Makalah Tentang Teh Hijau dan Khasiatnya
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji hanya bagi Allah SWT.
karena dengan rahmat dan izin-Nya Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga dan para sahabatnya. Semoga curahan rahmatnya akan sampai
kepada kita sekalian. Amin… .
Hingga saat ini persentase pengetahuan
masyarakat akan khasiat teh dalam dunia kesehatan masih tergolong rendah.
Banyak masyarakat yang suka meminum teh hanya karena merasa senang dan gemar
terhadap minuman ini. Oleh karena itu, penulis berharap penyusunan karya tulis
ini dapat memberikan informasi akan hal tersebut.
Karya tulis ini tak mungkin dapat
terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,
pada kesempatan ini penulis bermaksud mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang sudah membantu terselesainya karya
ilmiah ini.
Akhir kata, semoga segala sesuatu yang
diharapkan penulis dari penyusunan karya tulis ini dapat tercapai. Amin Ya
Rabbal ‘Alamin... .
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................... 2
1.4 Manfaat.................................................................................... 3
BAB II PELAKSANAAN
PENELITIAN................................................ 4
2.1 Kajian Pustaka......................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Teh dan
Pengklasifikasiannya.......................... 4
2.1.2 Kandungan Kimia pada
Daun Teh................................... 6
2.2 Metode Penelitian..................................................................... 7
2.3 Hasil dan Pembahasan.............................................................. 7
BAB III PENUTUP.................................................................................... 15
3.1 Simpulan................................................................................... 15
3.2
Saran........................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era yang semakin
maju seperti saat ini, terdapat berbagai jenis minuman yang biasa dikonsumsi
oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Namun sebagian besar dari
minuman-minuman tersebut tidak memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh kita,
bahkan tidak sedikit yang bisa menimbulkan penyakit. Hal ini disebabkan oleh
zat-zat kimia yang terkandung dalam minuman tersebut.
Sangat sedikit orang
yang menyadari akan dampak yang dihasilkan oleh minuman yang dikonsumsinya.
Terlebih lagi banyak minuman yang menggunakan bahan pewarna dan bahan pengawet
yang bisa membahayakan kesehatan kita. Oleh karenanya, kita harus bisa
membiasakan diri untuk meminum minuman yang diolah dari alam serta aman dan
sehat untuk dikonsumsi.
Salah satu di antara
minuman tersebut ialah teh. Teh telah menjadi bahan minuman yang paling
terkenal di dunia setelah air. Di dalamnya terkandung berbagai senyawa kimia
yang berfungsi sebagai pembentuk rasa nikmat. Selain itu, sejak bertahun-tahun
yang lalu peranan teh telah berkembang untuk dunia kesehatan dan pengobatan.
Bahkan dunia kedokteran modern mulai mengakui peranan teh untuk melawan
berbagai penyakit.
Di antara jenis teh
yang dinilai memiliki khasiat paling baik untuk kesehatan adalah teh hijau.
Namun tidak semua orang mengetahui akan senyawa kimia potensial yang terkandung
di dalam daun teh serta peranannya bagi dunia kesehatan dan pengobatan. Di
samping itu, tak bisa kita pungkiri bahwa jumlah masyarakat yang gemar
mengonsumsi teh hijau masih tergolong sedikit, khususnya di Indonesia.
Berdasarkan
kondisi-kondisi tersebut, tercetuslah sebuah ide untuk menyusun karya tulis ini
agar dapat memberikan informasi mengenai senyawa kimia yang terkandung dalam
teh hijau serta khasiatnya bagi kesehatan tubuh kita.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam karya
tulis ini adalah :
a.
Apa pengertian teh, dan bagaimanakah
pengklasifikasiannya?
b.
Apa saja senyawa kimia yang terkandung di dalam daun
teh?
c.
Apa saja khasiat teh hijau bagi kesehatan tubuh kita?
1.3 Tujuan
Hampir semua manusia
di dunia ini pasti pernah mengonsumsi minuman yang bernama teh. Namun tentunya
kita masih belum mengetahui dengan jelas senyawa kimia apa saja yang terkandung
di dalamnya dan apa khasiatnya bagi kesehatan tubuh kita.
Oleh sebab itu,
melalui Karya Tulis Ilmiah ini penulis bertujuan untuk menyalurkan informasi
yang telah diperoleh dari berbagai sumber mengenai khasiat teh bagi kesehatan
tubuh manusia yang ditekankan pada salah satu jenis teh, yaitu teh hijau beserta
kandungan senyawa kimia penting di dalamnya.
1.4 Manfaat
Dengan adanya
penulisan karya tulis ini diharapakan dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca. Di antaranya adalah pembaca bisa memperoleh informasi seputar teh
hijau dan manfaatnya bagi kesehatan. Selain itu bisa menumbuhkan kesadaran
pembaca khususnya, dan masyarakat pada umumnya, untuk mencari tahu
kandungan-kandungan yang terdapat dalam setiap makanan maupun minuman yang
dikonsumsi, apakah berdampak baik atau buruk bagi kesehatan tubuh.
BAB II
PELAKSANAAN PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1
Pengertian Teh dan Pengklasifikasiannya
Teh merupakan salah
satu bahan minuman yang terkenal di dunia setelah air. Bahan minuman ini
diperoleh dari hasil pengolahan daun teh yang tumbuh di daerah dataran tinggi.
Berdasarkan hasil
dan proses pengolahannya, teh dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu teh hijau
(tidak difermentasi), teh oolong (semifermentasi), dan teh hitam (fermentasi
penuh).
Teh hijau dibuat
melalui metode inaktivasi enzim polifenol oksidasenya di dalam daun teh segar.
Metode ini dapat dilakukan melaui pemanasan (udara panas) dan penguapan (steam/uap air). Kedua proses tersebut
berguna untuk mencegah terjadinya oksidasi enzimatis katekin.
Gambar 1.Teh hijau, dibuat melalui inaktivasi enzim polifenol
Teh hitam dibuat
melalui oksidasi katekin dalam daun segar dengan katalis polifenol oksidase
atau disebut dengan fermentasi. Proses fermentasi ini dihasilkan dalam oksidasi
polifenol sederhana, yaitu katekin teh diubah menjadi molekul yang lebih
kompleks dan pekat
sehingga memberi ciri khas teh hitam, yaitu berwarna, kuat, dan berasa tajam.
Gambar 2. Teh hitam, memiliki warna merah
keemasan atau kecoklatan
Teh oolong diproses melalui pemanasan daun dalam waktu singkat setelah penggulungan. Oksidasi terhenti dalam proses pemanasan, sehingga teh oolong disebut dengan teh semifermentasi. Karakteristik teh ini berada di antara teh hijau dan teh hitam.
Gambar 3. Teh oolong, diproses melalui pemanasan
daun dalam waktu singkat
Perbedaan utama yang cukup
berarti dari ketiga proses pengolahan teh tersebut ada pada kandungan
katekinnya. Kandungan katekin tertinggi ada pada teh hijau, disusul teh oolong,
dan teh hitam. Pada umumnya teh hijau mengandung 16%-30% senyawa katekin, hal
inilah yang menyebabkan teh hijau dinilai memiliki khasiat paling baik bagi
kesehatan dibandingkan dengan kedua jenis teh lainnya.
2.1.2
Kandungan Kimia pada Daun Teh
Daun teh sebagai
bahan utama dalam pembuatan minuman (teh) tentu mengandung berbagai jenis
senyawa kimia di dalamnya. Vakuola dalam sel daun teh mengandung zat-zat yang
larut dalam air, seperti katekin, kafein, aneka asam amino, dan berbagai gula.
Dalam sitoplasma terdapat enzim pengoksida, yaitu polifenol oksidase, klorofil,
dan karoten. Presentase kandungan katekin dan kafein menunjukkan tingkat mutu
seduhan dari pucuk daun teh yang digunakan. Gambaran mengenai komposisi pucuk
daun teh disajikan pada tabel berikut.
Tabel
1. Komposisi Pucuk Daun Teh (% berat kering)
Bagian
Sel
|
Senyawa
|
Total
|
Larut
Dalam Air
|
Dinding Sel
|
Selulosa
|
24.0
|
0.0
|
Lignin
|
6.5
|
2.3
|
|
Protoplasma
|
Protein
|
17.0
|
0.0
|
Lemak
|
8.0
|
0.0
|
|
Tepung
|
0.5
|
0.0
|
|
Vakuola
|
Polifenol / Katekin
|
22.0
|
22.0
|
Kafein
|
4.0
|
4.0
|
|
Asam Amino
|
7.0
|
7.0
|
|
Asam Gula
|
3.0
|
3.0
|
|
Asam Organik
|
3.0
|
3.0
|
|
Abu / Mineral
|
5.0
|
4.0
|
|
Jumlah
|
100.0
|
45.3
|
(Bhatia, 1963)
Bahan-bahan kimia
dalam daun teh dapat dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu substansi
fenol, substansi bukan fenol, substansi penyebab aroma, dan enzim. Keempat
kelompok tersebut yang menimbulkan berbagai macam sifat yang dapat kita temukan
pada teh.
2.2 Metode Penelitian
Metode penelitian
yang digunakan oleh penulis dalam upaya merampungkan Karya Tulis Ilmiah ini
adalah studi literatur, di mana penulis mencari dan memperoleh informasi
mengenai teh hijau dan khasiatnya dari berbagai sumber yang ada, baik media
cetak maupun media elektronik.
2.3 Hasil dan Pembahasan
Sebagaimana yang
telah dijelaskan pada subbab sebelumnya bahwa teh hijau mengandung berbagai
jenis zat kimia yang penting bagi tubuh. Di antara senyawa-senyawa kimia
tersebut yang memiliki peranan paling penting adalah katekin. Senyawa kimia ini
terbukti memiliki kemampuan sebagai antioksidan yang lebih tinggi daripada
vitamin C maupun vitamin E. Selain itu, katekin (polifenol) teh hijau juga
terbukti memiliki beberapa aktivitas biokimia yang berguna bagi kesehatan tubuh
manusia.
Gambar 6 . Teh memiliki khasiat penting bagi
kesehatan tubuh
Adapun peranannya
bagi kesehatan tubuh manusia antara lain sebagai berikut.
1. Teh
Hijau Sebagai Antikanker
Kanker termasuk penyakit
yang sangat ditakuti saat ini. Kemajuan di bidang ilmu makanan yang memproduksi
bermacam-macam tambahan pangan sintetis dapat menjadi salah satu pemicu kanker.
Kebiasaan merokok dan menggunakan kosmetik juga sering dianggap sebagai
penyebab penyakit kanker.
Efek positif ini
juga terkait erat dengan dosis yang digunakan. Semakin tinggi kandungan
katekinnya, akan semakin baik hasilnya terhadap pencegahan berbagai macam
penyakit. Peneliti dari Universitas Murcia di Spanyol dan John Innes Center di
Norwich Inggris menyatakan bahwa senyawa EGCG yang dikandung teh hijau mampu
menghambat pertumbuhan sel kanker.
a.
Teh Hijau
Mencegah Kanker Perut
Tidak hanya mampu melepaskan rasa
dahaga, namun teh hijau dapat pula mencegah terjadinya kenker perut. Sejumlah
factor diyakini dapat meningkatkan kanker perut, seperti mengonsumsi daging
asap dengan kadar garam berlebihan, kurangnya asupan serat, merokok, dan
sejarah penyakit dalam keluarga.
b.
Teh Hijau
dan Kanker Payudara
Khasiat teh hijau untuk kesehatan payudara
telah lama kita dengar, tetapi sebagian orang masih meragukan kebenarannya.
Keraguan tersebut telah terjawab karena senyawa katekin dalam teh hijau memang
mampu melindungi payudara dari serangan kanker.
c.
Teh Hijau
Cegah Kanker Kandungan
Risiko terserang kanker kandungan pada
perempuan yang meminum teh hijau setiap hari dapat dikurangi hingga 60%. Ini
merupakan hasil penelitian gabungan yang dilakukan Universitas Curtin Australia
dengan Rumah Sakit Kanker di Huangzhou, Cina.
d.
Teh Hijau
dan Kanker Prostat
Meminum teh hijau dapat menurunkan
risiko terkena kanker prostate pada pria. Senyawa EGCG di dalam teh hijau mampu
menghambat pertumbuhan sel kanker prostate dan dalam dosis yang tinggi bisa
menghancurkannya.
e.
Teh Hijau
Sebagai Penghambat Kanker Rongga Mulut
Penderita kanker rongga mulut hingga
saat ini masih cukup tinggi jumlahnya. Salah satu penyebab penyakit ini adalah
bahan kimia karsinogenik, antara lain benzo-pyrene
yaitu polutan yang berasal dari asap tembakau. Paparan bahan karsinogenik
tersebut dapat menyebabkan perubahan pada sel epitel mukosa menjadi sel ganas
yang 30%-nya akan berubah menjadi kanker.
2.
Teh Hijau
Sebagai Antimikroba dan Antibakteri
Katekin teh hijau
bersifat antimikroba yang disebabkan oleh adanya gugus pyrogallol dan gugus galloil,
sedangkan sifat penghambatan terhadap racun ditentukan oleh struktur tersier
persenyawaan gugus catechol atau pyrogallol dengan gugus galloilnya.
Teh hijau terbukti
menghambat penyakit kolera. Selain itu, ekstrak daun teh telah digunakan untuk
terapi pasien di daerah endemik kolera dan juga untuk pencegahan virus
influenza.
Seduhan teh hijau
juga menghambat pertumbuhan bakteri penyebab karies pada gigi, bakteri penyebab
penyakit tipus dan diare. Di dalam sistem pencernaan, teh hijau juga membantu
melawan keracunan makanan dan berbagai penyakit diantaranya disentri.
3. Teh
dan Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah
penyakit yang sangat progresif yang menyebabkan mengerasnya pembuluh arteri
karena adanya penyumbatan oleh kolesterol. Penyakit ini tidak jarang terjadi
pada usia muda. Proses mengerasnya pembuluh darah merupakan proses yang
berjalan diam-diam dan perlahan-lahan tapi pasti. (Aryulina, 2004)
Aterosklerosis bukanlah
penyakit yang baru dikenal. Penyakit ini telah ditemukan pada beberapa mumi
yang usianya lebih dari 3500 tahun yang lalu. Otopsi pada tahun 1931
menunjukkan adanya tanda-tanda pengapuran pada pembuluh koroner seorang mumi
perempuan yang berusia 50 tahun.
4. Teh Hijau untuk Kesehatan
Jantung
Suatu penelitian baru di
Belanda menunjukkan bahwa orang yang meminum secangkir teh setiap hari dapat
mengurangi risiko serangan jantung sampai 44%. Hal ini karena adanya kekuatan
antioksidan dalam teh yang dapat menghancurkan lemak pada arteri sehingga
menurunkan risiko terkena penyakit jantung.
5.
Teh Hijau
Taklukkan Penyakit Ginjal
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa teh hijau mampu mencegah dan mengobati penyakit ginjal. Hasil ini tentu
saja erat hubungannya dengan senyawa katekin yang dikandungnya. Meskipun semua
komponen katekin yang digunakan dalam percobaan mempunyai kemampuan
menyembuhkan penyakit ginjal, tetapi katekin dalam bentuk EGCG adalah yang
paling dominan dan paling berkhasiat.
6. Teh Sebagai Antidiabetes
Kadar glukosa darah pada
penderita diabetes dapat berkurang apabila meminum teh hijau dan teh hitam. Tentu
saja efek baik ini perlu diimbangi dengan mengatur pola makan para penderita.
Mangan (Mn) pada teh bisa membantu menguraikan glukosa menjadi energi. Dengan
demikian teh dapat membantu menjaga kadar gula dalam darah.
7. Teh Meningkatkan Kekebalan
Tubuh
Teh memiliki khasiat untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga membantu orang mengalahkan atau
menjinakkan berbagai efek infeksi. Khasiat ini diketahui setelah sejumlah orang
yang bukan peminum teh disuguhi enam gelas teh hitam setiap hari. Setelah dua
pekan, tubuh orang-orang tersebut terlihat lebih mampu melawan infeksi yang
disebabkan oleh bakteri.
8. Teh Hijau dan Penyakit
Parkinson
Satu kelompok peneliti Houston telah meneliti
katekin dalam teh hijau. Penelitian terhadap hewan telah mengindikasikan bahwa
ekstrak teh hijau memiliki efek mencegah parkinson. Namun, mekanisme yang
mendasari perlindungan ini belum dimengerti oleh para ahli. Penyakit parkinson
terjadi apabila sel otak yang memproduksi senyawa dopamin mati di daerah otak
yang mengontrol gerakan.
9. Teh Turunkan Kolesterol
Teh telah lama diduga dapat
membantu menurunkan kolesterol. Sebuah penelitian baru mendukung dugaan
tersebut. Percobaan ini melibatkan 240 pria dan wanita di Cina yang mempunyai
tingkat kolesterol tinggi dan telah mengikuti diet rendah lemak.
10. Teh Hijau Mencegah Karies
Gigi
Katekin dalam teh hijau
mengandung fluor yang dapat memperkuat struktur email gigi serta menurunkan
kadar asam yang dihasilkan oleh bakteri plak. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa katekin merupakan bahan yang paling mampu menghambat
pembentukan glukan oleh enzim glukorsiltranferase dari bakteri Streptococcus mutans. Bakteri ini
merupakan bakteri dominan penyebab terjadinya karies gigi. EGCG dan EG
merupakan bahan yang paling mampu mengahambat pembentukan glukan oleh
glukosiltransferase.
11.
Teh Hijau
Cegah Napas Tak Sedap
Dua penelitian menyatakan
bahwa secangkir teh hangat selain dapat menghangatkan tubuh juga menyegarkan
mulut. Penelitian tersebut menggunakan ekstrak teh hijau dicampur dengan
beberapa jenis bakteri yang berbeda, termasuk bakteri penyebab sakit tenggorok
dan pembusukan gigi. Para peneliti menemukan
teh hijau efektif membunuh bakteri dengan cara menghalangi pertumbuhannya.
12. Teh Hijau Mencegah Oksidasi
Sifat antioksidan teh hijau
disebabkan oleh katekin. Karena sifat tersebut, katekin dapat menjadi pelindung
bagi membran butir darah terhadap oksidasi. Dengan demikian, teh hijau dapat
melindungi kerusakan butir darah merah.
13. Teh Hijau Lancarkan Sekresi
Air Seni
Teh adalah senyawa diuretik
(peluruh air seni) karena di dalamnya mengandung methylxanthine yang dapat menghambat penyerapan kembali garam-garam
dan air dalam ginjal. Kebiasaan minum teh membuat sekresi air seni menjadi
lancar. (Syah, 2006)
14. Teh Hijau dan Osteoporosis
Osteoporosis sudah lama
menjadi penyakit yang menakutkan, terutama pada perempuan pascamenopause
tatkala produksi estrogen (pemicu pertumbuhan tulang) terhenti. Osteoporosis
menyebabkan massa
tulang menjadi mudah patah dan badan membungkuk. Namun hasil penelitian
mutakhir telah memberikan secercah harapan, risiko osteoporosis bagi mereka
yang biasa minum teh sejak muda jauh berkurang.
Oleh karena itu, alangkah
baiknya bila kita mengonsumsi teh tidak bersamaan dengan waktu makan (di antara
waktu makan). Tambahan asupan vitamin C dan susu sebagai pendamping teh dapat
pula menetralkan efek buruk terhadap penyerapan zat besi. BAB III
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di
atas dapat disimpulkan bahwa mengonsumsi teh hijau sangat baik bagi kesehatan
tubuh. Di antara senyawa-senyawa yang terdapat pada daun teh, katekin
(polifenol) memiliki jumlah terbanyak sekaligus memegang peranan paling
penting, sebab selain berfungsi sebagai pemberi warna, aroma, dan rasa, katekin
juga berkhasiat sebagai antioksidan yang sangat ampuh serta terbukti mampu
mencegah berbagai macam penyakit.
3.2 Saran
Setelah mengetahui manfaat
yang dapat diberikan teh hijau bagi kesehatan tubuh kita, diharapkan agar
tingkat konsumsi masyarakat terhadap teh bertambah, sehingga dapat mengurangi
risiko terserangnya masyarakat oleh berbagai penyakit berbahaya yang rawan bagi
tubuh.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
“Safety Data for Catechin”. 2001. http://physchem.ox.ac.uk./MSDS/
Anonim.
“Karies Gigi”. http://www.unej.or.id/wp-content/uploads/gigi-karies.png
Anonim.
“Pengolahan Teh Hijau”. http://www.sosro.com/indonesia/it_proses_hijau.htm
Anonim. “Pengolahan Teh Hitam”. http://www.sosro.com/indonesia/it_proses_hitam.htm
Anonim. “Pengolahan Teh Oolong”. http://www.sosro.com/indonesia/it_proses_oolong.htm
Aryulina, Diah, Choirul Muslim, Endang Widi Winarni dan
Syalfinaf Manaf. 2004. Biologi SMA (Untuk
Kelas XI). Jakarta:
Esis.
Bambang, K. 1993. Teh
Hijau dan Kesehatan. Bandung:
Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung.
Bambang, K. “Minum Teh Tidak Mengganggu Penyerapan Zat Besi
dalam Tubuh Manusia”. Warta Teh dan kina,
vol. 4, 1993, hal. 29-30.
Bambang, K. “Teh di Jepang”. Warta Teh dan Kina, vol. 3, 1992, hal. 37-43.
Bhatia, I.S. 1963. Chemical
Aspect of Green Leaf Processing. London:
Two and a Bud.
Google. “Images”. http://images.google.co.id/images
Soerjohardjo, Sadatoen. 1971. Ilmu Kesehatan. Jakarta:
PT. Balai Buku Nasional.
Syah, Andi Nur Alam. 2006. Taklukkan Penyakit dengan Teh Hijau. Jakarta: Agro Media
Pustaka.
UNTUK VERSI LENGKAP (TULISAN + GAMBAR + EDIT + RAPI)
SILAHKAN DATANG KE WARNET GADIS.NET
SIMPANG SMPN 1 SITIUNG, DHARMASRAYA
08777-07-33330 / 0853-6527-3605
0 Response to "Makalah Tentang Teh Hijau dan Khasiatnya"
Posting Komentar