Peradaban Mesir Kuno, Yunani Kuno, Lembah Sungai Nil
1. Letak geografis Peradaban Yunani Kuno
d. Pytagoras
Wilayah Yunani merupakan wilayah
maritim artinya wilayah tersebut dikelilingi oleh laut, kecuali sebelah Utara
yang berbatasan dengan Yugoslavia, Bulgaria, dan Turki, sedangkan di bagian
Barat berbatasan dengan Laut Ionia, bagian Selatan dengan Laut Tengah dan
bagian Timur dengan Laut Aegea. Selain dikelilingi laut, di wilayah Yunani
terdapat pegunungan kapur dengan lembah-lembah yang terjal. Kondisi ini
membentuk kelompok-kelompok masyarakat yang terpisah-pisah dan mandiri. Keadaan
geografis ini menciptakan bangsa Yunani kuno hidup sebagai pedagang, walaupun
tanahnya yang kurang subur sebagian di antaranya hidup sebagai petani gandum.
Bangsa asli yang mendiami wilayah
Yunani adalah bangsa Akaia, beberapa lama kemudian berdatangan
secara bergelombang bangsa-bangsa dari wilayah lain, seperti Achean
(1500-1300 SM), Aeolia (2000 SM), Ionia (1400 SM)
dan Doria (1150 SM). Sebelum kedatangan bangsa asing, Akaia telah
memiliki peradaban yang maju, di antaranya dikenal dengan nama Peradabanminos.
Percampuran bangsa Achean dengan
bangsa Akaia menghasilkan kebudayaan kuno yang berpengaruh terhadap kebudayaan
pada generasi berikutnya dan meluas ke berbagai wilayah di Eropa, salah satunya
adalah kepercayaan kepada banyak dewa.
Parthanon, hasil budaya Athena kuno.
|
a) Peradaban Pulau Kreta
Kebudayaan yang ditemukan di Pulau
Kreta adalah kebudayaan Minos (Minoa). Nama Minos diambil dari nama raja yang
pernah berkuasa, yakni Raja Minos. Kebudayaan ini terlahir dari
penduduk asli orang Yunani. Kebudayaan Pulau Kreta menyisakan bangunan-bangunan
tua tersusun dengan tata kota yang rapih.
Peninggalan kebudayaan Pulau Kreta
ditemukan pada tahun 1900 oleh Sir Arthur Evans saat dilakukan
penggalian istana Knossos. Istana Knossos dibuat dengan indah
yang di dalamnya terdapat ruang pertemuan antarmenteri.
Selain itu, keberadaan peradaban ini
didapat pada cerita Yunani Kuno, Odysseus karangan Homerus. Di
dalam ceritanya digambarkan bahwa Kreta sebagai Kerajaan sembilan puluh kota
yang makmur. Sebagai negara maritim, masyarakat Pulau Kreta sudah melakukan
perdagangan dengan negara-negara tetangga, seperti Mesir, Pulau Sicilia, Syria
dan AsiaKecil. Nama pelabuhan yang terkenalnya adalah Phaestus.
Bangsa Pulau Kreta sudah mengenal
tulisan, ini dibuktikan dengan penemuan tiga manuskrip. Huruf yang terdapat pada
manuskrip-manuskrip tersebut adalah pictograf, namun huruf tersebut masih sukar
dibaca tetapi 88 simbol di antaranya sudah dapat diterjemahkan oleh Michael
Ventris pada 1953.
Kepercayaan yang dianut oleh
masyarakat Pulau Kreta adalah Polytheisme, sebagai dewa utama
adalah Dewi Kesuburan atau Ibu Agung. Ibu Agung memiliki bawahan
yang bernama Velhanos, ia digambarkan sebagai sosok seorang
lelaki yang memiliki kekuatan luar biasa dan disamakan dengan kekuatan banteng.
b) Peradaban Pulau Mycenae
Selain ditemukannya kebudayaan Minos, para ahli
menemukan pula kebudayaan Pulau Mycenae. Penemuan kebudayaan tersebut
menunjukkan bahwa kebudayaan Mycenae mengalami kemajuan bersamaan dengan
kebudayaan Minos yang sedang mengalami kemunduran. Awalnya Mycenae merupakan
bagian dari kerajaan yang berada di Pulau Kreta, namun Mycenae mulai memainkan
peranan dalam perdagangan dan kemudian bangkit menjadi besar.
Walaupun hidup dalam zaman yang sama dengan Pulau
Kreta, Mycenae memiliki kebudayaan yang berbeda, ini dapat dilihat pada bentuk
bangunannya yang lebih kokoh. Pada tahun 1981 dilakukan penggalian bekas
kebudayaan Mycenae dan ditemukan sisa-sisa kota berlapis sembilan.
Lapisan yang dimaksud adalah tingkatan-tingkatan tanah yang ditandai dengan
bentuk sisa-sisa kota berbeda di setiap tingkatnya. Pada salah satu lapisan
tersebut diperkirakan sebagai kota Troya seperti yang diceritakan Homerus dalam
buku Illyas.
4. Sparta
Secara geografis Yunani memiliki
jajaran pegunungan yang membentang ke segala penjuru. Dalam kondisi geografi
seperti ini, orang-orang Yunani hidup secara berkelompok, karena sukarnya
transportasi dan komunikasi maka setiap kelompok memperkuat daerahnya dan hidup
secara mandiri membangun sebuah negara kota yang mereka namakan polis. Polis
Sparta terlahir sejak kedatangan bangsa Doria yang jago
berperang datang ke Yunani di Lacottia, Peloponessos bagian Timur. Tahun
736-716 SM terjadi perang Messenia I, pada saat itu Sparta menyerang orang
Messania yang tinggal di sebelah Barat Peloponessos dan berhasil dikuasai.
Orang Messania dijadikan helot
(petani yang mengerjakan tanah negera). Tahun 650-630 terjadi Perang Messenia
II, kala itu terjadi pemberontakan orang Messenia yang ingin melepaskan dari
kekuasaan Sparta namun perang ini dapat ditumpas. Kekuatan Sparta menyebabkan
kekuasaannya semakin meluas di wilayah Peloponessos kecuali Argois dan Achaea.
Dalam keadaan seperti ini Sparta harus memperkuat dirinya dengan sistem
pemerintahan dan pertahanan yang kokoh dari serbuan para pemberontak.
Dengan alasan tersebut maka seorang
negarawan Sparta yang bernama Lycurgus menggariskan
pembaharuan terhadap peraturan dan undang-undang yang mesti ditaati oleh setiap
penduduk di wilayah Peloponessos. Di antaranya adalah peraturan
wajib militer bagi setiap anak laki-laki yang sudah menginjak umur 7 hingga 60
tahun tahun, sedangkan anak perempuan tidak diberlakukan demikian.
Sistem pemerintahan di Sparta memiliki corak seperti
berikut.
·
Kepala pemerintahan sekaligus
panglima militer adalah dua orang raja dengan kekuasaan tak terbatas dan
dilanjutkan secara turun menurun kepada anaknya.
·
Ephor adalah dewan yang terdiri dari
5 orang, bertugas membantu kepala pemerintahan. Pada kenyataanya Ephor yang
menjadi kepala pemerintahan yang sebenarnya.
·
Apella adalah dewan yang
berganggotakan semua warga negara Sparta.
·
Dewan Penatua adalah 28 anggota
dewan yang sudah berusia 60 tahun ke atas.
Dalam sidang dewan, Dewan Penatua
mengajukan usulan undang-undang kepada Apella, lalu Apella mempertimbangkan
usulan, masukan dan memutuskan, namun Dewan Penatua dapat memveto keputusan Apella
seandainya terjadi kejanggalan. Apabila tidak ditemukan titik temu maka Ephor
yang memutuskan.
5. Athena
a. Pemerintahan
Orang Athena adalah orang pendatang
dari bangsa Ionia, mereka tinggal di Attica. Dibandingkan dengan Sparta,
orang-orang Athena hidup lebih bebas dan dapat mengembangkan kemampuan dalam
bidangnya, seperti filsafat, seni pahat dan teater.
a. Thales
Dia terkenal sebagai ahli matematika dan astronomi.
Thales dikenal dengan perhitungannya tentang gerhana, menghitung ketinggian
piramida dan menghitung bayangannya. Selain itu Thales berpendapat bahwa bumi
ini berasal dari air.
b. Anaximander
Dia berpendapat bahwa segala apa
yang ada di dunia ini berasal dari bahan tunggal yang bukan air. Selain itu,
Anaximander berpendapat bahwa bumi itu seperti silinder yang mempunyai ukuran
lebih kecil daripada matahari.
c. Anaximenes
Dia berpendapat bahwa bahan pembentuk alam adalah
udara.
d. Pytagoras
Dia terkenal sebagai ahli
matematika, dia percaya bahwa segala sesuatu itu pada aturannya menurut
bilangan tertentu. Sehubungan dengan hal itu, Pytagoras berpendapat bahwa
melalui pengetahuan tentang bilangan, kita akan memahami tentangkenyataan.
Sistem pemerintahan di Athena diatur
oleh seorang negarawan yang bernama Solon (594 SM). Aturan yang
dibuat oleh Solon merupakan pengganti undang-undang buatan Draconia yang
ditentang oleh orang-orang golongan bawah dengan alasan merasa dirugikan. Untuk
menghindari pertumpahan darah, Solon mengatur perubahan undang-undang yang
telah ada dengan cara menghapus sistem perbudakan, memberi lahan garapan baru
kepada budak yang telah merdeka, petani gandum yang berutang banyak diberi
lahan baru untuk membudidayakan anggur dan membentuk lembaga pengadilan yang
telah dipilih oleh rakyat.
Untuk menjamin berjalannya
pemerintahan dengan benar, Athena memperkenalkan sistem pemerintahan demokrasi
dengan kekuasaan tertinggi berada di tangan para dewan eksekutif (archon)
sebanyak 9 orang yang dianggap mewakili rakyat. Dalam jalannya pemerintahan,
archon mendapat pengawasan ketat dari dewan pengawas (aeropagos) yang
merangkap sebagai ketua pengadilan.
Cleisthenes
memperkenalkan sistem ostracisme, yaitu hak warga Yunani untuk
mengganti dan mengasingkan penguasa yang dianggap berkuasa secara berlebihan.
Dengan demikian, pemerintahan pun mendapatkan pengawasan langsung dari
rakyatnya. Keadaan negara yang aman seperti ini, dimana hak setiap setiap warga
negara sama dan bebas mengeluarkan pendapat, Athena melahirkan para pemikir
yang ahli dalam bidang filsafat, hukum, tata negara bahkan matematika yang
dipakai hingga sekarang, seperti Plato, Socrates, Aristoteles,
Phytagoras, Hippocrates, dan lain-lain.
b. Perang Persia dan Yunani
Persia berhasil masuk dan menguasai
bagian Yunani tahun 556 SM, pada kala itu Persia dipimpin oleh Raja Cyrus.
Keberadaan orang Persia, tidak disenangi oleh orang-orang di wilayah Yunani.
Pada tahun 499 SM Aristogoras dan Milletus mencoba
melakukan pemberontakan dan dibantu oleh orang-orang Athena dan Eretria dengan
mengirim 25 buah kapal perang. Tetapi bantuan tidak mampu menandingi kekuatan
laut pasukan Persia, pemberontak-an tersebut dikalahkan. Kala itu Persia di
bawah pimpinan Raja Darius.
Keterlibatan Athena dan Eretna
diketahui oleh Darius maka tahun 492 SM dikirim pasukan laut
Persia untuk melakukan penyerangan ke Yunani. Penyerangan kali ini, Persia
mengalami kegagalan karena terjadi badai di Gunung Athos dan
menghancurkan kapal perangnya.
Usaha Darius terus dilanjutkan
dengan ekspedisi kedua pada tahun 490 SM. Saat itu, Persia menyerang Yunani
dari Laut Aegea dengan mendarat di Marathon dan menghancurkan Eretria
dan Athena. Di bawah pimpinan Miltiades, Athena berhasil
memukul mundur pasukan Persia dari Yunani. Pada masa inilah muncul cerita
Marathon, yaitu kisah seorang lelaki yang berlari sejauh 40 km untuk
mengabarkan berita kedatangan pasukan Persia di Marathon.
Pada tahun 490 SM terjadi ekspedisi
ketiga usaha ekspansi Persia ke Yunani melalui darat dengan jumlah pasukan yang
sangat besar, bahkan lebih banyak dari gabungan seluruh pasukan Yunani.
Akibatnya, keperkasaan dan perjuangan pasukan Yunani yang dipimpin oleh
Leonidas gagal menahan serangan Persia dari darat, bahkan pasukan Persia
berhasil menguasai dan membakar kota Athena.
Pada tahun 480 SM, kekuatan armada
laut Athena di bawah pimpinan Themistocles berhasil menghancurkan
kekuatan Persia di Salamis. Kemenangan ini merupakan awal dari kemenangan
Yunani atas Persia, dilanjutkan setahun kemudian giliran pasukan Sparta
mengalahkannya di Myclae.
c. Kejayaan Athena di Yunani
Kemenangan angkatan laut Athena saat
menghadapi pasukan Persia, menarik minat polis-polis di Yunani tertarik untuk
berkoalisi dengan Athena dan membentuk Liga Delia pada tahun 478 SM, Athena
sebagai ditunjuk pemimpin liga. Liga Delia mengubah kebijakan politik luar
negeri Athena terutama saat di bawah pimpinan Pericles, dengan
menjadikan liga sebagai kaki tangan Athena.
Pericles membuat peraturan perpajakan
yang dipungut dari polis-polis Liga Delia sehingga Athena mengalami kemajuan
yang pesat dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan. Kota Athena dipercantik
dengan berdirinya bangunan yang tinggi dan membuat benteng yang panjang dari Athena
ke Piraueus.
Pericles juga mengembangkan ilmu
pemerintahan demokrasi menjadi lebih baik dengan memberikan kebebasan setiap
individu untuk bekerja, mengeluarkan pendapat, dan menentukan pilihan hidiupnya
sendiri.
d. Kemunduran Athena di Yunani
Awal kemunduran Athena ditandai
dengan terjadinya perselisihan antara polis Corinthus dan Corcyca.
Athena bersama Liga Delia membantu Corcyca, sedangkan Corinthus membantu Liga
Peloponnessos. Kedua kekuatan polis di Yunani saling bersaing dan terjadilah
perang Peloponnessos (431-404 SM).
Perjanjian damai yang dilakukan
antara Athena dan Sparta tahun 421 tidak berarti bagi keduanya dan hanya bisa
bertahan selama 1 tahun. Persekutuan Sparta dengan Persia berhasil menurunkan
mental pasukan Athena, dan berhasil mengubah kejayaan Athena menjadi kehancuran
terutama setelah kekalahan perang di Aegosopotami tahun 405 SM.
Setahun kemudian dilakukan perjanjian damai, Athena sebagai pihak yang kalah
diharuskan merobohkan benteng panjang dan menjadi bagian dari koloni Sparta.
Perang Athena dan Sparta tidak
berhenti seketika, namun berjalan sangat panjang dan lama hingga kedua polis
tersebut sudah tidak memiliki kekuatan pertahanan lagi. Keadaan buruk ini tidak
hanya terjadi pada Athena dan Sparta, namun merebak sampai ke seluruh Yunani.
Sehingga dengan sendirinya, Yunani pun menjadi lemah tidak sekuat saat
menghadapi pasukan Raja Darius dari Persia.
Tidak adanya persatuan dan melemahnya
kekuatan di Yunani, dimanfaatkan oleh Raja Philipus, raja
Macedonia. Tahun 338 SM, Raja Philipus menyerang Yunani di wilayah kota
Chaerona, keberhasilannya meluas hingga ke seluruh kota di Yunani. Raja Philip
memiliki hasrat ingin menguasai Persia, namun usaha tersebut tak dapat
direalisasikannya karena terbunuh oleh pengawal pribadinya.
Iskandar
Zulkarnaen (Alexander Agung) putra Philip
melanjutkan cita-cita ayahnya untuk menguasai Persia. Perjalanannya ke Persia
dimulai dengan ditaklukannya negara Asia Kecil pada tahun 333 SM dan
dilanjutkan dengan menyerang Persia yang dipimpin Raja Darius III
di daerah Isos.
Kemenangan Macedonia atas Persia
tidak membuat Iskandar Zulkarnaen berhenti, namun ekspansinya dilanjutkan
hingga ke negara-negara di mesopotamia seperti Syria dan Palestina, lalu Mesir.
Di Mesir, Iskandar Zulkarnaen mendirikan sebuah kota yang dinamainya
Iskandariyah (Alexandria).
Tahun 330 SM, Iskandar Zulkarnaen
terus maju hingga ke India, namun karena ada penolakan dari pasukannya dengan alasan
kelelahan maka ekspansi dihentikan dan diputuskan kembali ke Susa, Persia.
Dalam perjalanan pulang Iskandar Zulkarnaen wafat di Babylonia,
peristiwa ini terjadi pada tahun 323 SM.
Penaklukan Kerajaan Macedonia ke
Persia menimbulkan terciptanya kebudayaan baru sebagai perpaduan kebudayaan
Yunani (Hellas) dengan Persia dan Mesir. Kebudayaan ini dinamakan dengan Hellenisme,
pusat kebudayaannya berada di kota Iskandariyah. Sepeninggalnya Iskandar
Zulkarnaen, Kerajaan Macedonia terbagi menjadi tiga negara kecil (diadochos)
yang masing-masing dipimpin oleh seorang jenderal. Ketiga kerajaan tersebut
antara lain:
(a) Kerajaan Mesir dipimpin oleh Ptolomeus,
meliputi Mesir Palestina dan Cyprus.
(b) Kerajaan Macedonia dipimpin oleh Antigonus,
meliputi Yunani, Balkan dan Asia Kecil.
(c) Kerajaan Syria dipimpin Seuleucos,
meliputi Syria, sebagian Asia Kecil, sebagian India.
Sejak peradaban awal sampai
kerajaan, masyarakat Yunani mempercayai banyak dewa. Dewa ini digambarkan
seperti manusia, tetapi memiliki kekuatan dan keindahan yang lebih dibandingkan
manusia dan hidup abadi. Dewa-dewa ini tinggal di Gunung Olympus,
dengan Dewa Zeus sebagai dewa tertinggi. Sebagai penghormatan,
dibuatlah Kuil Dewa Zeus yang ditempatkan di perbukitan Gunung Olympus.
Sosok dewa digambarkan sama dengan
kehidupan manusia, bisa saling berpasangan baik sifat (baik dan buruk) maupun
jenis kelaminnya (dewa dan dewi) bahkan saling berperang satu dengan lainnya.
Dewa-dewa yang dipuja disesuaikan dengan pilihan masing-masing atau berdasarkan
jenis usaha yang dijalani, misalnya Apollo sebagai dewa kesenian dan matahari,
Artemis sebagai dewi bulan dan pemburu, Area sebagai dewa perang, Athena
sebagai dewi kearifan dan ilmu pengetahuan, Poseidon sebagai
dewa laut, Demeter sebagai dewi tanaman, Hefaistus
sebagai dewa api, dan sebagainya.
Sebagai penghormatan orang Yunani
tidak banyak membangun kuil-kuil peribadatan, namun membuat altar peribadatan
dengan pendeta yang kebanyakan terdiri dari kaum perempuan. Olympiade
yang dikenal sekarang ini adalah sisa peninggalan kebudayaan Yunani kuno, pada
saat itu orang Yunani setiap 4 tahun sekali melakukan festival pertandingan
olahraga antar polis-polis.
Seni pahat dan bangunan menjadi
salah satu kebanggaan Yunani masa lalu dan sekarang. Peninggalan-peninggalanya
dibangun dengan gaya arsitektur yang tinggi juga kokoh, misalnya Acropolis yang
dibangun pada masa peradaban Mycenae, Epidaurus (gedung kesenian)
Kuil Pathenon (Kuil Dewi Athena), Kuil Erectheum.
Karya sastra yang ditulis lebih
banyak menceritakan tentang perjuangan (heroik), seperti Homerus yang mengarang
Illyas (penyerbuan ke Troya, sekitar tahun 11194 SM) dan Odyssea
(pengembaraan Odyssea setelah perang Troya), cerita perang Yunani dan Persia
karya Herodotus dan cerita tentang perang Sparta dan Athena karya Thuchydiades.
Tidak jarang pula ditemukan sastra
yang berisi cerita lucu karya Aristofane, dan cerita tragedi
karya Aiskhilos dan Sofokles. Dalam bidang ilmu
pengetahuan, orang Yunani yang menjadikan konsep
alam dan hidup keseharian manusia ke dalam bentuk filsafat. Filsafat ini berisi
penalaran dalam bentuk metode yang masuk akal (logis) dan penyelidikan suatu
objek pengamatan hingga ke bagian terkecil.
Tokoh-tokoh filsuf (ahli filsafat) asal Yunani yang
dikenal hingga sekarang di antaranya:
(a) Thales, adalah Bapak Pengetahuan Yunani yang
mengambil pelajaran astronomi dari Mesir dan Persia.
(b) Socrates, ahli etika dan kesusilaan.
(c) Plato, ahli bidang tata negara dan hukum.
(d) Pithagoras, ahli matematika dan ilmu ukur.
(e) Hippocrates, ahli kedokteran.
(f) Heraclitus, ahli ilmu pengetahuan alam.
Pada masa kekuasaan Iskandar
Zulkarnaen dari Macedonia, kebudayaan campuran antara Asia dan Eropa atau
kebudayaan Hellenisme berkembang dengan cepat dan sangat maju bila dibandingkan
dengan kebudayaan asalnya. Kota Iskandariyah merupakan pusat kebudayaan yang dibuat
oleh Iskandar Zulkarnaen mengasilkan ahli filsafat yang termasyhur yaitu
Erastothenes dan Aristarchus, keduanya merupakan
ahli dalam bidang astronomi dan geografi
Sejarah Peradaban Mesir Kuno
Sungai Nil terbentang dari
Pegunungan Kilimanjaro (Sudan) hingga Laut Tengah dengan panjang kira-kira 5000
km. Sungai ini merupakan hadiah bagi bangsa Mesir karena daerah di sekilingnya
adalah gurun pasir yang luas, apabila terjadi hujan akan terjadi bah yang
membawa lumpur-lumpur mineral. Dari lumpur inilah tanah sangat cocok untuk
dijadikan lahan bercocok tanam.
Keterasingan bangsa Mesir dengan
kondisi geografis yang sebelah kiri dan kanan Sungai Nil adalah Gurun Nubia
sangat tidak menguntungkan, namun mereka mampu bekerjasama dalam sebuah
kelompok yang tangguh dan menciptakan sebuah peradaban. Di lain sisi, kondisi
ini memberikan keamanan bagi bangsa Mesir dari serangan luar.
Kuil Dewa Horus.
|
Pola hidup bangsa Mesir sangat
menggantungkan diri kepada kondisi Sungai Nil, apabila musim hujan mereka akan
bercocok tanam dan apabila musim kemarau mereka akan menghindar. Kemampuan
bercocok tanam ini bertahan lama sampai jumlah populasinya bertambah banyak dan
mengharuskan bangsa Mesir mengembangkan sistem pengaturan air yang baik dan
bisa dipergunakan setiap saat. Adanya kerja sama antar individu membentuk
sebuah kelompok kecil dan berkembang menjadi kelompok besar yang memerlukan
sebuah aturan dalam organisasi yang teratur.
Bangsa Mesir mengenal banyak dewa
(politheisme), juga mengenal kepercayaan bahwa roh orang mati tidak akan
meninggal. Malah mereka mengenal hewan-hewan suci yang dianggap sakral, seperti
terlihat dalam beberapa lukisan dan patung hewan berkepala manusia dan manusia
berkepala hewan.
Dewa-dewa yang dipuja bangsa Mesir antara lain:
(a) Dewa Osiris sebagai dewa tertinggi
(b) Dewa Ra sebagai dewa matahari
(c) Dewa Thot sebagai dewa pengetahuan
(d) Dewa Horus, anak Dewa Osiris
(e) Dewa Amon sebagai dewa bulan
Sebagai penguasa kehidupan politik
dan keagamaan dipegang oleh firaun, Firaun (Pharaoh) ini diistimewakan karena
dianggap Dewa Horus, perantara manusia dengan dewa dan pemelihara Sungai Nil.
Sepanjang Lembah Sungai Nil terbagi dalam dua wilayah
yaitu Sungai Nil Hulu dan Sungai Nil Hilir, pada masing-masing daerah terbentuk
kelompok yang terpisah. Kedua wilayah ini dapat dipersatukan oleh Menes dengan
bentuk kerajaan dan beribukota Memphis pada tahun 3000 SM. Menes inilah yang
menjadi raja Mesir Kuno.
(a) Mesir Tua
Raja-raja Mesir diberi gelar Firaun
atau Pharaoh. Firaun memiliki hak yang tidak terbatas dengan tujuan memberi
kedamaian dan kemakmuran bagi bangsanya. Kerajaan Mesir Tua beribukota Memphis.
Pada zaman Mesir Tua, sudah dibangun makam-makam raja dalam bentuk piramid dan
patung dari batu. Piramid ini dibuat oleh rakyat karena kepercayaan bahwa raja
Mesir adalah titisan dewa.
Raja-raja yang termasyhur pada zaman
ini di antaranya Khufu, Kefre, dan Menkaure. Setelah raja-raja tersebut
meninggal, kondisi keamanan di Mesir menjadi lemah, hal ini disebabkan oleh
adanya perubahan kepercayaan rakyat bahwa raja adalah keturunan dewa dan
timbulnya kerajaan-kerajaan kecil.
(b) Mesir Pertengahan
Setelah terjadi perpecahan, Mesir
kembali disatukan oleh raja Sesotris III dari Thebe. Bahkan Sesotris III
mengembangkan wilayahnya dengan menguasai Nubia dan Palestina. Pada masa
pemerintahan Amenemhet III terjadi penambangan emas di Gurun Sinai dan
mendirikan kelompok besar istana yang dinamakan labyrinth.
Setelah kematian Amenemhet III,
muncul serangan dari bangsa Hykos yang berasal dari Palestina dan mereka dapat
menguasai Mesir. Kedatangan bangsa Hykos memperkenalkan teknologi peralatan
dari perunggu, seperti peralatan pertanian, senjata dan alat rumah tangga.
Bangsa Hykos menetapkan Kota Awaris sebagai ibukota Mesir yang baru.
(c) Mesir Baru (Muda)
Bangsa Mesir dapat merebut kembali
kekuasaannya dari bangsa Hykos. Raja yang paling berjasa dalam perebutan
kekuasaan dari bangsa Hykos adalah Firaun Ahmosis karena ia sendiri yang
memimpin serangan. Kekuasaan Mesir sempat meluas ke Babylonia, Assyria,
Cicillia, Cyprus pada saat kekuasaan Tutmosis II. Antara tahun 1367-1350 SM
pada masa pemerintahan Amenhotep IV atau Akhenaton dan Nefertiti mengajarkan
monotheisme kepada bangsa Mesir dengan menganggap Dewa Matahari sebagai
satu-satunya dewa.
Akibat adanya pertentangan dengan
para pendeta agama Amon, Amenhotep IV memindahkan ibukota dari Thebe ke Al
Amama. Setelah Amenhotep IV meninggal, perselisihan tentang agama tidak terjadi
lagi dan pendeta menunjuk Tut-Aankh-Amon atau Tutankhamon sebagai firaun dan
diharuskan tunduk kepada pendeta agama Amon. Kekuasaan Mesir akhirnya selalu
digantikan oleh negara lain yang menjatuhkannya. Ini terjadi sejak pemerintahan
Raja Ramses III (1198-1167 SM) berakhir.
a. Hieroglyph
Hieroglyph adalah nama huruf
kebudayaan Mesir Kuno. Bentuk hurufnya dalah piktograf dimana setiap gambar
mewakili satu huruf. Hieroglyph ini ditulis pada sebuah media kertas dari
papirus, tumbuhan, atau dipahat.
b. Astronomi
Kehidupan agraris banga Mesir
memengaruhi terhadap pengetahuannya yang tinggi. Untuk mengetahui waktu
bercocok tanam, panen atau berdagang dilihat dari siklus musim yang datang
setiap tahunnya.
c. Sistem pengawetan
Kepercayaan bahwa roh yang meninggal
masih tetap berada pada jasadnya apabila tidak rusak. Dari kepercayaan ini
timbul usaha untuk mengawetkan orang yang sudah meninggal dengan menggunakan
rempah-rempah atau ramuan lainnya supaya tidak tercium bau busuk.
d. Arsitektur
Peninggalan-peninggalan Mesir berupa
patung dan bangunan yang besar menunjukkan adanya teknologi pembuatannya,
apalagi semua ukuran patung dan bangunan tersebut berukuran besar, seperti
piramid (makam para firaun), sphinx (singa berkepala manusia sebagai lambang
kekuatan dan kebijaksanaan) dan obelisk (tugu batu untuk memuja Dewa Amon Ra).
Peradaban Lembah Sungai Nil
Peradaban Lembah Sungai Nil Sejarah
kebudayaan tertua di Benua Afrika dapat ditemukan di lembah sungai Nil.
Peradaban Lembah Sungai Nil di Mesir, Afrika, lahir disebabkan kesuburan tanah
di sekitar lembah sungai yang diakibatkan oleh banjir yang membawa lumpur. Hal
inilah yang menarik dan mendorong perhatian manusia untuk membangun kehidupan
dan peradaban. Sungai Nil terletak di negara Mesir sekarang.
Peradaban Lembah Sungai Nil disebut
juga dengan sebutan peradaban Mesir Kuno. Kebesaran dan kejayaan peradaban ini
masih dapat dilihat dari bangunan-bangunan bersejarah yang banyak terdapat di
Mesir saat ini seperti Piramida, Sphinx, dan Obelisk. Mesir merupakan sebuah
wilayah yang terletak di Afrika bagian Utara dan memiliki letak yang strategis
karena berada di jalur pertemuan antara Asia, Eropa, dan Afrika.
Sungai Nil yang mengalir di negara
ini merupakan sungai terpanjang di dunia. Sungai ini mengalir dari Afrika
tengah melewati Mesir dan bermuara di Laut Tengah. Sungai Nil bersumber dari
mata air yang terletak di daratan tinggi Afrika Timur. Sungai Nil adalah sungai
terpanjang di dunia yaitu mencapai 6400 kilometer. Sungai Nil bersumber dari
mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika Timur.
Ada empat negara yang dilewati Sungai
Nil, yaitu Uganda, Sudan, Ethiopia, dan Mesir. Herodotus menjuluki Mesir
sebagai Hadiah dari Sungai Nil. Hal itu didasarkan dari fakta bahwa peradaban
Mesir tumbuh dan berkembang karena kesuburan daerah-daerah di sekitar Sungai
Nil. Setiap tahun, Sungai Nil selalu banjir yang membawa lumpur ke daratan
Mesir. Banjir tersebut mengubah
padang pasir yang gersang menjadi lembah- lembah yang subur. Lebar Lembah
Sungai Nil itu berkisar antara 15-50 km. Pentingnya Sungai Nil bagi
perkembangan Peradaban Mesir Kuno dapat dilihat dari kota-kota besar dan kuno
Mesir seperti Kairo, Iskandaria, Abusir, dan Rosetta yang terletak di
delta-delta muara Sungai Nil. Delta-Delta yang luas itu terletak di muara
Sungai Nil dan tanahnya sangat subur. Sungai Nil yang besar dan panjang bukan
hanya digunakan untuk sumber pertaniaan, tetapi juga dipakai untuk lalu lintas
perdagangan dari dan keluar Mesir, serta jalur penghubung antara Laut Tengah
dan daerah pedalaman.
Ilmu pengetahuan dan teknologi
Bangsa Mesir terkenal memiliki teknologi dan
kebudayaan yang tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan berbagai bangunan
raksasa yang terdapat di Mesir. Selain itu, bangsa Mesir terkenal dengan
berbagai penemuannya sebagai berikut.
- Kemampuan untuk membuat alat-alat rumah tangga, senjata, dan peralatan hidup lainnya dari tanah liat dan logam.
- Sistem penanggalan kalender yang sudah berdasarkan perhitungan perputaran bumi mengitari matahari. Sistem kalender yang seperti itu membagi 1 tahun menjadi 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 30 hari. Peredaran bulan selama 29 2 1 hari. Karena dianggap kurang tetap, kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari, dan lamanya setahun adalah 365 hari, yaitu 12 ×30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka juga mengenal tahun kabisat. Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan sekarang yang disebut Tahun Syamsiah (sistem solar).
- Kemampuan membuat perhiasan dari logam mulia dan gading
- Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut hieroglyph berbentuk gambar. Tulisan Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk, maupun daun papirus. Huruf Hieroglyph terdiri atas gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan, dan benda-benda. Setiap lambing memiliki makna. Tulisan Hieroglyph berkembang menjadi lebih sederhana kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan demotis. Tulisan hieratic atau tulisan suci dipergunakan oleh para pendeta. Demotis adalah tulisan rakyat yang dipergunakan untuk urusan keduniawian misalnya jual beli.
Seni bangunan
- Piramida. Piramida adalah tempat yang digunakan untuk makam raja-raja Mesir yang terbuat dari batu yang disusun secara rapi dan menggunakan model punden berundak-undak. Di Kota Gizeh terdapat piramida yang berukuran tinggi 137 meter.
- Sphinx. Sphinx adalah patung manusia berkepala singa.
- Obelisk. Obelisk adalah tiang batu yang ujungnya runcing sebagai lambang pemujaan kepada roh. Obelisk juga dipakai sebagai tempat mencatat kejadian-kejadian
- Kuil. Untuk pemujaan terhadap dewa Amon-Ra, dibangunlah Kuil Karnak yang sangat indah pada masa Raja Thutmosis III.
Sistem kepercayaan
Masyarakat Mesir Kuno menyembah beberapa dewa
(politheisme) yaitu sebagai berikut.
- Dewa matahari yang disebut Amon (Mesir Selatan) dan Ra (Mesir Utara). Namun pada perkembangannya dewa matahari itu disebut Amon-Ra.
- Dewa peradilan di akhirat yaitu Dewa Osiris.
- Dewa Sungai Nil, yaitu Dewi Horus yang merupakan dewa kecantikan (Dewi Isis).
- Dewa Anubis, yaitu dewa kematian.
- Dewa Aris sebagai dewa kesuburan.
Masyarakat Mesir Kuno sudah
mempercayai tentang kehidupan sesudah mati. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan adanya mumi. Di balik mumi terkandung kepercayaan bangsa Mesir Kuno
tentang kehidupan setelah mati. Masyarakat Mesir Kuno berkeyakinan bahwa selama
jasadnya masih utuh, maka dia akan tetap hidup. Oleh karena itu, masyarakat
berusaha untuk mengawetkan mayat agar dia tetap hidup abadi. Alasan masyarakat
membuat mumi adalah bahwa manusia tidak dapat menghindar dari kehendak dewa
maut. Tetapi tidak semua masyarakat Mesir mayatnya diawetkan, biasanya mereka
yang yang diawetkan adalah para bangsawan dan raja.
Mayat-mayat yang diawetkan itu disimpan di dalam
piramida. Wujud kepercayaan yang berkembang di Mesir didasarkan pada pemahaman
sebagai berikut:
- Penyembahan terhadap dewa berangkat dari ide/gagasan bahwa manusia tidak berdaya dalam menaklukkan alam.
- Dewa yang disembah adalah dewa/dewi yang menakutkan seperti Dewa Anubis atau yang memberi sumber kehidupan. Dengan taat menyembah pada dewa, masyarakat Lembah Sungai Nil mengharap jangan menjadi sasaran maut.
Masyarakat
Masyarakat Mesir Kuno terdiri atas beberapa lapisan
masyarakat. Lapisan pertama terdiri atas para bangsawan, raja, dan pendeta
mempunyai hak-hak istimewa. Golongan kedua yaitu masyarakat kelas menengah yang
umumnya terdiri atas pedagang kaya dan pemilik tanah, dan lapisan ketiga
terdiri atas rakyat biasa, yaitu para petani dan buruh serta budak. Dengan
demikian, sebutan Mesir merupakan berkah Sungai Nil tidak sepenuhnya dapat
dinikmati oleh rakyat Mesir, karena rakyat kecil kekayaannya banyak habis untuk
membayar pajak. Lembah Sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk
bertani. Air Sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran
air, terusan-terusan, dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik
penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi, dibuatlah
organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan tanah atau golongan
feodal. Hasil pertanian Mesir yaitu gandum, sekoi atau jamawut, dan jelai yaitu
padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung.
UNTUK
VERSI LENGKAP (TULISAN + GAMBAR + EDIT + RAPI)
SILAHKAN
DATANG KE WARNET GADIS.NET
SIMPANG
SMPN 1 SITIUNG, DHARMASRAYA
08777-07-33330
/ 0853-6527-3605
0 Response to "Peradaban Mesir Kuno, Yunani Kuno, Lembah Sungai Nil"
Posting Komentar