Proses dan Gaya Pembuatan Keputusan Lengkap
Proses
Pembuatan Keputusan
Sebagaimana T. Hani
Handoko (2003) mengungkapkan bahwa banyak meneger yang harus membuat suatu
keputusan dengan metode-metode pembuatan keputusan informasi untuk memberikan
pedoman bagi mereka.
Tidak ada pendekatan
pembuatan keputusan yang dapat menjamin bahwa manajer akan selalu membuat
keputusan yang benar. Tetapi bagaimanpun juga, para manager yang menggunakan
suatu pendekatan yang rasional, intelektual, dan sistematik akan lebih berhasil
disbanding para manajer yang menggunakan pendekatan informasi.
Proses pembuatan
keputusan rasional hamper sama dengan proses perencanaan strategi yang mencakup
identifikasi dan diagnosis masalah, pengumpulan dan analisis data yang relevan,
pengembangan alternative-alternatif, penilaian berbagai alternative
penyelesaian, pemilihan alternative terbaik, implementasi keputusan dan
evaluasi terhadap hasil-hasil.
1.
Pemahaman dan perumusan masalah
Para manajer dapat
mempermudah identifikasi masalah dengan beberapa cara, antara lain : pertama,
manajer secar sistematis menguji hubungan-hubungan sebab-akibat, kedua, menajer
mencaripenyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan dari “normal” manajer
berkonsultasi dengan pihak-pihak lain yang mampu memberikan pandangan dan wawasan
yang berbeda tentang masalah atu kesempatan.
2.
Pengumpulan dan analisis data yang relevan
Manajer pertama
kali harus menetukan data-data apa yang akan dibutuhkan untukmembuat keputusan
yang tepat, dan kemudian mendapatkan informasi.
3.
Pengembangan alternative-alternatif
Sebelum menager
melakukan pengambilan keputusan, terlebih dahulu perlu dikembangkan beberapa
alternatif yang dapat dilaksanakan dan harus dipertimbangkan konsekuensi yang
akan terjadi dari masing-masing alternatif. Hal ini merupakan proses pencarian
dimana lingkungan intern dan ekstern yang relevan dengan organisasi diperiksa
untuk memberikan informasi yang dapat dikembangkan menjadi alternative yang
akan dipilih. Pencarian tersebut dilaksanakan dalam batas waktu dan biaya
tertentu, karena dengan hanya usaha besar tersebut dapat dikerahkan untuk
mengembangkan alternatif.
4.
Evaluasi alternatif
Setelah dilakukan
pengembangan alternative, maka alternative tersebut harus dievaluasi dan
dibandingkan. Pada setiap situasi keputusan, sasaran dalam mengambil keputusan
adalah mengambil alternative yang akan lebuh mnguntungkan dan yang paling kecil
kerugiannya. Hal ini menunjukkan pentingnya tujuan dan sasaran Karena dalam
memilih alternative, meneger sebagai pengambil keputusan harus dipedomani
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hubungan antara alternative keluaran
didasarkan pada tiga kondisi berikut :
a. kepastian,
maneger sebagai pengambil keputusan memiliki pengetahuan yang lengkap mengenai
kemungkinan keluaran dari setiap alternative.
b. ketidak pastian,
manager sebagai pengambil keputusan sama sekal tidak mengetahui kemungkinan
keluaran dari masing-masing alternative.
c. resiko, manager
sebagai pengambil keputusan memiliki sedikit prakiraan mengenai kemungkinan
keluaran masing-masing alternative.
Pengambilan
keputusan dengan resiko mungkin merupakan situasi yang paling sering dijumpai.
Dalam hal mengevaluasi, pada kondisi inilah para ahli statistika dan ahli
penelitian telah memberikan kontribusi penting kepada teori keputusan.
5.
Seleksi alternative
Seleksi alternative
dilakukan dengan maksud untuk memecahkan permesalahan sehingga mampu
merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan. Meskipun managemen sebagai
pengambil keputusan memilih alternative dengan harapan dapat mencapai sasaran,
tetapi pemilihan tersebut seharusnya tidak dipandang sebagai suatu
aktivitasyang mandiri.
6.
Implementasi keputusan
Setiap keputusan
memiliki karakteristik sedikit lebih dari suatu abstraksi, manakala keputusan tersebut
tersebut tidak diimplementasikan. Pilihan harus dilaksanakan secar efektif
untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan. Tidak mustahil apabila
terjadi keputusn yang baik dapat nenjadi jelek karena dalam mengoperasikannya
kurang baik. Implementasi keputusan merupakan aktivitas yang lebih penting dari
pada aktivitas nyata memilih alternative.
7. Evaluasi hasil keputusan
Implementasi hasil
keputusan harus dimonitir terus-menerus. Manajer harus mengevaluasi apakah
implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil-hasil yang
diinginkan. Pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat kontinu bagi
manajer dan merupakan tantangan yang harus dihadapi.
Gaya Pembuatan
Keputusan
Secara
teoritis ada 4 gaya pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang
pemimpin. Keempat gaya tersebut adalah:
1. Gaya Direktif
-Cenderung bersifat efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan
masalah
-Berfokus pada fakta dan penyelesaian masalah secara lebih cepat
-Cenderung berfokus jangka pendek
-Gemar menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan
kekeuasaan yang otokratik
2. Gaya Analitik
-Hasil keputusan didasarkan atas inputan hasil analisis
-Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif dibandingkan
gaya direktif
-Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama
-Menggambarkan pemimpin yang otokratik
3. Gaya Konseptual
-Memecahkan masalah dengan pandangan yang luas
-Suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa depan
-Melibatkan banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak
menggunakan intuisi dalam peng keputusan
-Berani mengambil resiko dan seringkali menemukan solusi yang kreatif
-Ketidakpastian dalam pengambilan keputusan
4. Gaya Perilaku
-Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat
-Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat
-Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada
kebahagiaan org lain
-Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan
tersebut akan berdampak kerugian pada orang lain.
Editing By : GADISNET
0 Response to "Proses dan Gaya Pembuatan Keputusan Lengkap"
Posting Komentar