Asal Usul Candi Padang Roco (Dharmasraya)
Nama Dharmasraya boleh jadi tidak sepopuler Kota
Padang, pun tidak setenar Bukittinggi dengan Jam Gadangnya. Namun, di kabupaten
yang terletak di Sumatera Barat itulah tersimpan situs sejarah ibu kota
Kerajaan Melayu abad ke-13.
Candi-candi peninggalan Kerajaan Melayu yang
bersemayam ratusan tahun di Kabupaten Dharmasraya itu baru bisa dinikmati
setelah memahami kisah dari ahli sejarah atau pewaris kerajaan. Bangunan candi
di Dharmasraya, yang hampir seluruhnya tidak utuh, merupakan salah satu simbol
kejayaan Kerajaan Melayu sekitar abad ke-13.
Kejayaan Kerajaan Melayu mulai menyeruak di
Swarnnabhumi, sebutan lain untuk Sumatera, setelah kekuatan Kerajaan Sriwijaya
di Palembang terdesak akibat serangan Kerajaan Koromandel di India, yang ketika
itu diperintah Rajendra Chola sekitar abad ke-11. Waktu itu, pusat Kerajaan
Melayu masih di Jambi.http://warnetgadis.blogspot.com/
Dalam buku kajian sejarah, Menguak Tabir
Dharmasraya yang diterbitkan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3)
Batusangkar, disebutkan bahwa Kerajaan Melayu juga sering mengirimkan utusan ke
Cina. Pengiriman utusan, yang ketika itu belum mengenal istilah studi banding,
diperkirakan berkaitan dengan kebutuhan untuk melanggengkan kerja sama
perdagangan dari dua kerajaan pada masa itu.
Kerajaan Melayu juga sempat ditulis dalam catatan
biksu Tiongkok, I-tsing. Namun, kata Melayu dituliskan sebagai mo-lo-yeu.
Kerajaan Melayu di Dharmasraya juga diakui sampai ke Bhumi Jawa, sebutan untuk
Pulau Jawa ketika itu. Salah satunya, kata Dharmasraya pernah disebut-sebut
dalam naskah Nagarakrtagama yang dibuat oleh Empu Prapanca pada masa
pemerintahan Hayam Wuruk sekitar tahun 1365. Dalam Pupuh XIII naskah
Nagarakrtagama, Dharmasraya disebut sebagai salah satu negara bawahan Majapahit
bersama dengan Jambi, Palembang, Karitang, Teba, dan sejumlah daerah lain.
Filolog asal Jerman, Uli Kozok, mengutip pendapat
sejarawan JG de Casparis yang mempunyai interpretasi lain atas naskah
Negarakrtagama yang seakan menyatukan 24 negara di Nusantara di bawah panji
Majapahit. ”Mungkin saja Majapahit menganggap Melayu sebagai wilayah taklukan,
tetapi raja Melayu jelas menganggap dirinya sebagai raja yang memiliki
kedaulatan yang sempurna yang tidak takluk kepada siapa pun,” kata Casparis,
seperti dikutip Kozok.
Terlepas dari perdebatan arti penting Dharmasraya,
kejayaan Kerajaan Melayu Dharmasraya menyisakan sejumlah peninggalan
bersejarah. Ketenaran Kerajaan Melayu sewaktu bertahta di Dharmasraya masih
bisa dilihat dengan adanya sejumlah candi di tepi aliran Sungai Batanghari.
Candi itu antara lain Candi Padangroco, Pulau Sawah, serta Rambahan.http://warnetgadis.blogspot.com/
Bentuk dan bahan pembuat candi di Dharmasraya ini
mempunyai kemiripan dengan Candi Muara Jambi di Provinsi Jambi serta Candi
Muara Takus di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Diduga, sekitar daerah itu juga
masih tunduk di bawah Kerajaan Melayu.
Batu bata
Candi di tepi Batanghari ini tidak semewah Candi
Prambanan yang berhiaskan ukiran di sepanjang sisi dindingnya. Pun, tidak
terdapat patung Buddha seperti di Borobudur. Candi yang dibuat pada masyarakat
Hindu-Buddha tantris ini tersusun dari batu bata.
Tidak ada semen untuk merekatkan bata. Teknologi zaman
dulu memanfaatkan air dan gesekan dua bata untuk mengencangkan cengkeraman
batu-batu dari tanah ini.
Ukuran batu bata candi umumnya lebih besar
dibandingkan batu bata bangunan masa kini. Di Candi Padangroco, misalnya, batu
bata yang menyusun candi buatan sekitar abad ke-13 itu bisa berukuran sekitar
20 x 30 sentimeter. Ketebalan bervariasi, bergantung pada kebutuhan.
Candi induk Padangroco dibuat dengan batu bata yang
relatif tipis, sekitar 4 sentimeter. Mungkin, alasan bentuk candi yang semakin
beragam menuntut adanya bahan bangunan yang relatif fleksibel untuk mengikuti
kebutuhan arsitektur. Ketebalan bata pada candi induk berbeda dengan candi
perwara yang digunakan sebagai altar persembahan. Padahal, candi- candi ini
masih terletak satu kompleks. Di sinilah terlihat pertimbangan arsitektur yang
begitu detail pada masa itu.
Sebuah arca bernama Rocok ditemukan di sekitar candi
ini. Arca setinggi sekitar 4,5 meter dengan berat lebih dari 4 ton itu
diperkirakan berusia enam abad. Kini, arca, yang sebelum ditemukan oleh para
ahli digunakan untuk batu asahan oleh penduduk sekitar, berdiri tegak di Museum
Nasional, Jakarta.http://warnetgadis.blogspot.com/
NOTES :
Ini cuma hasil buatan siswa/siswi (Kesalahan sumber/materi diluar tanggung jawab admin)
Tulisan ini hanya sekedar untuk melengkapi tugas mata pelajaran disekolah
tidak ada unsur membuat, merubah asal muasal sebuah daerah.
Mohon di maklumi dan dipahami
HANYA TUGAS SEKOLAH
UNTUK
VERSI LENGKAP (TULISAN + GAMBAR + EDIT + RAPI)
SILAHKAN
DATANG KE WARNET GADIS.NET
SIMPANG
SMPN 1 SITIUNG, DHARMASRAYA
08777-07-33330
/ 0853-6527-3605
0 Response to "Asal Usul Candi Padang Roco (Dharmasraya)"
Posting Komentar