Materi Pendekatan Dalam Memahami Agama Lengkap
Ada
7 pendekatan yang bakal saya jabarkan didalam mengerti agama.
§
Pendekatan Teologis Normatif
§
Pendekatan Antropologis
§
Pendekatan Sosiologis
§
Pendekatan Filosofis
§
Pendekatan Historis
§
Pendekatan Kebudayaan
§
Pendekatan Psikologi
Berikut ini saya bakal
menguraikan satu persatu pendekatan itu.
A. PENDEKATAN TEOLOGIS
NORMATIF
Pendekatan teologis normatif dalam
mengerti agama dengan cara harfiah bisa disimpulkan sebagai usaha mengerti
agama dengan memakai kerangka pengetahuan ketuhanan yang bertolak dari satu
kepercayaan kalau bentuk empirik dari satu keagamaan dikira sebagai yang paling
benar dibanding dengan yang lain. Lantaran sifat dasarnya yang partikularistik,
jadi dengan gampang kita bisa temukan teologi Kristen-katolik, teologi Kristen
protestan, serta demikian selanjutnya.
Menurut penilaian sayyed hosein nasr,
dalam masa kontemporer ini ada 4 prototipe pemikiran keagamaan islam, yakni
pemikiran keagamaan fundamentalis, modernis, mesianis, serta tradisionalis.
Dari pemikiran itu, bisa di ketahui
kalau pendekatan teologi dalam pemahaman keagamaan yaitu pendekatan yang
mengutamakan pada pada bentuk forma atau beberapa lambang keagamaan yang
semasing bentuk forma atau beberapa lambang keagamaan itu mengklaim dianya
sebagai yang paling benar sedang yang lain sebagai salah. Aliran teologi yang
seperti itu meyakini serta fanatik kalau pemahamannyalah yang benar sedang
memahami yang lain dikira salah, hingga melihat memahami orang lain itu salah,
sesat, kafir, murtad, dan sebagainya.
Pada saat saat ini nampak arti yang
dimaksud dengan teologi saat gawat, yakni satu usaha manusia untuk mengerti
penghayatan imannya atau penghayan agamanya, satu penafsiran atas sumber-sumber
aslinya serta tradisinya dalam konteks persoalan saat saat ini, yakni teologi
yang bergerak pada dua kutub : teks serta kondisi ; saat lampau serta saat saat
ini. Hal yang sekian harus ada pada tiap-tiap agama walau berbentuk serta
manfaatnya yang tidak sama.
Satu diantara ciri dari teologi saat
saat ini yaitu sifat kritisnya. Sikap gawat ini diperuntukkan pertama-tama pada
agamanya sendiri (agama sebagai institusi sosial serta lalu juga pada kondisi
yang dihadapinya). Teologi sebagai kritik agama bermakna diantaranya mengungkap
beragam kecenderungan dalam institusi agama yang menghalangi panggilannya ;
menyelamatkan manusia serta kemanusiaan.
Teologi gawat berlaku gawat juga pada
lingkungannya. Hal semacam ini cuma bisa berlangsung bila agama terbuka juga
pada bebrapa pengetahuan sosial serta memakai pengetahuan itu untuk
pengembangan teologinya. Pemakaian bebrapa pengetahuan sosial dalam teologi
adalah fenomena baru dalam teologi. Melalui bebrapa pengetahuan sosial itu bisa
didapat deskripsi tentang kondisi yang ada. Lewat analisi ini bisa di ketahui
beragam aspek yang menghalangi maupun yang mensupport realisasi keadilan sosial
serta emansipasi.
B. PENDEKATAN ANTROPOLOGIS
Pendekatan antropologis dalam mengerti
agama bisa disimpulkan sebagai satu diantara usaha mengerti agama lewat cara
lihat bentuk praktek keagamaan yang tumbuh serta berkembang dalam orang-orang.
Lewat pendekatan ini agama terlihat akrab serta dekat dengan beberapa masalah
yang dihadapi manusia serta berusaha menerangkan serta memberi jawabannya.
Dengan kata lain kalau beberapa cara yang dipakai dalam disiplin pengetahuan
antropologi dalam lihat satu permasalahan dipakai juga untuk mengerti agama.
Riset antropologis yang induktif serta
grounded, yakni turun kelapangan tanpa ada berdasar pada, atau sedikitnya
dengan usaha membebaskan diri dari kungkungan teori-teori resmi yang pada
intinya begitu abstrak seperti yang dikerjakan di bagian sosiologi serta
lebih-lebih ekonomi yang mempergunakan beberapa jenis matematis, banyak pula
berikan sumbangan pada riset historis.
Searah dengan pendekatan itu, jadi dalam
beragam riset antropologi agama bisa diketemukan ada jalinan positif pada
keyakinan agama dengan keadaan ekonomi serta politik. Kelompok orang-orang yang
kurang dapat serta kelompok miskin biasanya, lebih tertarik pada beberapa
gerakan keagamaan yang berbentuk mesianis, yang menjanjikan pergantian tatanan
sosial kemasyarakatan. sedang kelompok orang kaya lebih condong untuk menjaga
tatanan orang-orang yang telah mapan dengan cara ekonomi karena tatanan itu
untungkan pihaknya.
Lewat
pendekatan antropologis diatas, kita lihat kalau agama nyatanya berkolerasi
dengan etos kerja serta perubahan ekonomi satu orang-orang. Dalam jalinan ini,
kita menginginkan merubah pandangan serta sikap etos kerja seorang, jadi bisa
dikerjakan lewat cara merubah pandangan keagamaannya. Lewat pendekatan
antropologis fenomenologis ini kita dapat juga lihat jalinan pada agama serta
Negara (state and religion). Serta dapat juga diketemukan keterikatan agama
dengan psikoterapi.
Dengan
hal tersebut, pendekatan antropologi begitu diperlukan dalam mengerti ajaran
agama, lantaran dalam ajaran agama itu ada uraian serta info yang bisa
diterangkan melalui pertolongan pengetahuan antropologi dengan
cabang-cabangnya.
C. PENDEKATAN SOSIOLOGIS
Sosiologi yaitu pengetahuan yang
pelajari hidup berbarengan dalam orang-orang serta menyelidiki ikatan-ikatan
pada manusia yang kuasai hidupnya itu. Dari
pengertian itu tampak kalau sosiologi yaitu satu pengetahuan yang melukiskan
mengenai kondisi orang-orang komplit dengan susunan, susunan dan beragam
tanda-tanda sosial yang lain yang sama-sama terkait.
Setelah itu, sosiologi bisa dipakai
sebagai satu diantara pendekatan dalam mengerti agama. Hal sekian bisa
dipahami, lantaran banyak bagian kajian agama yang baru bisa dipahami dengan
cara seimbang serta pas jika memakai layanan pertolongan dari pengetahuan
sosiologi. Tanpa ada pengetahuan sosial beberapa momen yang berlangsung di
masyatakat susah diterangkan serta susah juga untuk dipahami maksud serta
maksudnya. Di sinilah letaknya sosiologi sebagai satu diantara alat dalam
mengerti ajaran agama.
Utamanya pendekatan sosiologi dalam
mengerti agama seperti dijelaskan di atas bisa dipahami, lantaran sangat banyak
ajaran agama yang terkait dengan permasalahan sosial.
Jalaluddin
rahmat sudah memberikan begitu besarnya perhatian agama yang dalam soal ini
islam pada permasalahan sosial, dengan ajukan lima argumen seperti berikut.
1) Dalam al-qur’an atau kitab-kitab hadits,
pembagian terbesar ke-2 hukum islam itu sehubungan dengan muamalah.
2) Bahwa ditekankannya permasalahan
muamalah (sosial) dalam islam adalah ada fakta kalau apabila masalah beribadah
berbarengan waktunya dengan masalah muamalah yang utama, jadi beribadah bisa
diperpendek atau ditangguhkan (pasti bukanlah ditinggalkan), tetapi tetaplah
ditangani sebagaiman harusnya.
3) Bahwa beribadah yang memiliki kandungan
sisi kemasyarakatan di beri ganjaran semakin besar dari pada beribadah yang
berbentuk perorangan.
4) Dalam islam ada ketetapan apabila
masalah beribadah dikerjakan tak prima atau batal lantaran tidak mematuhi
pantangan spesifik jadi kifaratnya (tebusan) adalah lakukan suatu hal yang
terkait dengan permasalahan sosial.
5) Dalam islam ada ajaran kalau amal baik
dalam bagian kemasyarakatan memperoleh ganjaran semakin besar dari pada
beribadah sunnah.
Lewat pendekatan sosiologis agama akan
dipahami dengan gampang, lantaran agama tersebut di turunkan untuk kebutuhan
sosial.
D. PENDEKATAN FILOSOFIS
Dengan cara harfiah, kata filsafat
datang dari kata philo yang bermakna cinta pada kebenaran, pengetahuan, serta
hikmah. Diluar itu filsafat dapatlah bermakna mencari inti suatu hal, berupaya
menautkan sebab serta akibat dan berupaya menafsirkan pengalaman-pengalaman
manusia.
Dari pengertian itu bisa di ketahui
kalau filsafat pada dasarnya berusaha menerangkan inti, inti, atau hikmah
tentang suatu hal yang ada di balik objek formanya. Filsafat mencari suatu hal
yang mendasar, azas, serta inti yang ada dibalik yang berbentuk lahiriah.
Memikirkan dengan cara filosofis itu
setelah itu bisa dipakai dalam mengerti ajaran agama, dengan maksud supaya
hikmah, inti atau inti dari ajaran agama bisa dipahami serta dipahami dengan
cara cermat. Pendekatan filosofis yang sekian itu sesungguhnya telah banyak
dikerjakan oleh beberapa pakar.
Lantaran sekian utamanya pendekatan
filosofis ini, jadi kita menjumpai kalau filsafat sudah dipakai untuk mengerti
beragam bagian yang lain terkecuali agama. Kita umpamanya membaca ada filsafat
hukum islam, filsafat histori, filsafat kebudayaan, filsafat ekonomi serta lain
sebagainya.
Lewat pendekatan filosofis ini, seorang
akan tidak terjerat pada pengamalan agama yang berbentuk formalistis, yaitu
mengamalkan agama dengan sulit payah namun tak mempunyai arti apa-apa, kosong
tanpa ada arti.
Akan tetapi, pendekatan filosofis ini
tak bermakna menafikan atau meremehkan bentuk pengamalan agama yang berbentuk
resmi. Filsafat pelajari sisi batin yang berbentuk esoterik, sedang bentuk
(forma) fokus sisi lahiriah yang berbentuk eksoterik.
Nampaknya pandangan filsafat yang bercorak
perenialis ini dengan cara metodologis memberi harapan fresh pada dialog pada
umat beragama, sebab lewat cara ini diinginkan bukan sekedar sesama umat
beragama temukan transcendent unity of religion, tetapi bisa mendiskusikannya
dengan cara lebih mendalam, hingga terbuka kebenaran yang benar-benar benar,
serta tersingkirlah kesesatan yang benar-benar sesat, walau tetaplah dalam
lingkup langit kerelatifan.
E. PENDEKATAN HISTORIS
Histori atau historis yaitu satu
pengetahuan yang didalamnya dibicarakan beragam momen dengan memerhatikan unsur
tempat, saat, objek, latar belakang, serta pelaku dari momen itu. Menurut
pengetahuan ini, semua momen bisa dilacak dengan lihat kapan momen itu
berlangsung, di mana, apa penyebabnya, siapa yang ikut sertaa dalam momen itu.
Lewat pedekatan histori seorang di ajak
menukik dari alam idealis kealam yang berbentuk empiris serta mendunia.
Pendekatan kesejarahan ini sangat diperlukan dalam mengerti agama, lantaran
agama tersebut turun dalam kondisi yang kongkrit bahkan juga terkait dengan keadaan
sosial kemasyarakatan.
Kuntowijoyo sudah lakukan studi yang
mendalam pada agama yang dalam soal ini islam, menurut pendekatan histori. Saat
ia pelajari Al-qur’an, ia menyimpulkan kalau pada intinya kandungan Al-qur’an
itu terdiri jadi dua sisi. Pertama, diisi beberapa rencana serta sisi. Ke-2,
diisi beberapa cerita histori serta perumpamaan
Dalam sisi pertama yang diisi beberapa
rencana, kita merasakan sangat banyak arti Al-qur’an yang mengacu pada
pengertian-pengertian normatif yang spesial, doktrin-doktrin etik, sebagian
ketentuan legal, serta ajaran-ajaran keagamaan biasanya. Dalam sisi ini kita
mengetahui sangat banyak rencana, baik yang berbentuk abstrak ataupun konkret.
Rencana mengenai Allah, rencana mengenai malaikat, mengenai akhirat, mengenai
ma’ruf, munkar, dsb yaitu beberapa rencana yang abstrak.
Lewat pendekatan ini seorang di ajak
untuk masuk kondisi yang sesungguhnya sehubungan dengan aplikasi satu momen.
Dari sini, jadi seorang akan tidak mengerti agama keluar dari konteks
historisnya, lantaran pemahaman sekian itu bakal menyesatkan orang yang bakal
mengertinya.
F. PENDEKATAN KEBUDAYAAN
Dalam kamus umum bhs Indonesia,
kebudayaan disimpulkan sebagai hasil aktivitas serta penciptaan batin (akal
budi) manusia seperti keyakinan, kesenian, kebiasaan istiadat, serta bermakna
juga aktivitas (usaha) batin (akal dsb) untuk membuat suatu hal yang termasuk
juga hasil kebudayaan.
Dengan hal tersebut, kebudayaan yaitu
hasil daya cipta manusia dengan memakai serta mengerahkan seluruh potensi batin
yang dipunyainya. Didalam kebudayaan itu ada pengetahuan, kepercayaan, seni,
moral, kebiasaan istiadat dsb. Kebudayaan yang sekian setelah itu dapatlah
dipakai untuk mengerti agama yang ada pada tataran empiris atau agama yang
tampak berbentuk resmi yang menggejala di orang-orang.
Dengan hal tersebut, agama jadi
membudaya atau membumi di tengah-tengah orang-orang. Agama yang tampak dalam
memiliki bentuk yang sekian itu terkait dengan kebudayaan yang berkembang di
orang-orang tempat agama itu berkembang. Dengan lewat pemahaman pada kebudayaan
itu seorang akan mengamalkan ajaran agama.
G. PENDEKATAN PSIKOLOGI
Psikologi atau pengetahuan jiwa yaitu
pengetahuan yang pelajari jiwa seorang lewat tanda-tanda perilaku yang bisa
diamatinya. Dalam ajaran agama banyak
didapati beberapa arti yang melukiskan sikap batin seorang. Umpamanya, sikap
beriman serta bertakwa pada Allah, sebagai orang yang saleh, orang yang berbuat
baik, orang yang sadik (jujur), dsb. Semuanya yaitu beberapa gejala kejiwaan
yang terkait dengan agama.
Kita umpamanya bisa tahu dampak dari
shalat, puasa, jakat, haji, serta beribadah yang lain dengan lewat pengetahuan
jiwa. Dengan pengetahuan ini, jadi bisa disusun beberapa langkah baru yang
lebih efektif lagi dalam menanamkan ajaran agama.
Dari uraian itu kita lihat nyatanya
agama bisa dipahami lewat beragam pendekatan. Dengan pendekatan itu kebanyakan
orang bakal hingga pada agama. Seseorang teolog, sosiolog, antropolog,
sejarawan, pakar pengetahuan jiwa, serta budayawan bakal hingga pada pemahaman
agama yang benar. Di sini kita lihat kalau agama tidak cuma monopoli kelompok
teolog serta normatif belaka, tetapi agama bisa dipahami kebanyakan orang sesuai
sama pendekatan serta kesanggupan yang dipunyainya.
0 Response to "Materi Pendekatan Dalam Memahami Agama Lengkap"
Posting Komentar