Pidato Singkat Terbaru - Al-Qur’an Jalan Hidupku
الْحَمْدُ
ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan teman-teman
sekalian yang saya hormati
Pertama kali, marilah kita
memanjatkan puji syukur yang tiada terhingga kepada Allah SWT. Karena Dia telah
memberi kita karunia dan nikmat yang sangat besar yaitu umur yang panjang,
kesehatan yang baik, dan kesempatan yang luang sehingga kita semua bisa sekolah
seperti biasanya.Tanpa ijin dari Allah tak mungkin kita bisa hadir dan
bermuwajahah di tempat ini.http://www.warnetgadis.com/
Kedua
kalinya, semoga keselamatan dan kesejahteraan tetap di limpahkan Allah kepada
panutan kita semua, yakni Rasulullah saw, berikut para keluarganya, para sahabatnya,
para ulama-ulama dan segenap pengikutnya, umat Islam sekalian. Amin
Baiklah saya tidak akan memanjangkan
kata-kata muqadimmah, langsung saja saya bacakan ceramah singkat saya yang
berjudul “Al-Qur’an Jalan Hidupku”
Al-Qur’an Jalan
Hidupku
Para Bapak, Ibu dan teman-teman
sekalian.
Cukuplah
bagi kita sebagai generasi umat Islam saat ini, sebagai Umat Nabi Muhammad yang
teristimewa, meyakini dengan sepenuh hati bahwa Al-Qur’an sebagai sebaik-baik
petunjuk hidup, sumber kebahagiaan dan jalan keselamatan, Meyakini dan meridhoi
semua hal-hal yang telah Allah atur dalam Al-Qur’an yang mulia. Allah berfirman
:
$O!9# ÇÊÈ y7Ï9ºs Ü=»tGÅ6ø9$# w |=÷u ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`É)FßJù=Ïj9 ÇËÈ
1. Alif
Lam Mim
2. Kitab
(Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,
Para Bapak, Ibu dan teman-teman sekalian.
Kalau
kita meyakini Islam sebagai Agama yang benar di sisi Allah Pasti meyakini pula
Wahyu Allah yaitu Al-Qur’an dan meyakini pula Nabi pembawanya Nabi Muhammad
SAW, lantas bagi kita generasi muda penerus perjuangan Islam apa percaya saja
sudah cukup bagi kita ?
Nah
kali ini saya akan membahas masalah ini! Perlu diketahui bahwa Tidak diterima
Amal saleh tanpa iman, dan tidak pula dianggap iman tanpa amal saleh. Keduanya
kata nabi harus berjalan seiring. Iman ibarat akar pohon, dan amal saleh adalah
buahnya. Buah yang banyak serta manis adalah bukti dari kesuburan pohon, dan
pohon yang kuat menyebabkan terawat-nya buah yang baik. Oleh karena itu,
keimanan dan perbuatan sangat erat hubungannya. kata amal selalu di
sertai penyebutan-nya dengan keimanan
dalam sebagian besar ayat-ayat Al-Qur’an. Allah SWT berfirman
dalam surat Al-Baqoroh ayat 25 :
ÎÅe³o0ur úïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# ¨br& öNçlm; ;M»¨Yy_ ÌøgrB `ÏB $ygÏFøtrB ã»yg÷RF{$# ( $yJ¯=à2 (#qè%Îâ $pk÷]ÏB `ÏB ;otyJrO $]%øÍh (#qä9$s% #x»yd Ï%©!$# $oYø%Îâ `ÏB ã@ö6s% ( (#qè?é&ur ¾ÏmÎ/ $YgÎ7»t±tFãB ( óOßgs9ur !$ygÏù Ólºurør& ×ot£gsÜB ( öNèdur $ygÏù crà$Î#»yz ÇËÎÈ
Dan
sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat
kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari
surga, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.”
Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh)
pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya.
Nabi juga bersabda yang artinya : “Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman.” (HR. Ath-Thabrani).
Para Bapak, Ibu dan teman-teman sekalian.
Setelah
Beriman maka ber amal shalih harus berpedoman pada “Al-Qur’an” sebagai jalan
hidup, artinya Al-Qur’an sebagai landasan pertama setiap amal / langkah kita
hidup di dunia ini, mencakup segala hal : Pola berfikir, cara bersikap dan
bertingkah laku , amaliah ibadah baik yang fardhu maupun yang sunnah.
Mari
sedikit kita uraikan satu persatu,
Yang
Pertama : Pola berfikir yang sehat adalah pola berfikir yang sesuai dengan
Al-Qur’an dan tidak menyimpang dari Al-Qur’an, pola berfikir yang terbimbing
oleh Allah melalui guru yang saleh. Sebagai generasi terpilih Jauhkan diri kita
berfikir bebas yang mengarahkan diri kepada kesesatan, kemusyrikan dan penentangan
terhadap Al-Qur’an. Penyakit yang menggejala saat ini orang tidak pernah
menyaring apa-apa yang telah kita terima, lebih-lebih yang suka buka-buka
internet dan bertanya pada mbah google, banyak yang terjerumus pada kesesatan
pemikiran, yang banyak dialami oleh pemuda-pemuda yang notabene baru mendalami
Islam.
Seharusnya
mereka mempunyai filter yang kuat dan harus pandai meneliti dan mengetahui
sumber situs yang sesuai dengan Al-Qur’an dan ahlus sunnah waljama’ah dan
menyaring situs-situs yang berdalih islam tetapi menghancurkan aqidah umat
islam. Lalu filternya apa ? ............... ya jelas dong filternya harus
diperoleh langsung dari guru, ngaji dulu pada guru, kiyai, ulama’ yang shalih
langsung dengan waktu yang cukup sehingga memperoleh bekal ilmu agama yang
menyeluruh, juga suka duduk di majelis ilmu, majelis dzikir maupun majelis
sholawat.
Yang
Kedua : Cara bersikap dan bertingkah laku yaitu kita sebagai generasi muda
menggunakan pedoman Al-Qur’an dalam bersikap dan bertingkah laku atau dengan
kata lain kita memelihara akhlak yang qur’ani. Nabi kita adalah cerminan ahlaq
qur’ani, kemuliaan akhlaknya adalah pancaran dari nilai-nilai Al-Qur’an yang
Mulilia. Kita dengan mengikuti Akhlak nabi berarti kita berakhlakkan Al-Qur’an.
Kita berbakti kepada orangtua, menyayangi keluarga, menghormati tetangga,
mendo’akan sesama muslim adalah akhlak yang diajarkan nabi.
Yang
ketiga : memelihara amaliah ibadah baik yang fardhu maupun yang sunnah,
keduanya senantiasa kita jaga secara istiqomah hingga akhir hayat, kita
jalankan secara istiqomah karena Istiqomah lebih baik dari pada seribu karomah
“istiqomah khoirum min alfi karomah” dan semua hanya mengharap ridho
Allah SWT.
Kita menjalankan yang wajib itu sudah pasti, betul tidak? ............... tapi memelihara yang sunah ini kadang terlupakan, padahal yang sunnah-sunnah ini sebagai penutup apabila ada kekurangan pada ibadah yang fardhu. Para kekasih Allah selalu memelihara yang sunnah dan ia merasa kesunahan itu wajib baginya.
Kita menjalankan yang wajib itu sudah pasti, betul tidak? ............... tapi memelihara yang sunah ini kadang terlupakan, padahal yang sunnah-sunnah ini sebagai penutup apabila ada kekurangan pada ibadah yang fardhu. Para kekasih Allah selalu memelihara yang sunnah dan ia merasa kesunahan itu wajib baginya.
Apakah
kita sudah melaksanakan hal-hal seperti itu hadirin? Jawabnya ya ada pada diri
masing-masing dalam munajat dan tafakur kita nanti... bagi yang mau berfikir.
Para Bapak, Ibu dan teman-teman sekalian.
Para Bapak, Ibu dan teman-teman sekalian.
Menjadikan
Al-Qur’an menjadi jalan hidup juga berarti kita harus senantiasa
mempelajari-Nya tanpa bosan-bosan dan mengamalkannya, belajar mulai dari buaian
hingga liang lahat. Dan kita akan menjadi sebaik-baik manusia “khoirukum man
ta’allamal qur’an wa’allamahu” sabaik-baik kamu adalah orang yang belajar
al-qur’an dan mengajarkannya.
Di
akhir ceramah ini saya ingin menyimpulkan inti pembahasan ini agar mudah kita
ingat. Menjadikan Al-Qur’an sebagai jalan hidup adalah memelihara amal kebaikan
yang diajarkan oleh Rasulullah secara istiqomah karena Allah yang didahului
dengan keimanan, serta memelihara yang tiga : Menjaga pola berfikir sehat
sesuai al-qur’an dan sunnah dengan belajar Ilmu agama pada guru yang shalaih ,
berbudi pekerti Al-Qur’an ( yakni akhlak rasul), dan menjaga keistiqomahan
dalam beribadah yang wajib maupun sunnah.
Saya
akhiri ceramah ini semoga dapat bermanfaat, kurang lebihnya mohon ma’af,
billahitaufiq walhidayah, Ihdinassirotol mustakim....
0 Response to "Pidato Singkat Terbaru - Al-Qur’an Jalan Hidupku"
Posting Komentar