Cerpen Pribadi Marathon Pagi
Minggu
pagi yang cerah sekitar pukul 05.30 saat burung-burung berkicau dan matahari
mulai menyinari dunia, ada beberapa orang teman yang hendak pergi marathon.
Mereka hanya pergi dengan 4 orang saja yaitu Lala, Mila, Dia, dan Dona. Mereka
berasal dari Pulai dan bersekolah di SMAN 1 Pulau Punjung. Pada kejadian itu,
mereka masih duduk di kelas 2 SMP dan pemikiran mereka masih seperti
kekanak-kanakan, tidak tahu yang benar dan mana yang salah. Mereka pada saat
itu hanya memikirkan main dan main saja.http://warnetgadis.blogspot.com/
Pada
pagi itu, mereka berangkat dari rumah mereka masing-masing yang sebelumnya
mereka telah janjian terlebih dahulu. Mereka janjian ketemu di lapangan sepak
bola pada saat itu. Setelah beberapa saat semuanya telah berkumpul, mereka
hendak bersiap-siap pergi marathon. Mereka menuju jalan kebun karet yang dekat
Taman Sari itu. Dari penurunan pertama mereka telah ngos-ngosan. Mereka
berhenti sebentar hanya untuk menghela nafas yang panjang. Setelah itu mereka
melanjutkanperjalanan lagi dan tidak lama setelah itu matahari telah tersenyum
menyinari daun-daun karet tersebut. Tidak lama setelah itu mereka sampai
disebuah pemukiman masyarakat. Mereka melihat ada sebuah warung untuk membeli
air minum.
“Eh
teman-teman ada warung tu ? kita beli minum disitu saja ya?” (kata seorang
teman)
“Iya
tu ada warung. Ayuk lah kita kesitu.” (Kata Mila)
Akhirnya mereka semuanya menuju ke
warung tersebut. Setelah sampai di warung mereka mengambil air mineral satu
persatu.
“Berapa
harga air minum ini satu Bu ? (kata Mila kepada orang warung)
“5.000
nak!!” (kata Ibu itu kepada Mila)
“Ini
Bu uangnya.”
“Kalian
dari mana??”
“Kami
dari Pulai Bu!!”
“Ooo…
(kata Ibu warung itu).
Ada seorang teman Mila yang
mengajak teman-temannya hendak pulang.
“Eh
teman-teman, kita pulang yuk, matahari udah mulai panas ni!!!”
Teman-temannya
menjawab semua.
“Ayuk
lah!!”
Ditengah-tengah
perjalananan mereka bercanda tawa dan bernyanyi bersama. Ditengah perjalanan
ada seorang teman yang mengajaka mereka menuju jalan pintas.
Dia :
“Teman-teman, kita lewat sini saja yuk, biar lebih cepat.
Teman-teman : “Ayuk…”
Dona : “Emang ini jalan bisa menuju mana..?”
Dia :
“Ini jalan bisa menuju ke lapangan sepak bola tadi.”
Mila : “ Teman-teman, kita foto-foto yuk.”
Sambil
berjalan mereka berfoto-foto bersama-sama. Tidak lama setelah itu, mereka
melihat kebun jambu biji, mereka menghampiri kebun jambu biji tersebut. Awalnya
mereka hendak membeli buah jambu biji tersebut tetapi orang yang mempunyai
kebun jambu biji tersebut tidak mau menjualnya.
“Kalian
dari mana..?” (kata orang yang punya kebun )
“Kami dari
Pulai Pak, Bu,” (mereka menjawab bersama-sama)
“Bu, kami
ingin membeli jambu biji Ibu ini? (kata seorang teman)
“Tapi jambu
bijinya belum masak nak.” (kata Ibu tersebut)
Mereka
hanya bisa diam dan pergi dari tempat Ibu tersebut. Kebun Ibu tersebut sangat
luas, tidak lama setelah itu ada salah seorang teman yang hendak mengambil
jambu Ibu tersebut. http://warnetgadis.blogspot.com/
“Hai
teman-teman kita ambil saja jambu biji Ibu ini. Lagian Ibunyakan jauh dari
sini, pasti Ibu itu tidak mengetahuinya!!” (kata Mila pada teman-temannya.
“Iya itu,
benar kata Mila” (jawab Dia).
Mila
mengendap-endap mengambil jambu biji Ibu tersebut.
“Dia,
akukan sudah mengambilnya, sekarang giliran kamu yang bawanya.”
“Ya udah
deh Mila, bawa sini aku yang bawa.”
Tidak
lama setelah itu, Ibu tersebut pun telah merasa curiga kepada mereka, lalu Ibu
tersebut menghampiri mereka dengan sepeda motornya.
“Hey,
apa yang kalian lakukan disini..?”
Mereka
menjawab dengan ketakutan.
“Kami
hanya numpang berfoto-foto disini Bu…”
“Terus
kenapa kalian lari ketakutan begitu saat Ibu datang kesini?”
Mereka
menjawab dengan alasan yang tidak tepat.
“Tadi
saya melihat babi disitu Bu” (kata Lala)
“Mana
mungkin ada babi disini.”
“Iya Bu
beneran ada babi tadi disitu.”
“Sampai
kalian berani mengambil jambu biji Ibu ini, kalian akan Ibu adukan kepada
Kepala Sekolah kalian nanti.”
“Apa
buktinya kalau kami yang ngambil jambu Ibu” Kata Mila
(Yang
sebelumnya telah dilempar ke dalam sungai oleh Dia).
“Iya sih
Ibu nggak punya bukti, kenapa kalian ketakutan?, kalau ia kalian ingin
foto-foto disini kenapa tidak dari tadi saja, sekalian foto-fotoin semuanya ini.
Dan
tidak lama setelah itu, Ibu tersebut pergi dari hadapan mereka dengan keadaan
yang sangat marah. Mereka hanya pergi dengan keadaan yang sangat ketakutan.
UNTUK
VERSI LENGKAP (TULISAN + GAMBAR + EDIT + RAPI)
SILAHKAN
DATANG KE WARNET GADIS.NET
SIMPANG
SMPN 1 SITIUNG, DHARMASRAYA
08777-07-33330
/ 0853-6527-3605
0 Response to "Cerpen Pribadi Marathon Pagi"
Posting Komentar