Resensi Film " Tanah Surga, Katanya" Lengkap Kelebihan dan Kekurangan
A. Identitas
Film
Jenis Film : Drama
Produsen : Bustal Nawawi
Sutradara : Herwin Novianto
Penulis naskah : Danial Rifki
Sutradara : Herwin Novianto
Penulis naskah : Danial Rifki
Durasi : 90 menit
Tahun : 2012
Pemain Film : 1. Osa Aji Santoso sebagai Salman
2.
Fuad Idris sebagai Hasyim
3.
Ence Bagus sebagai Haris
4. Ringgo Agus
Rahman
sebagai Dokter Anwar
5.
Astri Nurdin sebagai Astuti
6.
Tissa Biani Azzahra sebagai Salina
7.
Norman Akyuwen sebagai Pak Gani
9.
dll
B. Resensi Film
JIWA NASIONALISME DI PERBATASAN
Negara Indonesia merupakan negara yang
subur dan kekayaan alamnya yang melimpah ruah. Tetapi ketidakmampuan bangsa
Indonesia dalam meningkatkan sumber daya manusia dan mengolah sumber alam dari
sabang sampai Merauke tidak akan semudah membalikan telapak tangan kita seperti
yang diucapakan oleh Fuad Idris yang berperan sebagai Hasyim. Dalam film ini
kita diingatkan dan disadarkan bagaimana kita tetap teguh pada pendirian dan
memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi serta bagaimana kita mengabdi dan
mencintai bangsa Indonesia dengan tulus dan ikhlas.
Film ini
mengisahkan perjuangan rakyat Indonesia yang berada di perbatasan dengan
sekilas potret kehidupan masyarakat Kalimatan Timur, setelah meninggalnya istri
tercinta, Hasyim, mantan sukarelawan Konfrontasi Indonesia Malaysia tahun 1965,
ia memutuskan untuk tidak menikah. Ia tinggal bersama anak laki-laki
satu-satunya yang juga menduda, dan dua cucunya: Salman dan Salina. Hidup di
perbatasan Indonesia dan Malaysia merupakan persoalan tersendiri bagi mereka,
karena keterbelakangan pembangunan dan ekonomi. Astuti, guru sekolah dasar di
kota, pun datang tanpa direncanakan. Ia mengajar di sekolah yang hampir rubuh
karena setahun tidak berfungsi. Setelah itu lama kemudian datang pula dr.
Anwar, dokter muda yang datang karena tidak mampu bersaing sebagai dokter
profesional di kota. Setelah berjalannya kehidupan di daerah perbatasan Haris
anak pak Hasyim mencoba membujuk ayahnya untuk pindah ke
Malaysia dengan alasan di sana lebih menjanjikan secara ekonomi dibandingkan tetap
tinggal di wilayah Indonesia. Hasyim bersikeras tidak mau pindah. Baginya
kesetiaan pada bangsa adalah harga mati.
Persoalan semakin
memuncak ketika Hasyim tahu bahwa Haris ternyata sudah menikah dengan perempuan
Malaysia dan bermaksud mengajak Salman dan Salina. Salman yang dekat dengan
sang kakek memilih tetap tinggal di Indonesia. Hingga Hasyim sakit kemudian Dr.
Anwar berusaha memberikan perawatan dan obat yang lebih rutin. Namun,
keterbatasan sarana dan obat, membuat kondisi Hasyim memburuk. Dr Anwar
memutuskan untuk membawa Hasyim ke rumah sakit kota. Dengan uang hasil kerja
Salman, Hasyim dibawa pakai perahu. Mereka berangkat ditemani oleh Astuti dan
dr. Anwar. Di tengah perjalanan nyawa Hasyim tidak tertolong. Ia meninggal
bersamaan dengan pekik dan sorak sorai Haris atas kemenangan kesebelasan
Malaysia atas Indonesia.
Film ini sangat
mengupas kehidupan orang-orang di perbatasan (khususnya perbatasan Indonesia –
Malaysia), tinggal di perbatasan merupakan tantangan kehidupan dan tingkat
ekonomi orang-orang yang memiliki penghasilan di bawah rata-rata. Mereka lebih
memilih bekerja di negara tetangga karena peluang dan penghasilan yang lebih
tinggi dan menjanjikan. Setelah sukses
di negeri tetangga, ia lupa di mana ia lahir dan lunturnya rasa cintanya pada
bangsanya sendiri seperti yang ditunjukkan pada sikap Haris dalam film
ini. Dalam film Tanah Surga Katanya mampu mengulas tentang kehidupan perekonomian
dan jiwa nasionalisme orang-orang perbatasan. Dengan melihat perilaku Salman seorang
anak kecil yang sangat mencintai tanah airnya Indonesia, meskipun ayahnya Haris
dan adik Salina sudah meninggal tapi Salman tetap menemani kakeknya dan menjaga
kecintaanya pada tanah air. Salman dan kakeknya memilih tinggal di Indonesia
meskipun dengan keterbatasan ekonomi.
Hal ini
memberikan gambaran bahwa masih kurang meratanya kemakmuran, kesejahteraan, dan
ketidakpedulian pemerintah Republik Indonesia. Seperti penggambaran bagaimana
tokoh guru dan dokter yang merupakan simbol dari “perhatian pusat terhadap
daerah” hadir di sana karena sebuah keterpaksaan, dan mau coba-coba saja. Film
ini cukup mampu memberikan sedikit gurauan yang terkesan membuat film ini
menjadi lebih aneh, dengan memberikan tokoh kepala desa dan pejabat dari pusat
yang kelakuan tidak seperti apa yang seharusnya diharapkan masyarakat. Juga
mengajak penonton untuk meningkatkan rasa nasionalisme mereka dan seakan
menyindir pemerintah yang seakan lupa terhadap masyarakatnya di daerah-daerah
pedalaman dan perbatasan.Penonton akan merasakan jiwa nasionalisme yang mereka
miliki setelah menyaksikan betapa terlantarnya warga Indonesia di perbatasan,
cukup dengan cerita pengalaman heroik Sang Kakek mengusir tentara Gurkha dengan
sentimen kebencian terhadap (warga) Malaysia. Misalnya, pedagang yang menggelar
barang jualannya di atas bendera merah-putih, Juga penggambaran istri baru Si
Ayah yang gemuk, jelek, dan pemalas, atau supir angkutan di garis
perbatasan yang dikesankan sebagai tentara Gurkha tanpa mau repot-repot,
sutradara film ini memerikan sebuah petuah agar masyarakat tidak meninggalkan
rasa cinta tanah airnya di akhir film.
Film ini mampu
mengakat permasalahan di perbatasan dengan menunjukan bahwa jangan sampai kita
meninggalkan negeri kita hanya karena keterbatasan perekonomian dan sebagainya,
tetapi film ini kurang melihatkan latar tempat yang menggambarkan kemakmuran
Indonesia dengan keindahan alam yang dimiliki dan kurang sedikit menegaskan
adanya alasan bagaimana kita tetap menjaga dan memilihara jiwa nasionalisme di
tengah keterbatasan ekonomi dan kehidupan yang begitu penuh perjuangan di
daerah perbatasan. Dalam film ini juga penonton akan tahu ketidakmampuan bangsa
Indonesia dalam meningkatkan SDM-nya, dengan begitu mengingat besarnya
persoalan yang dihadapi bangsa, diperlukan kekuatan yang besar dan hebat untuk
mengatasi dan menyelesaikannya. Kekuatan itu akan terbentuk jika dapat
diwujudkan peneguhan kembali ikatan batin atau komitmen semua warga negara
kepada cita-cita nasionalnya.
Kelemahan dan Kelebihan Film
Kelemahan :
-
Kurang mengeksplore
keindahan alam di desa kecil perbatasan
-
Endingnya yang kurang
menarik
Kelebihan :
-
Ceritanya apik sebagai
kritikan sosial kepada pemerintah untuk lebih memprihatikan lagi daerah-daerah
pelosok
Kesimpulan
Film ini sudah
bagus, baik dari aspek perwatakan atau unsur-unsur lainnya secara umum. Temanya
pun sesuai dengan realitas kehidupan di masa sekarang. Dilihat dari aspek
bentuk, isi, intensitas, keragaman, dan kesatuan sudah sesuai. Hanya saja
kekurangannya masih tampak pada masalah teknis, seperti tidak tampak murid-murid kelas satu, kelas
dua, kelas lima dan kelas enam apa dan bagaimana mereka. Eksplorasi keindahan
alam dan nuansa desa yang seharusnya dapat lebih maksimal, pengambilan gambar kurang
kreatif. Juga alur cerita yang tidak berujung sehingga tidak ada greget akhir
yang ingin dicapai.
0 Response to "Resensi Film " Tanah Surga, Katanya" Lengkap Kelebihan dan Kekurangan"
Posting Komentar