Warnet gadisnet

Warnet gadisnet

Resensi Novel Populer " Gadis Kecil Diujung Gaza" Lengkap

RESENSI NOVEL 
GADIS KECIL DIUJUNG GAZA 

1. JENIS : NONFIKSI
2. JUDUL NOVEL : GADIS KECIL DI TEPI GAZA
3. PENGARANG : VANNY CHRISMA W.
4. EDITOR : ELIS WIDAYANTI
5. PENERBIT : DIVA PRESS
6. KOTA TERBIT : JOGJAKARTA
7. CETAKAN I : NOVEMBER 2011
CETAKAN II : JANUARI 2012
8. TEBAL HALAMAN : 343 HALAMAN
9. ISBN : 978-602-978-953-9


Seorang gadis kecil berumur 11 th. tinggal di kota Gaza bernama Palestine. Ayahnya yang pemberani, Yahded Haidar adalah seseorang anggota pejuang Hamas memberikannya nama seperti itu. Supaya Palestine tumbuh jadi seseorang gadis Palestina yang pemberani untuk memperjuangkan nasib bangsanya itu. Palestine tambah lebih tahu mengenai arti kehidupan serta perjuangan yang sesungguhnya dibanding sengan anak-anak lain seusianya. 

Derita serta perjuangan Palestine diawali mulai sejak Israel memperlancar agresi militer pada tanggal 27 Desember 2008. Satu rudal sudah menghancurkan tempat tinggalnya dan menewaskan ibu serta dua saudaranya, Ahmeed serta Zaynab. Sedang ayahnya tengah berjuang dengan Hamas untuk melawan Israel. Mengakibatkan, Palestine jadi sebatang kara serta mesti tinggal di kamp pengungsian berbarengan korban yang lain. Tanpa ada makanan serta obat-obatan yang cukup, tidur bergelimpangan tanpa ada selimut, dingin menusuk sampai ke tulangnya. Tidak cuma tempat tinggal, sekolah yang sampai kini jadi tempatnya merajut yang diimpikan juga hancur lebur di bombardir oleh tentara Israel. Hancur telah yang diimpikan serta harapannya menimba pengetahuan di sekolah untuk jadi seseorang gadis Palestina yang bermanfaat di masa datang. 
Di kamp pengungsian Jabaliyah, Gaza, ia berjumpa dengan sebagian korban seusianya atau lebih tua darinya yang juga kehilangan anggota keluarga. Seseorang remaja bernama Yanaan, yang juga sudah kehilangan keluarganya menyimpan perhatian lebih pada Palestine yang populer kuat serta gigih berjuang. Ia juga berjumpa dengan Adeeba, gadis berumur 8 th. yang mempunyai indera ke enam serta bisa lihat hari esok, tetapi banyak yg tidak meyakini Adeeba serta jadi menganggapnya hilang ingatan lantaran kehilangan ibu. Cuma Palestine serta Yanaan yang meyakini indera ke enam Adeeba. 
Palestine ditembak oleh serdadu Israel dibagian dadanya ketika lakukan tindakan pelemparan kotoran kuda yang dibuat jadi seperti batu di lokasi perbatasan pada Gaza serta Israel. Hidupnya makin terpuruk, koma dirumah sakit tidak ada keluarga yang temani. Cuma Yanaan serta Adeeba yang merawatnya dirumah sakit. Tetapi syukurlah, ia sukses selamat sesudah sadar dari komanya sepanjang sekian hari. 
Sementara itu, bapak Palestine di tangkap serta disiksa sampai sekarat oleh tentara Israel. Tentara Israel memanglah memperlakukan anggota pejuang Hamas yang tertangkap dengan begitu tak manusiawi. Tidak cuma itu, Israel juga membunuh rakyat sipil, wanita serta anak-anak yg tidak berdosa. Palestine juga sangat terpaksa membulatkan tekad turut dengan seseorang tentara Israel bernama Hebrew, tentara yang bahkan juga pernah menembak dadanya sampai ia koma cukup lama. 
Dengan luka tembakan yang masihlah terang membekas serta belum pulih, ia dibawa ke Jerusalem serta dijanjikan bakal berjumpa dengan ayahnya yang di ketahui ditahan di penjara Maskobbeya, Jerusalem. Nyatanya, bukannya dipertemukan dengan ayahnya, ia jadi ditelantarkan di Jerusalem dengan mata tertutup dan tangan serta kaki terikat. Untunglah ia diselamatkan oleh seseorang wanita tua, masyarakat Jerusalem. Walau masihlah belum dapat berjumpa dengan ayahnya, ia tetaplah kirim surat pada sang bapak, tak tahu bagaimana juga langkahnya. 

 Satu tahun lebih telah, penderitaan Palestine makin lama makin menjalar sesud bibinya tewas disiksa serta dipasung di penjara oleh tentara Israel. Jadi tambah komplit juga sesudah 31 Mei 2010, bapak Palestine, Yahded Haidar yang disebut ‘singa’ pasukan Hamas, tetapi hatinya senantiasa luluh waktu disebut-sebut keluarganya itu wafat dunia di penjara Maskobbeya, Jerusalem sesudah tentara Israel melepas anjing-anjing liar kedalam sel tahanan Yahded. Ia juga tewas dikonsumsi oleh anjing-anjing kelaparan yang memanglah berniat telah 3 hari tak di beri makan. Sedang pada hari yang sama, Palestine terkulai lemas serta terbujur kaku di kamp pengungsian Jabaliyah, Gaza. Gadis kecil itu, gadis pejuang intifadah yang senantiasa membawa batu didalam sakunya lantas melemparkannya sembari berkata ‘Laknat untuk Israel’ saat ini sudah tidak ada.
Miris, mengenaskan serta akan bikin hati bergetar hebat. Berikut yang bakal anda rasakan bila membaca novel cerdas serta mengharukan ini. Sungguh satu novel yang siap menggedor-gedor segi kemanusiaan pembaca.
Vanny Chrisma W. atau Fanni Krismawati, lahir pada 4 Desember 1983 serta pernah berkuliah di STIE Perbanas, Surabaya. Hobynya yaitu membaca serta menulis buku. Karyanya yang satu ini ‘Gadis Kecil di Pinggir Gaza’ tidak sama dengan novel yang dibuatnya terlebih dulu Hati Jasmine (2008) Maimunah (2009) Buku Biru (2010) Cerita Keluarga Tikus (2010) Narasi Satu Pensil (2010).
Novel ini dihidangkan dengan betul-betul cerdas. Bukunya juga enteng serta gampang dibawa-bawa. Dari judulnya, pembaca telah tertarik dengan membaca judulnya dan lihat covernya.
Dengan mengusung topik kemanusiaan yang ada dalam novel ini, bikin novel ini begitu menarik serta pas di baca untuk semua kelompok dari mulai remaja hingga orang dewasa.
Alur yang dipakai dalam novel ini yaitu alur maju. Alurnya juga susah ditebak, menarik serta betul-betul bikin rasa penasaran berlabuh. Tetapi ada bagian-bagian di mana penulis melukiskan tokoh lain yang tidak sama, ada ditempat lain, sedikit mengulang tanggal. Misalnya : di bagian atau bab ke empat, dikisahkan nasib Palestine yang tengah ada di kamp pengungsian Jabaliyah terdaftar 3 Januari 2009, sedang di bagian ke enam, mengulang tanggal 27 Desember 2008 dengan bercerita serta melukiskan sosok bapak Palestine, Yahded Haidar yang ada di Perbatasan Rafah.
Sudut pandang dalam novel ini juga begitu menarik dengan melukiskan tokoh Palestine serta sebagian orang paling dekatnya.
Gaya bhs yang dipakai juga sangat menarik, kalimat yang di buat oleh penulis begitu bijak serta menarik. Seolah benar-banar berhasil melukiskan tokoh-tokoh yang ada didalam narasi. Tetapi, terdapat banyak kalimat asing yang kadang-kadang susah dipahami, seperti ada terdaftar bhs Arab, Bhs Perancis serta bhs asing yang lain.
Penokohan pada tokoh yang di buat juga begitu khusus serta begitu sukses melukiskan mengenai sosok yang menginginkan dikisahkan penulis.
Novel ini begitu banyak terkandung amanat. Amanat yang tersurat ataupun tersirat dalam novel ini adalah kebanyakan orang menyukai perdamaian serta tak bisa ada peperangan didunia ini. Pembaca dapat juga belajar dari tokoh Palestine, seseorang gadis kecil yang begitu sabar hadapi cobaan dalam kehidupannya. Didalam mengarungi hidup ini, kita mesti bersabar dalam hadapi semua cobaan serta kekerasan hidup. Juga berikan motivasi pembaca untuk dapat hidup mandiri serta tak pernah menyerah dalam mengarungi kehidupan.
Unsur ekstrinsik novel itu, bisa diliat dari latar belakang agama yang diyakini oleh penulis yakni agama Islam. Lantaran didalam novel itu ada banyak potongan ayat-ayat Al-Qur’an, dan bukti lain yang tunjukkan latar belakang agama sang penulis.

KELEBIHAN serta KELEMAHAN
KELEBIHAN : novel ini adalah novel yang begitu menarik, penuh dengan cerita rasa sedih serta yang bisa bikin air mata jatuh berderai serta bikin kita terhanyut waktu membacanya. Berikan pesan serta amanat yang mendalam supaya kita tetaplah sabar, tabah serta tidak mudah menyerah pada semua cobaan yang menimpa. Style bhs yang dipakai juga begitu menarik serta sukses melukiskan tokoh-tokoh yang ada pada narasi. Alur, sudut pandang dan penokohannya juga memang sungguh-sungguh menarik dalam melukiskan cerita hidup seseorang Palestine.
KELEMAHAN : kelihatannya susah untuk mencari kekurangan dari novel itu. Tetapi bila begitu diamati, ada bagian-bagian di mana penulis melukiskan tokoh lain yang tidak sama, ada ditempat lain, sedikit mengulang tanggal. Dan terdapat banyak kalimat dari bhs asing yang susah dipahami. Umpamanya ada banyak kata dengan bhs Arab, Perancis, Korea, dan sebagainya. Satu lagi, kekurangannya ada pada permasalahan saat penerbitan. Bila saja buku ini terbit lebih awal, berbarengan dengan hebohnya berita di media mengenai agresi Israel ke Palestina, novel ini tentu lebih laku terjual di market serta lebih populer dari pada saat ini.

KESIMPULAN
Novel ‘GADIS KECIL DI TEPI GAZA’ ini betul-betul menarik dan layak di baca untuk semua tingkatan umur. Rangkuman akhir dari resensi ini, kalau buku ‘Gadis Kecil di Pinggir Gaza’ betul-betul layak untuk diterbitkan, di sebarluaskan, dan di baca.


0 Response to "Resensi Novel Populer " Gadis Kecil Diujung Gaza" Lengkap"

Posting Komentar