Makalah Tentang Peran Pemuda dalam Perkembangan Moral di Masyarakat Lengkap
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah
SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah kewarganegaraan inidengan
judul “Peran Pemuda dalam
perkembangan Moral di Masyarakat”. Adapun maksud dilaksanakannya
penyusunan karya ilmiah ini tidak lain adalah untuk memenuhi tugas yang
ditugaskan kepada kami.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, dibutuhkan saran dan masukan para pembaca saran sehingga
isi karya ilmiah ini dapat lebih sempurna.Dan sebelumnya penulis memohon maaf
jika ada kesalahan cetak atau bahasa yang kurang baku di dalam karya tulis
ilmiah ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga
isi makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa sekarang dan yang
akan datang.
Penulis
KATA PENGANTAR
KATA
PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR
ISI................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1 Latar
Belakang Masalah............................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan
dan Manfaat Penulisan.................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1 Pendangkalan
Akidah dan Globalisasi......................................................................... 3
2.2
Penyebab Pendangkalan Akidah................................................................................. 4
2.3
Peran dan Sikap Pemuda dalam menghadapi
Perkembangan Moral di Masyarakat.......................................................................... 5
2.4
Upaya yang dihadapi dalam menghadapi
Perkembangan Moral di Masyarakat.......................................................................... 6
BAB
III PENUTUP......................................................................................................... 8
3.1
Kesimpulan................................................................................................................ 8
3.2
Saran......................................................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan globalisasi kehidupan yang telah bergulir bak
roda berputar, menggelinding dan mewarnai kehidupan masyarakat dunia. Corak
kehidupan itu pun beribas pada kehidupan masyarakat muslim. Corang-morengnya
ajaran Islam yang bercampur-aduk tidak bisa lepas dari peranan masyarakat Barat
yang berusaha mewarnai kehidupan umat Islam. Serta banyak peranan sarjanawan
islam yang didikan oleh Barat turut ikut andil dalam penghilangan atau
pengkaburan konsep-konsep ajaran Islam yang benar. Teknologi yang saat ini
semakin pesat perkembangannya, bisa mengikis moral dan akhlak umat dan merusak
sendi-sendi kehidupan berbangsa, benegara dan bermasyarkat. Untuk itu sangat
diperlukan adanya langkah-langkah antisipasi guna merespon segala dampak
negatif dari globalisasi. Yang dibutuhkan sekarang adalah peran pemuda dalam
menyikapi pendangkalan akidah akibat globalisasi.
Jika ditilik dari kesejarahan, bahwa Barat telah berusaha
melepaskan diri dari kehidupan beragama. Kehidupan yang terlepas dari
nilai-nilai agama, dan kehidupan yang mengedepankan akal manusia semata.
Pandangan hidup masyarakat hanya terhenti pada kehidupan keduniawiaan.
Keyakinan terhadap kehidupan setelah kehidupan dunia meluntur bersama ketidak
yakinan mereka pada nilai-nilai agama yang mereka anut.
Keyakinan yang kuat adalah yang dibutuhkan dalam beragama. Jika keyakinan
tersebut luntur dari jiwa-jiwa pemeluk agama, maka yang ada hanya sifat
keragu-raguan. Sebab kehidupan keagamaan tidak semuanya bisa diukur dengan akal
melainkan membutuhkan sebuah keyakinan bagi tiap pemeluknya.
Dan dikala keyakinan tersebut tidak tumbuh atau hilang dari
masyarakat Barat, maka mereka menafikan agama, dan banyak mereka yang
berpendapat bahwa ajaran agama hanya ilusi dan mimpi, agama adalah pelarian
bagi orang-orang yang malas dan agama hanyalah sebuah candu. Kehidupan
materialistis telah mewarnai jiwa-jiwa pemuda. Tuhan yang memiliki kekuatan dan
yang menguasai segala kehidupan telah hilang dari keyakinannya dan tergantikan
dengan kekuatan materi-materi. Jiwa mereka terisi dengan segala sesuatu harus
berupa material bukan hal-hal yang metafisika. Standar kebutuhan mereka bukan
pada nilai-nilai spiritual melainkan pada hal yang berbentuk nyata.
Banyaknya pelajar muslim yang belajar didunia Barat tentang
Islam, mengakibatkan tranformasi ilmu tanpa batas dan bercampur baurnya konsep
Islam dan Barat. Islam yang memiliki konsep penuh dengan nilai-nilai ketauhidan
dan kebenaran dalam menjalani kehidupan, lambat laun mulai dikikis sedikit demi
sedikit oleh para pelajar muslim yang menemba ilmu di dunia Barat. Konsep
moralitas berganti dengan konsep materialistis dengan penuh hawa nafsu dan
keinginan. Konsep ketuhanan beralih pada konsep kekuasaan pada akal.
Dalam hal ini, peran pemuda harus diperhatikan sebagai
generasi penerus bangsa yang juga menjadi patokan unuk perubahan dan mengatasi
pendangkalan akidah dan globalisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini “Peran Pemuda Seharusnya
dalam Menghadapi Pendangkalan Akiah dan Globalisasi” maka, identifikasi
permasalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
peran pemuda di masyarakat dalam menghadapi pendangkalan akidah akibat
globalisasi?
2. Bagaimana
cara dan sikap yang harus dilakukan para pemuda untuk mengatasi pendangkalan akidah
dan globalisasi tersebut?
3. Bagaimana
cara dan sikap yang harus dilakukan para pemuda untuk mengatasi pendangkalan akidah
dan globalisasi tersebut?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian
penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang
peduli terhadap pendangkalan akidah dan globalisasi yang terjadi. Berdasarkan
rumusan masalah diatas, tujuan dan manfaat penulisan ini sebagai berikut:
1. Mengetahui
fakta mengenai pendangkalan akidah dan globalisasi
2. Mengetahui
cara dan peran pemuda dalam menghadapi pendangkalan akidah dan globalisasi
3. Mengaplikasikan
peran yang harus dilakukan pemuda menghadapi pendangkalan akidah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendangkalan Akidah dan Globalisasi
Globalisasi sebenarnya dapat diartikan sebagai suatu
tindakan atau proses yang menjadikan sesuatu menjadi mendunia (universal), baik
dalam lingkup maupun aplikasinya, the act of process or policy making something
worldwide in scope or application menurut pengertian The American Heritage
Dictionary, dimana dalam persaingan bebas bentuk apapun, yang kuat akan bisa
bertahan dan yang lemah akan mati sendiri (Wardiman, 1997).
Ungkapan Ja’far Bin Abi Thalib, lihat Al Islam Ruhul
Madaniyah, Musthafa al Ghulayaini, terungkap sebagai berkiut, “Kunna nahnu
jahiliyyah, na’budul ashnam, wa na’kulul maitah, wa nuqat-ti’ul arham, wa
nusi-ul-jiwaar, wa nakkul ul qawiyyu minna dha’ifun minna,“ artinya: “Kami
masyarakat jahiliyyah, yang kuat dari kami berkemampuan menelan yang lemah di
antara kami.”
Kehidupan sosial jahiliyyah itu telah dapat diperbaiki
dengan kekuatan Wahyu Allah, dengan aplikasi syari’at Islam berupa penerapan
ajaran tauhid ibadah dan tauhid sosial. Ini suatu bukti tamaddun pendekatan
historik yang merupakan keberhasilan masa lalu (the glory of the past), sesuai
Firman Allah, “Demikian itulah umat sebelum kamu. Bagi mereka amal usahanya,
dan bagi kamu amal usahamu.” (Q.S. 2: 141)
Zaman senantiasa mengalami perubahan Begitulah Sunatullah.
Yang Kekal hanyalah Sunnatullah, aturan yang telah ditetapkan oleh Allah, Maha
pencipta. Memasuki alaf ketiga atau abad dua puluh satu, ditemui suatu
kenyataan, terjadinya lonjakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan pesat. Ditandai dengan lajunya teknologi komunikasi dan informasi.
Era globalisasi akan terjadi perubahan-perubahan cepat.
Dunia akan transparan, terasa sempit, dan seakan tanpa batas. Sehingga
terjadilah pendangkalan akidah. bHubungan komunikasi, informasi, transportasi
menjadikan satu sama lain menjadi dekat, sebagai akibat dari revolusi industri,
hasil dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.2 Penyebab Pendangkalan Akidah
Globalisasi menyangkut langsung kepentingan sosial
masing-masing negara.
Masing-masing akan berjuang memelihara kepentingannya, dan cenderung tidak akan
memperhatikan nasib negara-negara lain. Kecenderungan ini bisa melahirkan
kembali “Social Darwinism“. Dan ini kita rasakan kini dampaknya ketika dunia
dilanda ambruknya sistim ekonomi kapitalis yang berbuah dengan krisis financial
global.
Kondisi ini mirip dengan kehidupan sosial budaya masyarakat jahiliyah, antara
lain mengagungkan materi (berhala), mengabaikan kaedah-kaedah halal-haram,
memutus hubungan silaturrahim, berbuat anarkis dan kegaduhan terhadap masyarakat
(tetangga, bangsa, negara), yang kuat menelan yang lemah, dan disinilah terjadi
pendangkalan akidah yang besar-besaran.
Dampak Globalisasi yang menyebabkan
pendangkalan akidah:
1. Globalisasi
membawa banyak tantangan (sosial, budaya, ekonomi, politik dan bahkan
menyangkut setiap aspek kehidupan kemanusiaan).
2. Globalisasi
mengakibatkan penurunan moral bangsaakibat kemajuan yang tidak diimbangi dengan
spiritual.
3. Globalisasi
membawa perubahan perilaku, terutama pada generasi muda (remaja).
Masalah yang dihadapi kaum pemuda diantaranya:
Banyaknya
tawuran pelajar, pergaulan asusila dikalangan pelajar dan mahasiswa. Pornografi
yang susah dibendung. Kalangan remaja dijangkiti kebiasaan bolos sekolah,
kesukaan terhadap minuman keras, kecanduan terhadap ekstasi, menjadi budak
kokain dan morfin, kesukaan judi dalam urban popular culture, musro, world-wide
sing, dan sejenisnya. Para remaja cenderung bergerak menjadi generasi buih
terhempas dipantai menjadi dzurriyatan dhi’afan suatu generasi yang bergerak
menjadi “X-G” the loses generation dan tidak berani ikut serta didalam
perlombaan ombak gelombang samudera globalisasi.
Penyimpangan
perilaku menjadi ukuran atas kemunduran moral dan akhlak atau bisa disebut
terjadi pendangkalan akidah. Hilangnya kendali para pemuda, berakibat ketahanan
bangsa akan lenyap dengan lemahnya kaum muda.
Penyebab
Utama kesemuanya itu adalah akibat globalisasi yang tak seimbang dan tak
terkendali. Rusaknya sistem, pola dan politik pendidikan, hilangnya tokoh
panutan, berkembangnya kejahatan orang tua, luputnya tanggung jawab lingkungan
masyarakat, impotensi dikalangan pemangku adat, hilangnya wibawa ulama,
bergesernya fungsi lembaga pendidikan menjadi bisnis, profesi guru dilecehkan
dan lain-lain.
Terjadinya
dis-equilibrium (hilangnya keseimbangan moral), dalam tatanan kehidupan
bermasyarakat menyebabkan lahir krisis-krisis, krisis nilai, menyangkut etika
individu dan sosial berubah drastik, pada mulanya berpandangan luhur bergeser
kencang kearah tidak acuh, dan lebih parah mentolerir krisis konsep pergeseran
pandang (view) cara hidup, dan ukuran nilai jadi kabur. Sekolahan yang
merupakan cerminan idealitas masyarakat tidak bisa dipertahankan.
Krisis
kridebilitas dengan erosi kepercayaan. Pergaulan orang tua, guru dan muballig
dimimbar kehidupan mengalami kegoncangan wibawa. Krisis beban institusi
pendidikan terlalu besar. Tuntutan tanggung jawab moral sosial kultural
dikekang oleh sisitim dan aturan birokrasi. Kesudahannya, membelenggu dinamika
institusi, akhirnya impoten memikul beban tanggung jawab. Krisis relevansi
program pendidikan yang mendukung kepentingan elitis non-populis, tidak
demokratis. Orientasi pendidikan beranjak dari mempertahankan prestasi kepada
orientasi prestise, keijazahan.
Krisis
solidaritas, dan membesarnya kesenjangan miskin kaya, dan kesempatan
mendapatkan pendidikan tidak merata, kurangnya idealisme generasi remaja
tentang peran dimasa datang.
Pergeseran
budaya dengan mengabaikan nilai-nilai agama pastilah akan melahirkan tatanan
hidup masyarakat dengan penyakit sosial (masyrakat) atau PEKAT yang kronis, di
antaranya akan meruyak menjadi; kegemaran berkorupsi, akidahnya bertauhid namun
akhlaknya tidak mencerminkan akhlak Islami, dan melalaikan ibadah.
2.3 Peran dan Sikap Pemuda dalam
menghadapi Perkembangan Moral di Masyarakat
Pada hakekatnya semua perilaku a-moral tersebut lahir karena
lepas kendali dari nilai-nilai agama dan menyimpang jauh dan keluar dari alur
akhlak mulia, atau menjauh dari adat istiadat warisan leluhur dan budaya
bangsa. Kondisi seperti itu telah membawa perubahan buruk terhadap generasi
bangsa khususnya kaum muda dan menjadikan dunia pendidikan pada umumnya
mendapat cercaan.
Generasi muda akan menjadi aktor utama dalam pentas
kesejagatan (millenium ketiga). Karena itu, generasi muda (remaja) harus dibina
dengan budaya yang kuat berintikan nilai-nilai dinamik yang relevan dengan
realiti kemajuan di era globalisasi.
Generasi masa depan (era globalisasi) yang diminta lahir dengan budaya luhur
(tamaddun), berpaksikan tauhidik, kreatif dan dinamik, memiliki utilitarian
ilmu berasaskan epistemologi Islam yang jelas, tasawwur (world view) yang
integratik dan ummatik sifatnya (bermanfaat untuk semua, terbuka dan
transparan).
Perkembangan ke depan banyak ditentukan oleh peranan pemuda
sebagai generasi penerus dan pewaris dengan kepemilikan ruang interaksi yang
jelas menjadi agen sosialisasi guna menggerakkan kelanjutan survival kehidupan
ke depan.
Kita memerlukan generasi yang handal,
dengan beberapa sikap;
1. Daya
kreatif dan innovatif, dipadukan dengan kerja sama berdisiplin,
2. kritis
dan dinamis, memiliki vitalitas tinggi,
3. tidak
mudah terbawa arus, sanggup menghadapi realita baru di era kesejagatan.
4. memahami
nilai-nilai budaya luhur,
5. siap
bersaing dalam knowledge based society
6. punya
jati diri yang jelas, hakekatnya adalah generasi yang menjaga destiny,
7. individu
yang berakhlak berpegang pada nilai-nilai mulia iman dan taqwa,
8. motivasi
yang bergantung kepada Allah, yang patuh dan taat beragama akan berkembang
secara pasti menjadi agen perubahan,
9. memahami
dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam sebagai kekuatan spritual, yang
memberikan motivasi emansipatoris dalam mewujudkan sebuah kemajuan
fisik-material, tanpa harus mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan.
2.4 Upaya yang dihadapi dalam menghadapi
Perkembangan Moral di Masyarakat
Sangat dipahami, bahwa kekuatan hubungan ruhaniyah spiritual
emosional dengan iman dan taqwa akan memberikan ketahanan bagi umat. Hubungan
ruhaniyah ini akan lebih lama bertahan daripada hubungan struktural fungsional.
Generasi ke depan wajib digiring menjadi taat hukum.
Upaya ini dapat dilakukan dengan
cara ;
1. memulai
dari lembaga keluarga dan rumah tangga, memperkokoh peran orang tua, ibu bapak
, terutama kaum muda.
2. fungsionalisasi
peranan ninik mamak dan unsur masyarakat secara efektif,
3. memperkaya
warisan budaya dengan setia mengikuti dan mempertahankan, bertumpu kepada cita
rasa patah tumbuh hilang berganti
4. menanamkan
aqidah shahih (tauhid), dan istiqamah pada agama yang dianaut,
5. menularkan
ilmu pengetahuan yang segar dengan tradisi luhur.
6. Apabila
sains dipisah dari aqidah syariah dan akhlaq akan melahirkan saintis tak
bermoral agama, konsekwensinya ilmu banyak dengan sedikit kepedulian.
7. Menanamkan
kesadaran tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban asasi individu secara amanah,
8. penyayang
dan adil dalam memelihara hubungan harmonis dengan alam,
9. melazimkan
musyawarah dengan disiplin dan
10. bijak
memilih prioritas pada yang hak sebagai nilai puncak budaya Islam yang benar.
Sesuatu akan selalu indah selama benar.
Budaya
adalah wahana kebangkitan bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh
kekuatan budayanya. Generasi yang mampu mencipta akan menjadi syarat utama
keunggulan. Keutuhan budaya bertumpu kepada individu dan masyarakat yang mampu
mempersatukan seluruh potensi yang ada.
Sungguh
suatu nikmat yang wajib disyukuri. “Lain syakartum la adzidannakum“, bila kamu
mampu menjaga nikmat Allah (syukur), niscaya nikmat itu akan ditambah.
Di sini peran yang amat crusial dari Sinerjitas yang mesti terbangun antara
Ulama dan Umarak didalam mengatasi kemelur penyakit masyarakat karena dampak
Globalisasi ini dengan mengamalkan bimbingan Agama Islam.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
uraian bahasan “Peran Pemuda Seharusnya dalam Menghadapi Pendangkalan Akidah
dan Globalisasi” dapat disimpulkan bahwa :
1. Kemerosotan
Umat Islam terutama kaum pemuda, yang begitu berat ini tidak lain merupakan
akibat dari jauhnya kaum muslimin terhadap sistem Islam yang telah di jalankan
oleh Nabi SAW ketika beliau mendirikan Negara Madinah. Islam telah dilupakan
bahkan dianggap tidak relevan lagi bagi kaum muslimin.
2. Pemuda
islam perlahan-lahan terperosot dalam jebakan barat dan adanya globalisasi,
yakni rusaknya akidah, moral, akhlak dan sebagainya.
3. Umat
Islam terpecah-belah menjadi negara-negara yang tidak memiliki kekuatan dan di
dominasi oleh barat.
4. Solusi
satu-satunya untuk berbagai masalah ini adalah mengembalikan Islam sebagai
sistem hidup yang mengatur kehidupan kita, baik dalam individu, masyarakat, dan
negara.
3.2. Saran
Berdasarkan uraian di atas, kami sebagai penulis menyarankan
kepada kaum pemuda sebagai generasi penerus bangsa, untuk bisa memerankan
dirinya sebagai pemuda yang berakhlak baik dan tidak terpengauh oleh dampak
buruk dari globalisasi dunia. Para pemuda dapat mengisi waktu dalam kegiatan
positif yang dapat meningkatkan akidah, sehingga nantinya peran pemuda akan
sangat bebarti dalam mengatasi pendangkalan akidah dan globalisasi juga dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan berbangsa dan beragama. Para pemuda
diharapkan bisa menjadi patokan untuk perubahan bangsa ke arah positif dengan
memperbaiki akidah.
Para pemuda dapat memanfaatkan makalah ini sebagai bahan
menambah pengetahuan dalam akidah dan globalisasi. Para peneliti dapat memanfaatkan
makalah ini sebagai kajian awal untuk melakukan perubahan dalam menghadapi
pendangkalan akidah dan globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
0 Response to "Makalah Tentang Peran Pemuda dalam Perkembangan Moral di Masyarakat Lengkap"
Posting Komentar