Asal Usul Buaya Penjaga Nagari (Dharmasraya)
Pada
zaman dahulu, hiduplah seorang wanita yang bernama Puti Panjang Togai. Dia
dalah putri satu-satunya dari Datuak Togai Kamayan dan Sitia Nurua. Mereka
adalah keluarga terpandang di desa ini. Puti Panjang Togai adalah gadis yang
tidak sombong dan sekaligus ramah terhadap sesama. Dia juga suka mementingkan
orang lain daripada dirinya sendiri, dan dia jjuga gadis yang sangat pemberani.http://warnetgadis.blogspot.com/
Puti Panjang Togai selalu merenung
di tepi sungai untuk menghilangkan masalah yang dia fikirkan, dan pada suatu
hari Puti bermimpi bahwa suatu hari nanti rumahnya berada di dalam air dan dia
merasa bisa memiliki istana yang megah di dalam air itu. Ketika dia terbangun
dari tidurnya, ia menceritakan mimpi yang di alami kepada Ibunya.
“Ibu….,
malam tadi aku bermimpi bahwa suatu hari nanti rumahku berada didalam air…” “mmm…
itu hanya mimpi nak, mimpi terkadang adalah bunga tidur, janganlah terlalu kau
hiraukan” Ibu menjawab dengan santai dan tersenyum.
“Owh
begitu ya bu…” sambil memikir.
Pada suatu hari, Puti merenungkan
apa arti mimpinya semalam, dia pergi ke sungai dimana dia biasanya menyendiri
yaitu di tepi sungai piruko yang berada agak jauh dari rumah Puti tersebut. Dan
tiba-tiba ketika dia merenung, datang seekor anak buaya dihadapannya, lalu ia
terkejut dan memukul anak buaya tersebut dengan tidak sengaja. Akhirnya anak
buaya itupun mati. Lalu ia berlari pulang dan setiba di rumah ia bertanya pada
Ibunya.http://warnetgadis.blogspot.com/
“Ibu…
tadi aku tidak sengaja membunuh anak buaya yang ada di sungai itu bu!” bicara
dengan nafas tergesa.
“Benarkah
itu Puti..?” dengan terkejut
“Iya
bu dan aku membiarkan bangkai anak buaya itu di situ bu.”
“cepat
ambil bangkai anak buaya itu Puti dan bawa lalu kubur” kata Ibu dengan cemas
“Baik
bu!” berlari dengan cepat.
Ketika Puti ingin mengambil jazad
anak buaya itu, ternyata jazad anak buaya itu sudah tidak ada lagi disitu
(menghilang tanpa jejak)
Akhirnya
Puti pun pulang, ketika sampai di rumah, ia pun melihat ada sepasang suami
istri yang lagi bertengkar dan Puti pun memanggil Ayah dan ibunya untuk bisa
meredamkan pertengkaran sepasang suami istri tersebut, dan Puti pun menanyakan
permasalahan mereka tersebut.
“Assalamualaikum,
maaf kalau boleh saya bertanya ada masalah apa ya hingga kalian bertengkar?”
bertanya sambil tersenyum
“Owh…
maaf Puti, Datuak, Uni, masalahnya ini Puti suamiku tidak pernah memikirkan
kami, dia selalu mementingkan dirinya sendiri.
“Apa
maksudnya..?” bertanya dengan bingung
“Dia
tidak pernah pulang ke rumah selama 1 bulan” jawab sang istri
“Hai
kamu, benar kata istrimu?” Datuak Komaya bertanya dan memotong pembicaraan
dengan tegas.
“Iya
Datuak maafkan aku datuak aku tidak akan mengulanginya lagi” sang suami
menjawab pertanyaan Datuak dengan halus.
“Kamu,
janji…”
“Janji
Datuk” dengan menundukkan kepala
“Itu
bukan jiwa laki-laki yang bertanggung jawab. Kamu paham itu” bicara dengan
bijaksana dan jiwa kepemimpinan.
“Iya
Datuak aku paham”
Akhirnya masalah keluarga itu pun
selesai diperbincangkan. Hari pun larut malam. Puti masih merenungi kejadian
tadi siang tentang soal anak buaya itu, dan akhirnya pun Puti mulai mengantuk
dan dia pun tidur dan Puti pun bermimpi, dia bertemu dengan buaya yang sangat
besar, dan buaya itu pun menjadi seorang kakek-kakek berambut putih, kakek itu
pun bicara pada Puti.
“Hai
Puti… kenapa kamu bunuh buaya itu?” bertanya dengan marah
“Maaf
kek, aku tidak sengaja memukulnya kek!!!”
“Tidak
semudah itu Puti, itu adalah cucu kesayanganku yang kamu bunuh!”
“Maafkan
aku kek, maafkan aku” bicara dengan ketakutan
“kamu
harus menggantinya Puti! Kamu harus mau tinggal bersamaku di sini” sambil
tertawa”
“Tidak…tidak…..”
sambil terbangun.”
Puti pun bangun dari tidurnya dengan
keringat yang mencucur, lalu Puti pun menceritakan lagi tentang mimpinya kepada
Ibunya. Dan Ibunya pun menanggapi dengan serius.
“Ibu,
aku bermimpi, kakek itu minta aku mengganti buaya itu menjadi cucunya.”
“Ibu
juga khawatir sama kamu nak, Ibu punya firasat yang tidak enak” dengan gelisah.
Tiga minggu pun telah berlalu. Puti
pun sakit-sakitan. Ia selalu meringis-ringis kesakitan sambil mengatakan tidak
mau…tidak mau….. dan Puti pun berkata pada Ibunya.
“Bu…aku
sudah tidak tahan lagi Bu, kakek itu selalu memanggilku” bicara dengan tidak
jelas.
“kakek
mana maksudmu nak?” bertanya dengan gelisah
“Ibu,
jika aku sudah tiada, mungkin dialam lain aku akan jaga negeri ini.”
“Ibu….Ibu…..
aku akan jaga negeri ini.!!” Sambil menghembuskan nafas terakhir
Ketika Puti meninggal, seluruh orang
yang berada di negeri itu sangat merasa kehilangan orang yang begitu baik.
Setelah tiga hari pun Puti meniggal, Ibunya bermimpi Puti menjadi seekor buaya
penghuni sungai Piruko di mana Puti biasanya merenung. Dalam mimpinya Puti
berkata pada Ibunya.
“Ibu…
sekarang roh ku menjelma menjadi seekor buaya dan tempat aku pun bersemayam
berada di sungai Pituko itu bu.”
“Benarkah
itu nak?”
“Jika
ada suatu hal yang tidak baik dalam negri ini ataupun ada kesalahan yang
diperbuat oleh warga di sini, maka aku akan menampakkan wujudku sebagai rasa
tanggung jawabku pada negeri ini, dan jika Ibu ingin bertemu denganku pergilah
ke sungai piruko itu dan bawalah 2 butir telur ayam hitam jamu lalu pecahkanlah
dalam sungai itu, dan aku akan datang.”
Keesokan harinya Datuak Togai
Kamayan dan Sitia Nurua (orang tua Puti Togai) pergi ke sungai tersebut dengan
membawa 2 butir telur ayam hitam dan jamu lalu memecahkannya ke dalam sungai
piruko tersebut. Tak lama kemudian air pun bergelembung dan keluarlah seekor
buaya putih besar, lalu mendekati Datuak Togai Kamayan dan Sitia Nurua dengan
perlahan-lahan. Lalu buaya itu mendekati Togai Kamayan dan Sitia Nurua, buaya
itu pun meneteskan air mata didepan mereka (kedua orang tuanya) dimana Puti
Panjang Togai itu bersemayam, tempat itu diberi nama Lubuak Panjang yang berada
disungai Piruko Sialang Gaung.http://warnetgadis.blogspot.com/
Itulah kisah buaya yang berada di sungai
Piruko Sialang Gaung, tepatnya berada di Lubuak Panjang, buaya tersebut akan
muncul jika ada suatu kesalahan dalam nagari Sialang Gaung tersebut. Seperti :
kawin sesuku, kawin sedarah, dll.
Narasumber : Datuak Mawar
Umur : 52 Tahun
Asal
Daerah : Sialang Gaung
Pekerjaan : Petani
Kecamatan : Koto Baru
TKP : Sungai Piruko Sialang Gaung.
NOTES :
Ini cuma hasil buatan siswa/siswi (Kesalahan sumber/materi diluar tanggung jawab admin)
Tulisan ini hanya sekedar untuk melengkapi tugas mata pelajaran disekolah
tidak ada unsur membuat, merubah asal muasal sebuah daerah.
Mohon di maklumi dan dipahami
HANYA TUGAS SEKOLAH
UNTUK
VERSI LENGKAP (TULISAN + GAMBAR + EDIT + RAPI)
SILAHKAN
DATANG KE WARNET GADIS.NET
SIMPANG
SMPN 1 SITIUNG, DHARMASRAYA
08777-07-33330
/ 0853-6527-3605
0 Response to "Asal Usul Buaya Penjaga Nagari (Dharmasraya)"
Posting Komentar