjaan dan majikannya mengangkatnya sebagai anak. Namun, ia harus meninggalkan rumah orang tua angkatnya ketika ada seorang gadis teman sekerja yang menaruh hati kepadanya. Gadis itu berusaha menggoda Syamsuddin untuk melakukan perbuatan terlarang. Namun, karena keimanan dalam diri pemuda itu tidak mudah tergoyahkan. Syamsuddin berhasil mencegah dirinya dan godaan nafsu. Karena merasa sakit hati, wanita itu kemudian memfitnah Syamsuddin, sehingga pemuda itu dikeluarkan dari pekerjaannya.
Syamsuddin meneruskan perantauan ke Malaka. Di tempat ini pun ia mempunyai majikan yang menyayanginya. Bahkan, mereka menganggap Syamsuddin seperti anaknya sendiri. Majikannya Semakin mempercayai dan menyayangi dirinya ketika ia berhasil menyelamatkan Haji Salwah, anak gadis majikannya dari kobaran api. Setelah kejadian itu, Haji Salwah menaruh hati kepadanya dan majikannya pun menyetujuinya. Namun, karena anak mereka sudah menjadi haji, maka majikannya memerintahkan Syamsuddin untuk menunaikan ibadah haji, ke Mekah. Hal itu dilakukan untuk menghindari gunjingan orang.
Syamsuddin pun berangkat ke Mekah dengan menggunakan kapal laut. Dalam perjalanan menuju kota tersebut, ia bertemu dengan Jamin, salah seorang sahabatnya. Sejak saat itu, keduanya selalu tampak bersama-sama dalam keadaan susah dan senang. Ketika dompet Jamin hilang dicuri orang, Syamsuddin membantu sahabatnya dengan berjualan rujak di atas kapal agar uang Jamin terkumpul kembali untuk melanjutkan perjalanannya. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke Mekah dan sampai di kota itu sebulan kemudian. http://warnetgadis.blogspot.co.id/
Setelah selesai melaksanakan ibadah haji, Syamsuddin harus berpisah dengan Jamin karena pemuda itu bermaksud untuk menuntut ilmu di kota Mekah. Syamsuddin menginap di Pulau Pinang. Di penginapan ini, ia bertemu dengan Abdul Fatah yang mengenal keluarga Haji Salwah. Syamsuddin menceritakan rencana pernikahannya dengan Haji Salwah kepada lelaki itu. Ternyata Abdul Fatah pun mencintai Haji Salwah dan ia bermaksud untuk menggagalkan rencana pernikahan Syamsuddin. Ia mengatakan bahwa Haji Salwah telah menikah dengan orang lain beberapa saat setelah kepergian Syamsuddin. Namun, Syamsuddin tidak mempercayai kabar itu.
Mengetahui siasatnya tidak berhasil, Abdul Fatah kemudian menjalankan siasatnya yang kedua. Ia berusaha merekayasa sebuah tabrakan yang menyebabkan Syamsuddin mengalami luka parah dan harus menjalani perawatan di rumah sakit, sedangkan ia sendiri hanya mengalami luka ringan. Ia kemudian membawa barang-barang milik Syamsuddin dan mengatakan kepada keluarga Haji Salwah bahwa Syamsuddin telah meninggal. Dengan demikian, rencana pernikahannya dengan Haji Salwah akan berjalan mulus.
Siasatnya itu hampir berhasil kalau saja Jamin tidak segera pulang ke tanah air dan menerangkan perihal yang sebenarnya kepada keluarga Haji Salwah. Pemuda itu telah mengetahui semua akal bulus Abdul Fatah dan sahabatnya, Syamsuddin. Pada mulanya ia juga mempercayai kabar kematian Syamsuddin, namun salah seorang temannya memberitahukan bahwa Syamsuddin sedang dirawat di rumah sakit. Ia pun segera menengok Syamsuddin dan saat itulah ia mengetahui permasalahan yang sebenarnya.
Atas penipuan yang dilakukannya, Abdul Fatah, dijatuhi hukum penjara selama 6 tahun. Sementara itu, setelah sembuh, Syamsuddin kembali ke tanah airnya dan melangsungkan pernikahan dengan Haji Salwah. 

 
UNTUK VERSI LENGKAP (TULISAN + GAMBAR + EDIT + RAPI)
SILAHKAN DATANG KE WARNET GADIS.NET
SIMPANG SMPN 1 SITIUNG, DHARMASRAYA
08777-07-33330 / 0853-6527-3605 

0 Response to "Cerpen Tahun 35 an"

Posting Komentar