Resensi Novel Rantau 1 Muara
Bermuara di Perantauan
Identitas Buku
Judul : Rantau 1 Muara
Jenis Buku : Novel
Kategori : Fiksi
Pengarang : Ahmad Fuadi
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 411 halaman
Ukuran : 13.5 x 20 cm
Tahun Terbit : Mei, 2013
Cetakan : Pertama
Tempat Terbit : Jakarta
ISBN : 978-979-22-9473-6
Harga : Rp. 75.000
Bahasa : Indonesia, Minang, Sunda, Inggris, Arab
Judul : Rantau 1 Muara
Jenis Buku : Novel
Kategori : Fiksi
Pengarang : Ahmad Fuadi
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 411 halaman
Ukuran : 13.5 x 20 cm
Tahun Terbit : Mei, 2013
Cetakan : Pertama
Tempat Terbit : Jakarta
ISBN : 978-979-22-9473-6
Harga : Rp. 75.000
Bahasa : Indonesia, Minang, Sunda, Inggris, Arab
Ahmad Fuadi lahir di Bayur, kampung kecil di pinggir Danau Maninjau tahun 1972. Lulus kuliah Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran, dia menjadi wartawan majalah Tempo. Tahun 1999, dia mendapat beasiswa Fullbright untuk kuliah S-2 di School of Media and Public Affairs, George Washington University, USA. Merantau ke Washington DC besama Yayi, istrinya yang juga wartawan Tempo. Sukses dengan buku pertama dan kedua, Ahmad Fuadi kembali merilis buku ketiga dari trilogi novel Negeri 5 Menara (2010), yaitu Rantau 1 Muara (2011). Kali ini hadir dengan mantra baru atau sebuah kata mutiara dari pepatah arab yaitu “man saara ala darbi washala” yang artinya siapa yang berjalan di jalannya akan sampai tujuan.
Hidup Alif hampir sempurna. Di usianya yang masih muda,
separuh dunia telah ia jelajahi, dan ia berhasil menyelesaikan kuliahnya
sebagai lulusan terbaik di usia ke 26. Namun sayang, prestasinya yang
gemilang itu tidak sebanding yang ia harapkan. Ia fikir, dengan segudang
prestasi yang ia miliki ia akan menjadi rebutan perusahaan besar. Di era krisis
moneter, lowongan pekerjaan sulit dicari. Setelah melamar di berbagai perusahaan
dan bertubi-tubi penolakan, akhirnya Alif yang berdarah minang ini mendapatkan
pekerjaan sebagai wartawan koran ternama di Indonesia. Meskipun sudah bekerja,
masa krisis Alif belum berakhir, gajinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya dan membiayai Amak dan dua adiknya di kampung. Terpaksalah Alif
menjadi Doktor alias mondok di kantor bersama sahabat barunya, Pasus. Tak lama
kemudian, datang seorang wanita bermata indah yang membuat Alif penasaran. Yang
tidak lain adalah teman sahabatnya, Raisa bernama Dinara. Di awal kisahnya,
Alif menaruh harapan kepada gadis yang gaul sekaligus partner kerjanya. Tanpa
disadari, Dinara juga merasakan hal yang sama. Akan tetapi cinta keduanya tidak
terungkapkan. Hubungan Dinara dan Alif harus terputus karena Alif mendapatkan
beasiswa S2 di Amerika. Sejak kepergiannya Dinara mengungkapkan rasa kehilangan
kepada Alif, dan akhirnya Alif secara jantan menyatakan cintanya yang
terbalaskan. Kemudian keduanya memutuskan untuk menikah dan menetap di Amerika.
Hingga tiba pada tragedi 11 September, dimana kakak angkatnya, Garuda menjadi
korban tragedi tersebut. Setelah mampu bangkit dari kesedihan tersebut, di hati
mereka terasa ada yang mengganjal. Berbagai kerinduan dan kenangan yang melekat
di kampung halaman kian menyelimuti mimpi-mimpi Alif. Akhirnya dengan berbagai
pertimbangan mereka sepakat untuk bermuara ke Indonesia.http://warnetgadis.blogspot.co.id/
Novel ini
sangat layak untuk dibaca bagi para pembelajar yang ingin kuliah di luar
negeri. Selain itu, layak juga dibaca bagi seseorang yang masih berjuang dalam
mencari kerja, pendamping hidup, dan menginginkan masa depan yang cerah.
Penggunaan bahasa minang yang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dan penggambaran tokoh yang kurang jelas yang baru ditemuinya membuat
imajinasi pembaca terhambat akibat tidak memahami percakapan tersebut.
Di sini Ahmad Fuadi mengajarkan agar
kita berusaha dalam meraih mimpi dan cita-cita yang ingin kita raih dalam
hidup.
UNTUK VERSI LENGKAP (TULISAN + GAMBAR + EDIT + RAPI)
SILAHKAN DATANG KE WARNET GADIS.NET
SIMPANG SMPN 1 SITIUNG, DHARMASRAYA
08777-07-33330 / 0853-6527-3605
0 Response to "Resensi Novel Rantau 1 Muara"
Posting Komentar