Cerpen Tahun 20 an
Ciri-ciri
Angkatan Balai Pustaka (20-an)
- Menggambarkan tema pertentangan paham antara kaum tua dan kaum muda, soal pertentangan adat, soal kawin paksa, permaduan, dlll.
- Soal kebangsaan belum mengemuka, masih bersifat kedaerahan
- Gaya bahasanya masih menggunakan perumpamaan yang klise, pepatah, peribahasa, tapi menggunakan bahasa percakapan sehari-hari lain dengan bahasa hikayat sastra lama
- Puisinya berupa syair dan pantun
- Isi karya sastranya bersifat didaktis
- Alirannya bercorak romantik
Contoh :
Belenggu
Pegarang : Armijin Pane
Penerbit : Dian Rakyat
Tebal buku : 150 Halaman
Sukartono dan Sumartini adalah sepasang suami istri. Kehidupan rumah tangga
mereka tidak didasarkan oleh cinta. Sukartono atau kerap dipanggil Tono menikah
dengan Tini hanya atas dasar kecantikan, kepintaran, keenergikan Tini Saja.
Begitu juga dengan Sukartini atau akrap dipanggil Tini, Tini menikah dengan
Tono bukan bedasrkan ia mencintai Tono. Tini hanya ingin berkeinginan menikah
dengan Dokter. Kehidupan rumah tangga mereka kurang harmonis dan sering terjadi
pertengkaran diantara mereka.
Setiap
hari mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Tini disibukkan dengan kegiaatan
keorganisasi kewanitaan, dedangkan Tono sibuk dengan profesinya yang bekerja
sebagai dokter. Bagi Tono pekerjaannya lebih mulia dibandingkan dengan
istrinya. Tono adalah dokter yang dermawan, dia tidak pernah menarik bayaran
pada warga yang kurang mampu. Akibat dari kesibukannya itu, Ia sering tidak
merhatikan istrinya sendiri. Itulah yang sering menjadi pemicu pertengkaran.
Suatu
hari pasien Tono yang bernam Ny Eni menelpon Tono dan sering menggoda Tono. Ny
Eni adalah teman lamanya yang bernama Rohayah. Rohayah sering berpura-pura
sakit untuk bertamu dengan Tono, karena sering bertemu, akhirnya Tono tidak
dapat menahan rasa cintanya kepada Rohayah. Tono sering mengajak Rohayah ke
Tanjung Priok Pesier. Kedekatan Tono dengan Rohayah akhirnya sampai ketelingga
temanya Tini, hal itu membuat rumah tangga mereka kian berantakan.
Ketika
Tini pergi ke Solo untuk mengadakan kogres perempuan seumunya, Tono makin gila
pada Rohayah. Tidak lama terungkap kisah bahwa Rohayah pernah lari ketika pesta
pernikahannya. Ia kabur karena calon suaminya dinilai lebih tua darinya dan ia
lari ke Jakarta. Di Jakarta Rohayah menjadi wanita pangilan dari hotel ke
hotel. Kemudian menjadi Nyai seorang lelaki Belanda di Sukarasa, hanya selama
tiga bulan ia pergi meninggalkan suaminya lagi.
Ketika
mendegar Tono menjadi dokter, ia pergi menemui Tono, dan pada itu Tono
sudah menikah dengan Tini, Tini seorang gadis yang pernah bersekolah di
Tecnische Hoogereshool di Bandung. Tini dulu sudah perbah dinodai oleh
Hartono. Tini adalah bekas kekasih Hartono.
Di lain
pihak Tono tertipu oleh sikap Rokayah yang selalu manis didepannya Siti Hajati
yang merupakan penyanyi pujaan hatinya ternyata adalah Rohayah sendiri. Ia amat
tidak suka karena ia berpura-pura. Rohaya yang terpojok ingin mengungkapkan
persaannya pada Tono, tapi ia takut hubungannya akan tidak langeng, ia merasa
tidak seimbang mendapatkan Tono.
Sebelum
menikah Tono telah mengetahui bahwa Tini telah ternodai, tapi ia tidak tau
siapa yang menodainya. Sehingga ia dapat memaklumi Rohayah. Suatu hari
paman Tini datang untuk mendamaikan Tono dan Tini, tapi keduanya sudah
tidak bisa bersama lagi. Tini yang sudah mengetahui hubungan gelap Tono dengan
Rohayah berkeinginan untuk menemui dan mendamprat Rohayah. Bertemulah Tini
dengan Rohayah di sebuah hotel. Keinginan Tini untuk memaki-maki Rohayah yang
telah menggoda suaminya akhirnya luluh begitu Tini bertemu dengan Rohayah.
Karena melihat sikap Rohayah yang lemah lembut dan sangat perhatian. Tini
merasa malu dengan Yah, lebih-lebih ternyata Rohayah banyak tahu masa lalu Tini
yang gelap. Tini menyesal bahwa selama ini ia kurang memberi perhatian pada
Tono. Ia bukan istri yang baik. Ia tidak pernah memberikan kasih sayang yang
tulus kepada Tono suaminya.
Peristiwa di hotel itu membuat Tini sadar diri. Ia merasa gagal menjadi seorang
istri. Akhimya, Tini memutuskan untuk bercerai dengan suaminya. Bahkan ia
berharap agar Rohayah bersedia menjadi isteri Tono. Niat ini disampaikan kepada
Tono. Kenyataan ini juga membuat Tono tersadar. Ia berharap Tini masih mau
menjadi istrinya. Tetapi tekad Tini sudah bulat. Perceraian tidak dapat
dihindari lagi.Akibat perceraian ini hati Tono amat sedih. Lebih sedih lagi
ketika Tono menghadapi kenyataan bahwa Rohayah telah pula meninggalkan dirinya.
Yang dijumpai Tono hanyalah sepucuk surat dan sebuah piringan hitam lagu-lagu
Siti Hayati yang tak lain adalah Rohayah sendiri. Rohayah yang menyatakan
betapa ia sangat mencintai Tono, tetapi ia tidak ingin merusak rumah tangganya.
Untuk itu, Rohayah telah meninggalkan tanah air pergi dan ke New Caledonia.
Sedangkan Tini saat ini sudah berada di Surabaya, mengabdikan dirinya di sebuah
panti asuhan yatim piatu. http://warnetgadis.blogspot.co.id/
UNTUK VERSI LENGKAP (TULISAN + GAMBAR + EDIT + RAPI)
SILAHKAN DATANG KE WARNET GADIS.NET
SIMPANG SMPN 1 SITIUNG, DHARMASRAYA
08777-07-33330 / 0853-6527-3605
0 Response to "Cerpen Tahun 20 an"
Posting Komentar