Makalah Kependudukan Jepang di Indonesia Lengkap
Alhamdulillah Rabbil Alamin, kata terindah sebagai ungkapan
rasa syukur penulis atas petunjuk dan rahmat Allah SWT, sehingga penulis mampu
menyelesaikan Makalah ini. Kesempurnaan hanyalah milik yang Maha Sempurna, Allah SWT. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun sangatlah
penulis perlukan demi kesempurnaan penulisan Makalah ini.
Penulis menyadari pula
bahwa dalam penyusunan Makalah tidak terlepas dari dukungan, bimbingan
dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada yang terhormat :
1. GuruPembimbing yang
telah membantu dalam penyusunan tema makalah ini.
2. Orang tua kami yang senantiasa memberi dukungan moral maupun materi kepada
kami.
3. Teman-teman yang telah banyak memberikan masukan dalam menyusun Makalah ini, dan
4. Semua pihak yang bersedia kami wawancarai guna meminta pendapat dan
sarannya dalam menyusun karya ilmiah ini.
Dan akhirnya kepada
Allah jualah penulis memohon balasan yang berlipat ganda, semoga Makalah ini dapat berguna dalam perkembangangan kreativitas dan peningkatan
aktivitas bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 2
A. Awal Kedatangan
Jepang................................................................................ 2
B. Dampak Pendudukan Jepang Di
Indonesia..................................................... 2
C. Organisasi-organisasi yang ada pada masa
pendudukan Jepang Di Indonesia 4
D. Keberadaan
Jepang di Indonesia sampai dengan meletusnya Bom di Hirosima
dan Nagasaki.................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 8
A. Kesimpulan......................................................................................................... 8
B. Saran.................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bulan Oktober 1941,
Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe Fumimaro sebagai Perdana Menteri
Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Tambelang tidak
menghendaki melawan beberapa kecamatan sekaligus, namun sejak pertengahan tahun
1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi
sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara.
Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka
butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang. Admiral
Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang
yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua
operasi besar.
Perang Pasifik ini
berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur,
termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hindia Belanda adalah
untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung
potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat
penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai
sumber minyak utama.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal
kedatangan Jepang di Indonesia?
2. Apa saja dampak
pendudukan Jepang di Indonesia
3. Organisasi-organisasi
apa saja yang dibentuk di Indonesia ketika pendudukan Jepang?
4. Bagaimana keadaan
jepang di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1.
Bagaimana awal kedatangan Jepang di Indonesia?
2.
Apa saja dampak pendudukan Jepang di Indonesia
3.
Organisasi-organisasi apa saja yang dibentuk di Indonesia
ketika pendudukan Jepang?
4.
Bagaimana keadaan jepang di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Awal Kedatangan Jepang
Pada
tanggal 8 Maret 1942, Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer (Gubernur
Jenderal Belanda), Letnan Jenderal Ter Poorten (Panglima tentara Hindia
Belanda), serta pejabat tinggi militer dan seorang penerjemah pergi ke
Kalijati. Dari pihak Jepang hadir Letnan Jenderal Imamura. Dalam pertemuan itu,
Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Dengan demikian, secara resmi masa
penjajahan Belanda di Indonesia berakhir. Jepang berkuasa di Indonesia. Bukan
kemerdekaan dan kesejahteraan yang didapat bangsa Indonesia. Situasi penjajahan
tidak berubah. Hanya kini yang menjajah Indonesia adalah Jepang.
B.
Dampak Pendudukan
Jepang Di Indonesia
a. Bidang politik
Sejak awal
pemerintahannya, Jepang melarang bangsa Indonesia berserikat dan berkumpul.
Oleh karena itu, Jepang membubarkan organisasi-organisasi pergerakan nasional
yang dibentuk pada mas Hindia Belanda, kecuali MIAN. MIAI kemudian dibubarkan
dan digantikan dengan Masyumi. Para tokoh pergerakan nasional pada masa
pendudukan Jepang mengambil sikap kooperatif. Dengan sikap ini, meraka banyak
yang duduk dalam badan-badan yang dibentuk oleh pemerintah Jepang, seperti
Gerakan 3 A, Putera, dan Cuo Sangi In. Selain itu, para tokoh pergerakan
nasional juga memanfaatkan kesatuan-kesatuan pertahanan yang dibentuk oleh
Jepang, seperti Jawa Hokokai, Heiho, Peta, dan sebagainya.
b. Bidang ekonomi
Jepang berusaha
untuk mendapatkan dan menguasai sumber-sumber bahan mentah untuk industri
perang. Jepang membagi rencananya dalam dua tahap.
1. Tahap penguasaan,
yakni menguasai seluruh kekayaan alam termasuk kekayaan milik pemerintah Hindia
Belanda.
2. Tahap penyusunan
kembali struktur ekonomi wilayah dalam rangka memenuhi kebutuhan perang. Sesuai
denga tahap ini maka pola ekonomi perang dirancanakan bahwa setiap wilayah
harus melaksanakan autarki. Autarki, artinya setiap wilayah harus mencukupi
kebutuhan sendiri dan juga harus dapat menunjang kebutuhan perang. Romusa
mempunyai persamaan dengan kerja rodi atau kerja paksa pada zaman Hindia
Belanda, yakni kerja tanpa mendapatkan upah.
c. Bidang Birokrasi
Pada pertengahan
tahun 1943, kedudukan Jepang dalam Perang Pasifik mulai terdesak, maka Jepang
memberi kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk turut mengambil bagian dalam
pememerintahan negara. Untuk itu pada tanggal 5 September 1943, Jepang
membentuk Badan Pertimbangan Karesidenan (Syi Sangi In). Banyak orang Indonesia
yang menduduki jabatan-jabatan tinggi dalam pemerintahan, seperti Prof. Dr.
Husein Jayadiningrat sebagai Kepada Departemen Urusan Agama (1 Oktober 1943)
dan pada tanggal 10 November 1943 Sutardjo Kartohadikusumo dan R.M.T.A Surio
masing-masing diangkat menjadi Kepala Pemerintahan (Syikocan) di Jakarta dan
Banjarnegara.
d. Bidang Militer
Awal 1943, keadaan
Perang Pasifik mulai berubah, Ekspansi tentara Jepang berhasil dihentikan
Sekutu dan Jepang beralih dikap bertahan. Kerana sudah kehabisan tenaga
manusia, Jepang menyadari bahwa mereka memerlukan dukungan dari penduduk
masing-masing daerah yang diduduki, Pemerintah militer Jepang mulai memikirkan
pengerahan pemuda-pemudi Indonesia guna membantu perang melawan sekutu. Jepang
lalu membentuk kesatuan-kesatuan pertahanan sebagai tempat penggembleng pemuda-pemudi
Indonesia di bidang kemiliteran. Pemuda yang tergabung dalam berbagai kesatuan
pertahanan menjadi menjadi pemuda-pemuda yang terdidik dan terlatih dalam
kemiliteran. Dalam perjuangan untuk merebut kemerdekaan dan perjuangan
mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di kemudian hari, pelatih militer ini akan
sangat berguna.
e. Bidang Kebudayaan
Pada masa Jepang,
bidang pendidikan dan kebudayaan diperhatikan dan bahasa Indonesia mulai di
pergunakan. Bahasa Indonesia dijadikan sebagai pelajaran utama, sedangkan bahasa Jepang dijadikan
sebagai bahasa wajib. Dengan semakin meluasnya penggunaan bahasa Indonesia,
komunikasi antarsuku di Indonesia semakin intensif yang pada akhirnya semakin
merekatkan keinginan untuk merdeka. Pada tanggal 1 April 1943 dibangun pusat kebudayaan
di Jakarta, yang bernama "Keimin Bunka Shidoso".
C.
Organisasi-organisasi
yang ada pada masa pendudukan Jepang Di Indonesia
1. Gerakan 3A
Isinya Nippon
Cahaya Asia, Nipon Pelindung Asia, Dan Nippon Pemimpin Asia. Namun gerakan yang
dipimpin oleh Mr. Syamsudin ini tidak mendapakan simpati rakyat Indonesia.
Gerakan ini hanya bertahan beberapa bulan, dan pada Desember 1942 dibubarkan.
2. Putera
Untuk menarik
simpati rakyat Indonesia, Jepang menawarkan kerjasama kepada tokoh-tokoh
pergerakan nasional, seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Sutan Syahrir.
Mereka yang sebelumnya berada dalam penahanan pemerintah Hindia Belanda,
kemudian dibebaskan oleh Jepang. Tawaran kerjasama ini dinilai oleh tokoh-tokoh
pergerakan nasional tersebut lebih menguntungkan perjuangan untuk kemerdekaan
dari pada melakukan perlawanan.
3. Jawa Hokokai
Karena putera
dianggap hanya bermanfaat bagi pihak Indonesia, Putera akhirnya dibubarkan dan
diganti dengan organisasi baru yaitu Jawa Hokokai atau kebaktian masyarakat
jawa. Jawa Hokokai dijadikan sebagai organisasi resmi pemerintah pada tanggal 1
Januari 1944. Para pemimpin tertinggi adalah orang Jepang seperti Gunseikan
(kepala pemerintahan militer), tingkat daerah dipimpin oleh Syucokan (residen).
Kaum nasionalis disisihkan dan diberi jabatan baru dalam pemerintahan. Kegiatan
mereka diawasi, komunikasi dengan rakyat dibatasi. Organisasi ini didirikan
Jenderal Kumakichi Harada.
4. MIAI (Majelis Islam
Ala Indonesia)
Walaupun Jepang
mengekang aktivitas semua kaum nasionalis, namun golongan nasionalis islam
mendapat kelonggaran karena dianggap paling anti barat dan lebih banyak
bergerak dalam kegiatan keagamaan. MIAI diperbolehkan tetapi berdiri namun
kegiatannya dibatasi hanya sebagai Baitul Mal (badan mal) dan menyelenggarakan
kegiatan hari besar islam. Organisasi ini ternyata mendapat dukungan dan
mendapat simpati dari umat islam, sehingga pertumbuhannya sangat pesat. Para
pengikut miai diawasi, dan untuk mengendalikan kegiatannya pemerintah Jepang
melakukan pelatihan bagi mereka yang dianggap mempunyai pengaruh besar terhadap
lingkungan.
5. Masyumi (Masyarakat
Syuro Muslimin Indonesia)
MIAI yang dianggap
sebagai organisasi resmi masih tidak memuaskan Jepang, akhirnya dibubarkan dan
diganti dengan Masyumi yang dipimpin oleh Kh. Hasyim Asyari, Kh. Mas Mansyur,
Kh. Farid Ma’ruf, Kh. Hasyim, Karto Sudarmo, Kh. Nachrowi dan Zainul Arifin.
Dengan pembentukan
berbagai kerjasama itu pemerintah Jepang berhasil mengekang berbagai kegiatan
pergerakan nasional. Namun demikian pemerintah militer Jepang tetap tidak dapat
mengekang perkembangan kesadaran nasionalisme bangsa Indonesia.
6. Organisasi semi
militer
Untuk memenuhi
kekurangan prajurit Jepang di medan pertempuran pada bulan April 1943 didirikan
dua organisasi pemuda yaitu :
a. Seinendan (barisan
pemuda) : dengan tujuan menjaga dan mempertahankan tanah air
b. Keibodan (pembantu
polisi) : dengan tujuan membantu tugas polisi.
7. Organisasi Militer
Pada tanggal 3
Oktober 1943, dikeluarkan keputusan pembentukan tentara pribumi dengan nama
pasukan sukarela pembela tanah air (Bo Ei Gyugun) disingkat PETA. Perhatian
pemuda untuk memasuki PETA cukup besar, khususnya mereka yang berasal dari
Seinendan dan Gakukotai.
D.
Keberadaan Jepang
di Indonesia sampai dengan meletusnya Bom di Hirosima dan Nagasaki.
Awal mula ekspansi
Jepang ke Indonesia didasari oleh kebutuhan Jepang akan minyak bumi untuk
keperluan perang. Menipisnya persediaan minyak bumi yang dimiliki oleh Jepang
untuk keperluan perang ditambah pula tekanan dari pihak Amerika yang melarang
ekspor minyak bumi ke Jepang. Langkah ini kemudian diikuti oleh Inggris dan
Belanda. Keadaan ini akhirnya mendorong Jepang mencari sumber minyak buminya
sendiri.
Pada tanggal 1
Maret 1942, sebelum matahari terbit, Jepang mulai mendarat di tiga tempat di
Pulau Jawa, yaitu di Banten, Indramayu, dan Rembang, masing-masing dengan
kekuatan lebih kurang satu divisi. Pada awalnya, misi utama pendaratan Jepang
adalah mencari bahan-bahan keperluan perang. Pendaratan ini nyatanya disambut
dengan antusias oleh rakyat Indonesia. Kedatangan Jepang memberi harapan baru
bagi rakyat Indonesia yang saat itu telah menaruh kebencian terhadap pihak
Belanda. Tidak adanya dukungan terhadap perang gerilya yang dilakukan oleh
Belanda dalam mempertahankan Pulau Jawa ikut memudahkan pendaratan tentara
Jepang. Melalui Indramayu, dengan cepat Jepang berhasil merebut pangkalan udara
Kalijati untuk dipersiapkan sebagai pangkaan pesawat. Hingga akhirnya tanggal 9
Maret tahun Showa 17, upacara serah terima kekuasaan dilakukan antara tentara
Jepang dan Belanda di Kalijati.Menyerahnya Jepang pada bulan Agustus 1945
menandai akhir Perang Dunia II. Angkatan Laut Kekaisaran Jepang secara efektif
sudah tidak ada sejak Agustus 1945, sementara invasi Sekutu ke Jepang hanya
tinggal waktu. Walaupun keinginan untuk melawan hingga titik penghabisan
dinyatakan secara terbuka, pemimpin Jepang dari Dewan Penasihat Militer Jepang
secara pribadi memohon Uni Soviet untuk berperan sebagai mediator dalam
perjanjian damai dengan syarat-syarat yang menguntungkan Jepang. Sementara itu,
Uni Soviet juga bersiap-siap untuk menyerang Jepang dalam usaha memenuhi janji
kepada Amerika Serikat dan Inggris di Konferensi Yalta.
Pada 6 Agustus dan
9 Agustus, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Pada
9 Agustus, Uni Soviet melancarkan penyerbuan mendadak ke koloni Jepang di
Manchuria (Manchukuo) yang melanggar Pakta Netralitas Soviet–Jepang. Kaisar
Hirohito campur tangan setelah terjadi dua peristiwa mengejutkan tersebut, dan
memerintahkan Dewan Penasihat Militer untuk menerima syarat-syarat yang
ditawarkan Sekutu dalam Deklarasi Potsdam. Setelah berlangsung perundingan di
balik layar selama beberapa hari, dan kudeta yang gagal, Kaisar Hirohito
menyampaikan pidato radio di hadapan rakyat pada 15 Agustus 1945. Dalam pidato
radio yang disebut Gyokuon-hōsō (Siaran Suara Kaisar), Hirohito membacakan
Perintah Kekaisaran tentang kapitulasi, sekaligus mengumumkan kepada rakyat
bahwa Jepang telah menyerah.Pendudukan Jepang oleh Komando Tertinggi Sekutu
dimulai pada 28 Agustus. Upacara kapitulasi diadakan pada 2 September 1945 di
atas kapal tempur Amerika Serikat Missouri. Dokumen Kapitulasi Jepang yang
ditandatangani hari itu oleh pejabat pemerintah Jepang secara resmi mengakhiri
Perang Dunia II. Penduduk sipil dan anggota militer di negara-negara Sekutu
merayakan Hari Kemenangan atas Jepang (V-J Day). Walaupun demikian, sebagian
pos komando terpencil dan personel militer dari kesatuan di pelosok-pelosok
Asia menolak untuk menyerah selama berbulan-bulan bahkan hingga bertahun-tahun
setelah Jepang menyerah. Sejak kapitulasi Jepang, sejarawan terus berdebat
tentang etika penggunaan bom atom.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendudukan Jepang
di Indonesia dengan berlangsungnya perang Dunia kedua di kawasan Asia Pasifik,
(1941-1945) Jepang berambisi untuk menguasai negara-negara Asia dan merebutnya
dari negara-negara imperalis barat. Tujuannya selain untuk kepentingan
supremasi (keunggulan dan kekuasaan) Jepang juga menjadikan daerah-daerah di
asia sebagai tempat menanamkan modal, serta memasarkan hasil industrinya. Sejak
awal abad 20 Jepang telah menjadi negara industri dan mulai melaksanakan
imperialisme modern saat itu Jepang berhasil menduduki korea dan cina. Negara
raksasa cina didudukinya pada tahun 1937.Ketika Jepang menduduki indocina, pada
juli 1941 AS tidak menyetujui tindakan tersebut. Tindakan protes AS dilakukan
dengan menghentikan penjualan karet, baja lemepngan, minyak bumi dan lain-lain
yang sangat dibutuhkan jepang. Jepang memutuskan untuk menyerang daerah-daerah
koloni eropa di Asia Tenggara tujuannya untuk memperoleh barang-barang
kebutuhan perang.Akhirnya pada 11 januari Jepang mendarat di Indonesia yaitu
dirasakan kalimantan timur dan berhasil menduduki pulau kalimantan. Dari
kalimantan Jepang meneruskan serangannya ke jawa sebagai pusat bertahan
belanda, dan mulai menduduki daerah-daerah lainnya.
B.
Saran
Untuk menyempurnakan makalah ini,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca atau pihak yang menggunakan
makalah ini. Berpegang pada prinsip tidak ada gading yang tidak retak dan tidak
ada final dalam ilmu. Dengan kerendahan hati penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, dengan senang hati kritik dan saran dan pandangan
dari berbagai pihak untuk menyempurnakan makalah ini. Atas perhatiannya kami
ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.warnetgadis.com/2017/11/makalah-kependudukan-jepang-di-ndonesia.html
http://www.sejarah-negara.com/perlawan-peta-blitar-terhadap-jepang/
http://www.sejarah-negara.com/perlawan-peta-blitar-terhadap-jepang/
http://www.gurusejarah.com/2015/01/perang-melawan-tirani-jepang.html
www.sejarawan.com/170-latar-belakang-masuknya-jepang-ke-indonesia.html
www.sejarah-interaktif.blogspot.com/2011/12/latar-belakang-jepang-menguasai.html
Sumber : Istimewa
UNTUK VERSI SOFTCOPY (TULISAN + GAMBAR + EDIT + RAPI)
SILAHKAN HUBUNGI WARNET GADIS.NET / SMS
SIMPANG SMPN 1 SITIUNG, DHARMASRAYA
08777-07-33330 / 0853-6527-3605
HARGA BERSAHABAT
0 Response to "Makalah Kependudukan Jepang di Indonesia Lengkap"
Posting Komentar