Makalah Isu Pembangunan Desa
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan karuniaNya yang telah di limpahkan sejak mencari ide,
menyusun , hingga menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini tak akan terwujud tanpa pengarahan , bimbingan dan
kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam menyelesaikan makalah
ini. Saya menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, karena masih ada
kekurangan dalam memberikan pengarahan. Oleh sebab itu, untuk perbaikan dan
menyempurnakan makalah ini, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di
harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
berkepentingan, dan khususnya untuk para mahasiswa dapat menjadi referensi
dalam pengembangan wacana bidang kebijakan publik http://www.warnetgadis.com/
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah................................................................................................. 2
1.3 Tujuan penulisan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1
Pengertian Pembangunan Desa............................................................................. 3
2.2
Kelemahan dalam Pembangunan Desa.................................................................. 3
2.3
Permasalahan yang dihadapi Dalam Pembangunan Desa........................................ 4
2.4
Solusi agar Terlaksananya Pembangunan Desa yang Merata.................................. 7
2.5 Kebijakan yang Diambil dalam
Pemabngunan Perdesaan....................................... 8
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 9
3.2 Saran................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Berbicara tentang pembangunan desa, selama ini sebagian
diantara kita terlalu terpaku pada pembangunan berskala besar (atau proyek
pembangunan) di wilayah pedesaan. Padahal pembangunan desa yang sesungguhnya
tidaklah terbatas pada pembangunan berskala “proyek” saja, akan tetapi
pembangunan dalam lingkup atau cakupan yang lebih luas. Pembangunan yang
berlangsung di desa dapat saja berupa berbagai proses pembangunan yang
dilakukan di wilayah desa dengan menggunakan sebagian atau seluruh sumber daya
(biaya, material, sumber daya manusia) bersumber dari pemerintah (pusat atau
daerah), selain itu dapat pula berupa sebagian atau seluruh sumber daya
pembangunan bersumber dari desa. Apa sesungguhnya pembangunan desa ?
Sesungguhnya, ada atau tidak ada bantuan pemerintah terhadap desa,
denyut nadi kehidupan dan proses pembangunan di desa tetap berjalan. Masyarakat
desa memiliki kemandirian yang cukup tinggi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
mengembangkan potensi diri dan keluarganya, serta membangun sarana dan prasarana
di desa. Namun demikian, tanpa perhatian dan bantuan serta stimulan dari
pihak-pihak luar desa dan pemerintah proses pembangunan di desa berjalan dalam
kecepatan yang relatif rendah. Kondisi ini yang menyebabkan pembangunan di desa
terkesan lamban dan cenderung terbelakang.
Jika
melihat fenomena pembangunan masyarakat desa pada masa lalu, terutama di era
orde baru, pembangunan desa merupakan cara dan pendekatan pembangunan yang
diprogramkan negara secara sentralistik. Dimana pembangunan desa dilakukan oleh
pemerintah baik dengan kemampuan sendiri (dalam negeri) maupun dengan dukungan
negara-negara maju dan organisasi-organisasi internasional. Pembangunan desa
pada era orde baru dikenal dengan sebutan Pembangunan Masyarakat Desa (PMD),
dan Pembangunan Desa (Bangdes). Kemudian di era reformasi peristilahan terkait
pembangunan desa lebih menonjol “Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD)”.
Dibalik semua itu, persoalan peristilahan tidaklah penting, yang terpenting
adalah substansinya terkait pembangunan desa.
1.2
Rumusan
Masalah
a. Pengertian
Pembangunan Desa ?
b. Kelemahan
dalam Pembangunan Desa ?
c. Permasalahan
yang dihadapi Dalam Pembangunan Desa ?
d. Solusi
agar Terlaksananya Pembangunan Desa yang Merata ?
e. Kebijakan yang Diambil dalam
Pemabngunan Perdesaan ?
1.3
Tujuan
Penulisan
a. Dapat
Menjelaskan apa itu Pembangunan Desa.
b. Mengetahui
Kelemahan dalam Pembangunan Desa.
c. Dapat
Menjabarkan Permasalahan yang dihadapi Dalam Pembangunan Desa.
d. Mencari
Solusi agar Terlaksananya Pembangunan Desa yang Merata.
e. Kebijakan yang Diambil dalam
Pemabngunan Perdesaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Pembangunan Desa
Pembangunan
pedesaan adalah pembangunan berbasis pedesaan
dengan mengedepankan kearifan lokal kawasan
pedesaan
yang mencakup struktur demografi masyarakat,
karakteristik sosial
budaya,
karakterisktik fisik/geografis, pola kegiatan usaha pertanian,
pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor kelembagaan
desa, dan
karakteristik kawasan
pemukiman.
2.2
Kelemahan
dalam Pembangunan Desa
Kelemahan pembangunan
desa pada desa-desa tradisional, masalah - masalah antara lain:
1.
Pertumbuhan penduduk penduduk yang berat, sehingga pemilikan
tanah semakin berkurang, terutama pada wilayah yang terbatas lahannya (sumber
daya alam)
2.
Tingkat pendidikan rendah yang menyebabkan adopsi tegnologi
rendah dan stagnansi produk juga masalah lain yang bisa timbul dengan serius
seperti masalah kesehatan, rendahnya produktivitas kerja dan masalah
kepemimpinan desa.
3.
Keterisolasian desa yang membuat hubungan dengan dunia luar
sulit dan lambat dan tidak dapat memanfaatkan keuntungan dengan dunia luar.
Kelemahan yang
terjadi di desa transisional adalah:
1.
masalah pertumbuhan penduduk yang cepat (sama dengan desa
tradisional)
2.
masalah pertanahan timbul, karena hubungan dengan dunia luar
3.
tingkat pendidikan rendah (sama dengan desa tradisional)
4.
tingkat adopsi tegnologi yang mudah dan tidak tersedianya
tegnologi spesifik lokal
5.
keterisolasian desa dan lambatnya pembangunan prasarana
jalan
6.
masalah pembangunan prasarana lain seperti irigasi, drainase
7.
masalah pemasaran hasil-hasil pertanian
8.
pengadaan modal untuk pembaharuan usaha-usaha pertanian
(perkreditan dan akumulasi modal)
2.3
Permasalahan
yang dihadapi Dalam Pembangunan Desa
Permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat perdesaan dapat dimasukkan ke dalam beberapa
permasalahan utama sebagai berikut
(1)
masih kurang berkembangnya kehidupan
masyarakat perdesaan karena terbatasnya akses masyarakat perdesaan, terutama
kaum perempuan, ke sumber daya produktif, seperti lahan, permodalan,
infrastruktur, dan teknologi serta akses terhadap pelayanan publik dan pasar;
(2)
masih terbatasnya pelayanan prasarana
dan sarana permukiman perdesaan, seperti air minum, sanitasi, persampahan, dan
prasarana lingkungan lain;
(3)
masih terbatasnya kapasitas kelembagaan
pemerintahan di tingkat lokal dan kelembagaan sosial ekonomi untuk mendukung
peningkatan sumber daya pembangunan perdesaan; dan
(4)
masih kurangnya keterkaitan antara
kegiatan ekonomi perkotaan dan perdesaan yang mengakibatkan makin meningkatnya
kesenjangan ekonomi dan kesenjangan pelayanan infrastruktur antarwilayah.
Permasalah yang dihadapi dalam
pembangunan Desa umumnya berada pada masalah sturktural dan sosial budaya.
Adapun masalah yang dihadapi dalam upaya pembanguna di Desa yaitu :
A.
Masalah Sosial Budaya
1.
Rendahnya tingkat pendidikan
Sarana
pendidikan masyarakat di desa cenderung rendah. Masyarakat di desa umumnya
hanya berpendidikan SD, SMP dan SMA. Hal ini disebabkan karena masyarakat belum
mengetahui seberapa besar pentingnya pendidikan untuk dirinya. Apabila setelah
menyelesaikan pendidikan hingga SMA atau lebih buruk hanya sampai SD saja orang
tua akan menikahkan anak-anaknya sehingga masa depan pendidikan generasi
penerus bangsa menjadi terputus dan hal ini menyebabkan mereka hanya bergelut
pada lingkar kemiskinan karena minimnya pendidikan. Rendahnya pendidikan ini
juga menjadi menjadi akar permasalahan bahwa kurangnya inisiatif masyarakat
dalam menghadapi masalah-masalah dalam kehidupan mereka. Mereka hanya
memikirkan bagaimana caranya agar tetap mempertahankan hidup tanpa memikirkan
bagaimana nasib generasi penerus bangsa di masa yang akan mendatang. Karena
minimnya pendidikan masyarakat hal ini menyebabkan dari seluruh penduduk desa
hampir 95% penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Selain itu masalah
rendahnya pendidikan juga menjadikan kendala dalam penerapan inovasi yang
dilakukan oleh penyuluhan.
2. Minimnya sarana dan prasarana di
pedesaan
Salah
satu penyebab daerah pedesaan masih terisolasi atau tertinggal adalah masih
minimnya prasarana dan sarana transportasi yang membuka akses daerah pedesaan
dengan daerah lainnya. Kondisi prasarana dan sarana transportasi yang minim
berkontribusi terhadap keterbelakangan ekonomi daerah pedesaan. Secara umum,
masyarakat daerah pedesaan menghasilkan jenis produk yang relatif sama,
sehingga transaksi jual beli barang atau produk antar sesama penduduk di suatu
desa relatif kecil. Dalam kondisi prasarana dan sarana transportasi yang minim,
produk yang dihasilkan masyarakat daerah pedesaan sulit untuk diangkut dan
dipasarkan ke daerah lain. Jika dalam kondisi seperti itu, masyarakat daerah
pedesaan menghasilkan produk pertanian dan non pertanian dalam skala besar,
maka produk tersebut tidak dapat diangkut dan dipasarkan ke luar desa dan akan
menumpuk di desa. Penumpukan dalam waktu yang lama akan menimbulkan kerusakan
dan kerugian. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi warga
masyarakat di daerah pedesaan. Sebaliknya, hal tersebut akan mendorong sebagian
warga masyarakat di daerah pedesaan untuk merantau atau berpindah ke daerah
lain terutama daerah perkotaan yang dianggap lebih menawarkan masa depan yang
lebih baik.
4. Terbatasnya lapangan pekerjaan di
pedesaan
Indonesia
sebagai negara agraris sampai saat ini dapat dilihat dari besarnya jumlah
penduduk yang masih mengandalkan penghasilannya serta menggantungkan harapan
hidupnya pada sektor pertanian. Dominasi sektor pertanian sebagai
matapencaharian penduduk dapat terlihat nyata di daerah pedesaan. Sampai saat
ini lapangan kerja yang tersedia di daerah pedesaan masih didominasi oleh
sektor usaha bidang pertanian. Kegiatan usaha ekonomi produktif di daerah
pedesaan masih sangat terbatas ragam dan jumlahnya, yang cenderung terpaku pada
bidang pertanian (agribisnis). Aktivitas usaha dan matapencaharian utama
masyarakat di daerah pedesaan adalah usaha pengelolaan/ pemanfaatan sumber daya
alam yang secara langsung atau tidak langsung ada kaitannya dengan pertanian.
Bukan berarti bahwa lapangan kerja di luar sektor pertanian tidak ada, akan
tetapi masih sangat terbatas. Peluang usaha di sektor non-pertanian belum
mendapat sentuhan yang memadai dan belum berkembang dengan baik. Kondisi ini
mendorong sebagian penduduk di daerah pedesaan untuk mencari usaha lain di luar
desanya, sehingga mendorong mereka untuk berhijrah/migrasi dari daerah pedesaan
menuju daerah lain terutama daerah perkotaan. Daerah perkotaan dianggap
memiliki lebih banyak pilihan dan peluang untuk bekerja dan berusaha.
B.
Masalah ekonomi
Jika
di daerah perkotaan geliat perekonomian begitu fenomenal dan pantastis.
Sebaliknya, hal yang berbeda terjadi di daerah pedesaan, dimana geliat
perekonomian berjalan lamban dan hampir tidak menggairahkan. Roda perekonomian
di daerah pedesaan didominasi oleh aktivitas produksi. Aktivitas produksi yang
relatif kurang beragam dan cenderung monoton pada sektor pertanian (dalam arti
luas : perkebunan, perikanan, petanian tanaman pangan dan hortikultura,
peternakan, kehutanan, dan produk turunannya). Kalaupun ada aktivitas di luar
sektor pertanian jumlah dan ragamnya masih relatif sangat terbatas.
Aktivitas
perekonomian yang ditekuni masyarakat di daerah pedesaan tersebut sangat rentan
terhadap terjadinya instabilitas harga. Pada waktu dan musim tertentu produk
(terutama produk pertanian) yang berasal dari daerah pedesaan dapat mencapai
harga yang begitu tinggi dan pantastik.
Meskipun
penduduk di daerah pedesaan mayoritas bermatapencaharian sebagai petani, namun
tidak semua petani di daerah pedesaan memiliki lahan pertanian yang memadai.
Banyak diantara mereka memiliki lahan pertanian kurang dari 0,5 hektar, yang
disebut dengan istilah petani gurem. Lebih ironis lagi, sebagian dari
penduduk di daerah pedesaan yang malah tidak memiliki lahan pertanian garapan
sendiri. Mereka berstatus sebagai petani penyewa, penggarap atau sebagai buruh
tani. Petani penyewa adalah para petani yang tidak memiliki lahan pertanian
garapan milik sendiri melainkan menyewa lahan pertanian milik orang lain.
Petani penggarap adalah para petani yang tidak memiliki lahan pertanian garapan
milik sendiri melainkan menggarap lahan pertanian milik orang lain dengan
sistem bagi hasil atau lainnya. Buruh tani adalah petani yang tidak memiliki
lahan pertanian garapan milik sendiri melainkan bekerja sebagai buruh yang
menggarap lahan pertanian milik orang lain dengan memperoleh upah atas
pekerjaannya.
C.
Masalah Geografis
Di
Indonesia mempunyai tingkat kesuburan tanah yang berbeda disetiap wilayah.
Tingkat kesuburan tanah juga sangat berpengaruh dalam pembangunan desa, desa
yang mempunyai keadaan tanah yang subur cenderung akan mempengaruhi hasil tani
yang akan dihasilkan. Semakin baik dan banyak hasil tani yang dihasilkan oleh
desa tersebut maka akan sangat mempengaruhi dari pendapatan masayarakat itu
sendiri. Semakin besar pendapatan masyarakat maka pertumbuhan ekonomi didesa
tersebut akan semakin baik.
Letak
wilayah desa juga sangat mempengaruhi dari pembangunan desa itu sendiri. Desa
yang yang letak wilayahnya lebih strategis yang dalam hal ini dekat dengan
peradaban kota akan berbeda dengan desa yang letaknya sulit dijangkau. Desa
yang letaknya sulit dijangkau akan cenderung akan mengalami pembangunan ekonomi
yang lambat. Hal ini disebabkan karena sulitnya akses pemerintah dan dunia luar
untuk menjangkaunya. Jadi letak desa yang strategis juga sangat berpengaruh
dalam pembangunan desa itu sendiri.
2.4
Solusi
agar Terlaksananya Pembangunan Desa yang Merata
Adapun Solusi dalam
upaya mengatasi permasalahan pembangunan desa di antaranya adalah :
a. Peningkatan kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan dengan memperbaiki sarana pendidikan, mengadakan
penyuluhan pendidikan terhadap masyarakat agar tercipta generasi penerus yang
memiliki pengetahuan sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b. Ketersediaan parasarana dan sarana
transportasi yang memadai akan mendukung arus orang dan barang yang keluar dan
masuk ke daerah pedesaan. Untuk mendorong peningkatan dinamika masyarakat
daerah pedesaan akan arus transportasi orang dan barang keluar dan masuk dari
dan ke daerah pedesaan, diperlukan prasarana dan sarana transportasi yang
memadai.karena Salah satu prasarana dan sarana pokok dan penting untuk membuka
isolasi daerah pedesaan dengan daerah lainnya adalah prasarana transportasi
(seperti jalan raya, jembatan, prasarana transportasi laut, danau, sungai dan
udara), dan sarana transportasi (seperti mobil, sepeda motor, kapal laut,
perahu mesin, pesawat udara dan sebagainya).
c. Peran pemerintah (pusat dan daerah)
dalam pembangunan desa ditempatkan pada posisi yang tepat. Pemerintah
diharapkan berperan dalam memberi motivasi, stimulus, fasilitasi, pembinaan,
pengawasan dan hal-hal yang bersifat bantuan terhadap pembanguan desa dalam
aspek fisik.
d. Keterlibatan masyarakat sangat
diperlukan dalam pembangunan desa. Karena proses pembangunan desa bukan hanya
sebatas membangun prasarana dan sarana yang diperlukan, tetapi proses
pembangunan desa memerlukan waktu yang panjang, banyak pengorbanan, dan
bertalian dengan banyak pihak dalam masyarakat termasuk masyarakat di daerah
pedesaan. Proses pembangunan desa dimulai dari tahap pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, dan pemeliharaan. Seyogyanya pada semua tahapan pembangunan desa
ini terjadi keterlibatan partisipasi aktif masyarakat daerah pedesaan.
2.5
Kebijakan yang Diambil dalam
Pemabngunan Perdesaan
Penciptaan lapangan pekerjaan
nonpertanian di perdesaan merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kualitas hidup masyarakat perdesaan. Untuk itu, langkah-langkah kebijakan yang
ditempuh meliputi :
(1)
meningkatkan keberdayaan masyarakat
perdesaan melalui penguatan kelembagaan dan modal sosial masyarakat perdesaan
serta pengembangan kemampuan dan kemandirian masyarakat perdesaan dalam
pengelolaan pembangunan;
(2)
memperkuat keterkaitan kawasan
perdesaan dengan perkotaan serta keterkaitan antarsektor pertanian dengan
sektor industri dan jasa berbasis sumber daya lokal;
(3)
memperbaiki tingkat pelayanan prasarana
permukiman dan ekonomi perdesaan;
(4)
meningkatkan kapasitas pemerintahan di
tingkat lokal dalam mengelola pembangunan perdesaan secara partisipatif; dan
(5)
mengembangkan dan memantapkan
kelembagaan sosial ekonomi dalam rangka pengembangan ekonomi lokal dan
peningkatan akses masyarakat perdesaan ke modal usaha. Jika memperhatikan
karakteristik umum permasalahan kesejahteraan rakyat dan kualitas hidup
masyarakat desa, langkah-langkah tersebut dilakukan dengan memperhatikan
kesetaraan gender.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Permasalah
yang dihadapi dalam pembangunan Desa umumnya berada pada masalah sturktural dan
sosial budaya. Adapun masalah yang dihadapi dalam upaya pembanguna di Desa yaitu : Masalah Sosial Budaya, masalah
ekonomi dan masalah geografis. Masalah sosial budaya terdiri dari Rendahnya
tingkat pendidikan, Minimnya sarana dan prasarana di pedesaan yaitu Prasarana dan sarana
transportasi, Prasarana dan sarana pendidikan yang kurang memadai ,Terbatasnya
lapangan pekerjaan di pedesaan dan Rendahnya Kesadaran Petani terhadap
adopsi inovasi pertanian.Masalah ekonomi terdiri dari Keterbelakangan perekonomian dan Tidak
tersedianya permodalan untuk petani dan Harga pupuk yang lumayan tinggi. Selain
itu masalah geografisnya yaitu prediksi terhadap iklim yang sulit, keadaan
tanah dan letak wilayah.
3.2
Saran
Setiap proses pembangunan hendaknya pro rakyat
sebagai upaya mewujudkan cita – cita sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD
1945. Pembangunan sebaiknya ada keseimbang antara pembangunan fisik infra
struktur dengan pembangunan dibidang sumberdaya manusia untuk mempersiapkan
Indonesia dalam menghadapi era globalisasi. Kemampuan dan daya tahan dalam
persaingan pasar global merupakan modal utama bagi Indonesia agar mampu berdiri
tegak dihadapan negara – negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
Chalid, Pheni, (2010), Isu
dan Teori Pembangunan. Jakarta: Universitas Terbuka
Anomim, panduan
program inpres desa tertinggal; Jakarta : badan perencanaan pembangunan nasional – departemen
dalam negeri, 1994.
Arie Lastario,
Ananlisa Perbandingan Peningkatan Pendapatan dan Pemerataan, Yayasan
Pengembangan Ketrampilan dan Mutu kehidupan Nusantara,Jakarta,1989.
Nugroho, Gunarso Dwi.. Modul Globalisasi. Banyumas, CV.
Cahaya Pustaka,2006
M. Nuh. Nasir, Saicrudin dan Maulizar, Analisis
faktor-Faktor Kemiskinan Dalam
Rumah Tangga Di Purworejo. Jurnal
Eksekutif. Vol. 5 No. 4,. Lipi. Jakarta, Agustus 2008.
Ricardo, David, On
The Principles Of Political: ekonomi and Taxation,cambridge;
Cambridge univ. Press, 1917.
UNTUK VERSI SOFTCOPY (TULISAN + GAMBAR + EDIT + RAPI)
SILAHKAN DATANG KE WARNET GADIS.NET
SIMPANG SMPN 1 SITIUNG, DHARMASRAYA
08777-07-33330 / 0853-6527-3605
HARGA BERSAHABAT
0 Response to "Makalah Isu Pembangunan Desa"
Posting Komentar