Asal Usul Nagari Koto Padang (Dharmasraya)
Nagari koto padang terletak di kabupaten
dharmasraya, kec.koto baru.
Awal pertama
nagari koto padang di huni oleh dua kelompok nenek moyang. Kelompok pertama
adalah suku melayu, yang di pimpin oleh datuak Tambesar. Kelompok kedua adalah
suku tigo ninik yang dipimpin oleh
datuak lembago besar.
Kelompok Datuak Tambesar pertama
kali tinggal di bawah Tergendeng, dan dari situ beliau mulai merintis tanah
wilayah Nagari Koto Padang, tetapi waktu itu belum di bentuk nagari. Kelompok
Datuak lembago besar tinggal di Bukit Gading dan dari situ pulah beliau mulai
merintis tanah wilayah Nagari koto padang tapi waktu itu belum di bentuk naga
Pada saat perintisan Tanah di Tepi air sungai
Rotan Lubuak kering terjadilah pertengkaran antara datuak melayu dan datuak
tigo ninik. Pada saat itu datuak melayu merintis tanah yang di beri tanda
batang puau, batang puau ialah tumbuhan yang berdaun besar dan pertumbuhannya
begitu cepat. Sedangkan Datuak tigo ninik merintis Tanah yang di beri tanda kayu sungkai, kayu sungkai
ialah kayu yang masa pertumbuhannya sangat lambat dan batang nyapun begitu
keras.
Maka terjadilah pertengkaran antar
kedua Datuak, masing-masing datuak di bantu oleh 1 orang pengawalnya. Datuak
tigo ninik mengatakan kalo dia yang duluaan datang untuk merintis tanah. Tetapi
datuak melayu juga mengatakan kalo dia yang duluaan datang untuk merintis
tanah. Datuak tigo ninik mengatakan”mana bukti kalo kamu yang duluaan datang
untuk merintis tanah disini?”
Datuak
melayu pun menjawab “buktinya saja tanda yang aku tanam sudah bertunas
duluaan”. Datuak tigo ninik langsung mengatakan” Tidak” dan beliau membanta
pembicaraan datuak melayu, karna bagi beliau datuak melayu telah berbohong.
Karna saling menuruti kemauan emosi
masing-masing, maka terjadilah pertumpahan darah antar datuak melayu dan datuak tigo ninik pertengkaran
tersebut terjadi di tepi sungai Rotan lubuak kering.
Pada saat itu yang pertama kali meninggal
adalah datuak melayu, beliau meninggal karena keris datuak tigo ninik.
Sedangkan datuak tigo ninik pulang dengan seorang pengawalnya tadi lalu beliau
menyebrangi sungai batang air, suatu tibah di seberang datuak tigo ninik
berkata” kemana perginya keris tadi?” lalu datuak tigo ninik melihat ke
atas tibah-tibah keris tersebut jatuh
ke leher datuak tigo ninik yang menyebabkan datuak tigo ninik meninggal
ditempat.
Datuak melayu meninggal di tepi air
sebrang sebelah kiri dan dikuburkan di sebrang sebelah kiri pulah.
Sedangkan Datuak tigo ninik meninggal di sebrang sebelah kanan dan dikuburkan
pulah di sbrang sebelah kanan. Dan kuburannya sama-sama bertentangan yang di
pisahkan oleh air sungai. Sehingga kuburan datuak-datuak tersebut disebut
kuburan keramat.
Seiring perkembangan zaman dua kaum
suku tadi semakin berkembang, dan
kemudiaan datang kelompok-kelompok suku yang
lain, maka bersepakatlah mereka untuk membentuk nagari . suku yang baru
tadi ialah suku caniago. Jadi bermufakatlah
suku tigo ninik dan suku melayu untuk menyuruh datuak caniago untuk
mencari kerbau putih untuk di potong sebagai tali untuk menjadi nagari koto
padang..
Maka
dinamakan lah balai nan tigo sebagai pendiri nagari Koto Padang. Koto berasal dari “sakato” sedangkan padang
berasal dari “padang kalimanting”.
Kemudiaan setelah pembentukan Nagari Koto
Padang di bentuklah beberapa suku yaitu:
·
Suku tigo ninik
·
Suku melayu
·
Suku caniago tepi air
·
Suku patopang
·
Suku piliang
·
Suku caniago taratak
·
Suku melayu hitam
Jadi sekarang Di nagari Koto Padang
dihuni oleh 7 suku tadi, yang masing-masing suku di pimpin oleh Datuak/kepala
suku dan kini di Nagari Koto padang telah menuju ke arah perkotaan yang di
tandai dengan di bangunya sekolah-sokolah yang unggul seperti: SMKN 1 Koto
Baru, SMA Unggul Dharmasraya, SmpN 4 Koto Baru, sekolah dasar, taman
kanak-kanak dan Kampus untuk kuliah. Dan untuk mengembangkan bakat dan minat
juga telah di bangun Gelangga Olaraga Dharmasraya oleh Pemerintah setempat.
Sehingga anak-anak muda bisa berkarya dan mengembangkan bakat nya di sana.
Sekarang masyarakat Koto Padang hidup
damai dan rukun, tidak ada lagi masalah pertengkaran ataupun dendam antar suku,
mereka hidup saling berdampingan dan hidup tolong menolong dan masyarakat Koto
padang lebih mementingkan perdamain dari pada pertengkaran, karena pertengkaran
hanya bisa merusak masa depan anak cucu mereka.
NOTES :
Ini cuma hasil buatan siswa/siswi (Kesalahan sumber/materi diluar tanggung jawab admin)
Tulisan ini hanya sekedar untuk melengkapi tugas mata pelajaran disekolah
tidak ada unsur membuat, merubah asal muasal sebuah daerah.
Mohon di maklumi dan dipahami
HANYA TUGAS SEKOLAH
Susunan sukunya kurang tepat seharusnya suku malayu yg prtama yg kedua bru 3 nini
BalasHapusmakasih koreksinya gan :) maaf atas kekurangan dalam penyusunannya :)
Hapusharap maklum tugas sekolah :)