Warnet gadisnet

Warnet gadisnet

Resensi Novel Populer "Hafalan Shalat Delisa" Lengkap

RESENSI NOVEL
HAFALAN SHALAT DELISA


A.    IDENTITAS BUKU
Judul                     : Hafalan Shalat Delisa
Penulis                 : Tere Liye
Sutradara             : Sony Gaoksak
Produser               : Chand Parwez Servia
Desain cover         : Eja-creative|4
Penerbit                : Republika Penerbit
Tempat terbit        : Jakarta
Tahun terbit          : 2008
Halaman              : 266 halaman
Ukuran                  : 20,5 x 13,5 cm
Harga                    : Rp. 50.000,00



 B. TUJUAN RESENSI
Untuk memberi pengetahuan lewat buku-buku narasi yang banyak terkandung faedah, lewat tulisan-tulisan ini kita bisa mengambil evaluasi dari pesan-pesan moral, religius atau sosial yang terdapat didalamnya.

 C. SINOPSIS
Novel ini bercerita mengenai cerita menyentuh dari seseorang anak berumur 6 tahun bernama Delisa, yang hidup berbarengan Ummi Salamah serta ketiga kakak-kakaknya, yakni, Cut Fatimah siswa kelas 1 Madrasah Alia, si kembar Cut Aisyah serta Cut Zahra yang duduk dikelas 1 Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Lhok Nga. Sesaat Abinya, Usman bekerja di tanker perusahaan minyak Internasional, yang pulang tiap-tiap 3 bulan sekali untuk menjumpai keluarganya. Mereka tinggal berbarengan dikomplek perumahan simpel di tepi pesisir pantai Lhok Nga, Aceh. Keluarga Abi Usman memanglah bahagia, mempunyai empat anak shaleh dengan ciri-ciri yang tidak sama, dengan karakter Delisa yang manja serta baik hati, Aisyah yang irihati serta egois, Fatimah yang bijaksana, Zahra yang pendiam, membuat situasi keributan-keributan kecil pada keluarga itu. Kehidupan mereka berkecukupan. Bertetanggan yang baik serta bersahaja. Apa yang ada.
Satu hari Ummi serta Delisa pergi ke pasar Lhok Nga untuk beli kalung emas 2 gr ditoko Koh Acan sebagai hadiah ujian praktik hafalan shalat yang bakal dikerjakan Delisa untuk di setorkan pada Bu Guru Nur. Abi akan menghadiahkan berbentuk sepedah untuk Delisa, hal semacam itu bikin Delisa makin semangat menghafal lafadz bacaan shalatnya.
Pagi, 26 Desember 2004 itu Delisa bakal melakukan ujian praktik hafalan shalatnya. Dengan raut muka tegang, memucat, Delisa mengangkat tangan kecilnya yang gemetar, tetapi mantap hatinya berkata : Delisa bakal khusyu’. ‘Allaahu-akbar’ lantai laut retak saat itu juga. Gempa menyebar dengan kemampuan dahsyat. Vas bunga pecah menggores lengan Delisa. Gelombang itu bergetar menyapu Banda Aceh. Tetapi sedetik selanjutnya sejuta air membuncah keluar, desiran dahsyat ombak menggulung pesisir komplek Lhok Nga, anehnya Delisa tetaplah khusyu’ membaca lafadz shalatnya. Gelombang itu menghantam badan Delisa keras-keras, terpelanting jauh menghantam tembok. Tak tahu kemana Delisa terbawa deru ombak.
Sepanjang 6 hari Delisa tidak sadarkan diri, dia diketemukan dengan kondisi yang begitu menyedihkan, serupa seperti mayat. Saat ini Delisa dirawat di rumah sakit, tidak lagi terbaring disemak-semak belukar, tidak lagi meminum air hujan, tidak lagi kepanasan terserang cahaya mentari. Delisa dirawat dengan adanya banyak selang ditubuhnya, kepalanya dipangkas dengan adanya banyak luka jahitan, kian lebih dua puluh jahitan diketemukan disekujur badannya, dan kaki yang sudah membusuk sangat terpaksa di amputansi, tangannya di beri gips, sungguh malang nasib gadis kecil itu, walaupun demikian ia tidak pernah mengeluh.
Karena data-data yang didapatkan suster Sophi Delisa bisa berjumpa dengan Abinya. Ia bercerita semuanya keadaannya tidak ada raut muka sedih, Abinya tak menganggap Delisa lebih kuat terima semua, terima takdir yang sudah di berikanlah oleh ALLAH. Delisa serta Abi mengawali kembali kehidupan dari pertama berbarengan, mulai terima kondisi pahit yang sudah di terima mereka, mulai sejak waktu itu Delisa mulai mengerti kata ikhlas, ikhlas menghafal hafalan shalat cuma lantaran ALLAH SWT semata.
Sore itu, Sabtu, 21 Mei 2005, Delisa tengah membersihkan tangannya di sungai. Ia terperangah saat lihat kemilau sinar dari semak belukar. Kemilau itu berwarna kuning, seperti seutai kalung. Hati Delisa bergetar, bukanlah lantaran ia lihat kalung itu berinisial ‘D’, namun hatinya bergetar saat lihat satu kerangka manusia yang bersandarkan semak belukar menggenggam kalung emas itu. Itu Umminya, Ummi Salamah.
Alisa Delisa yaitu seseorang gadis kecil yang menginginkan menghafal hafalan shalat untuk ujian praktik yang bakal dikerjakannya didepan kelas. Awalannya dia begitu semangat menghafal lantaran Ummi Salamah beli kalung emas dan sepedah dari Abi sebagai jaminan kelulusan ujian praktik Delisa. Namun malangnya bencana tsunami menempa saat dia menghafal didepan kelas, hal semacam itu bikin Delisa mesti kehilangan keluarganya, kehilangan satu kakinya. Tetapi dia tetaplah tegar menerimanaya, ia besyukur masihlah mempunyai Abi Usman, cobaan ini bikin Delisa belajar mengerti arti keikhlasan, ikhlas menghafal bacaan shalat cuma lantaran Allah Swt semata, bukanlah untuk memperoleh hadiah dari Ummi serta Abi.


Kelebihan Buku
-          Buku ini dihidangkan dengan bhs yang komunikatif.
-          Dengan jalan ceritanya yang sama juga dengan momen di peristiwa riil, sangat mungkin pembaca untuk berimajinasi lebih jauh mengenai narasi dari novel tersebut.
-          Ceritanya yang universal hingga bisa di terima oleh semuanya kelompok.
-          Kaya akan amanat-amanat dalam melakukan kehidupan keseharian yang islami serta penuh kasih sayang.
-          Dibarengi dengan footnote yang diisi mengenai pelajaran yang bisa di ambil pembaca dari narasi yang tengah berlangsung pada novel itu.

Kekurangan Buku
-          Masihlah ada kalimat yang kurang bisa dipahami oleh beberapa kelompok, seperti ayat-ayat suci Al-quran, bhs daerah, dan sebagainya.

0 Response to "Resensi Novel Populer "Hafalan Shalat Delisa" Lengkap"

Posting Komentar