Makalah Tentang Pelangi Lengkap Versi 1
Pengertian Pelangi, Spektrum Warna, Proses Terbentuknya Pelangi, Faktor-faktor Terjadinya Pelangi, Bentuk-Bentuk pelangi, Warna Pelangi
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Pelangi",
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing yang telah membimbing
penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun makalah yang baik
dan sesuai kaidah.
Semoga
makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan
kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR
ISI................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah................................................................................................ 1
1.3
Tujuan Penulisan.................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................................ 3
2.1
Pengertian
Pelangi............................................................................................... 3
2.2 Spektrum
Warna.................................................................................................. 3
2.3 Proses
Terbentuknya Pelangi............................................................................... 4
2.4
Faktor-faktor Terjadinya Pelangi......................................................................... 5
2.5
Bentuk-Bentuk pelangi........................................................................................ 7
2.6
Warna Pelangi...................................................................................................... 11
BAB
III PENUTUP........................................................................................................ 13
3.1
Kesimpulan.......................................................................................................... 13
3.2
Saran.................................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang masalah
Fenomena
alam adalah peristiwa non-artifisial dalam pandangan fisika, dan kemudian tak
diciptakan oleh manusia, meskipun dapat memengaruhi manusia. Contoh umum dari
fenomena alam adalah letusan gunung berapi, cuaca, dan pembusukan. Menurut
kamus besar bahasa indonesia, fenomena alam adalah hal-hal yang dapat
disaksikan oleh panca indera dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah.
Atau sesuatu yang luar biasa; keajaiban; fakta; kenyataan. Fenomena alam adalah
hal yang luar biasa dalam kehidupan di dunia dan dapat terjadi dengan tidak
terduga dan tampak mustahil dalam pandangan manusia.
Pelangi merupakan salah satu pemandangan indah yang jarang kita lihat.
Jika dilihat, bentuk pelangi seperti busur di langit biru yang muncul karena
pembiasan dari sinar matahari ketika hujan Kira-kira di mana ya pelangi bisa
terlihat? Biasanya pelangi bisa dilihat di daerah pegunungan atau ketika
mendung atau ketika hujan baru berhenti turun. Pelangi merupakan satu-satunya
gelombang elektromagnetik yang dapat kita lihat. Ia terdiri dari beberapa
spektrum warna. Warna merah memiliki panjang gelombang paling besar, sedangkan
violet memiliki panjang gelombang terkecil
1.2
Rumusan
Masalah
1)
Apa itu pelangi?
2)
Apa itu spektrum warna?
3)
Bagaimana proses terbentuknya pelangi?
4)
Faktor-faktor Terjadinya Pelangi?
5)
Bentuk-Bentuk pelangi?
6)
Warna Pelangi?
1.3
Tujuan
Penulisan
1)
Menjelaskan pengertian pelangi
2)
Menjelaskan spektrum warna
3)
Mengetahui proses terbentuknya pelangi
4)
Menyimpulkan Faktor-faktor Terjadinya Pelangi
5)
Mengetahui Bentuk-Bentuk pelangi
6)
Mengartikan Warna Pelangi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pelangi
Pelangi adalah salah satu fenomena optik yang terjadi
secara alamiah dalam atmosfir bumi. Pelangi atau bianglala adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi tampak
sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan.
Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang
berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada di antara
matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang orang tersebut. Matahari,
mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.
2.2 Spektrum Warna
Dalam fisika, warna-warna lazim
diidentifikasikan dari panjang gelombang. Misalnya, warna merah memiliki
panjang gelombang sekitar 625 – 740 nm, dan biru sekitar 435 – 500 nm. juga
memiliki frekuensi 4,3 x 1014 Hz sampai 7,5 x 1014 Hz.
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri
dari beberapa macam warna. Cahaya matahari
adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih cahaya
matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang
gelombang yang berbeda-beda.
Mata manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya
matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Warna-warna ini adalah komponen dari cahaya
putih yang disebut cahaya tampak (visible light) atau gelombang tampak.
Komponen lainnya adalah cahaya yang tidak tampak (invisible light), seperti
inframerah (di sebelah kanan warna merah) dan ultraviolet (di sebelah kiri
jingga).
Panjang gelombang cahaya ini
membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa dengan warna di
sebelahnya. Pita ini disebut spektrum warna. Di dalam spektrum warna, garis merah
selalu berada pada salah satu sisi dan biru serta ungu di sisi lain, dan ini
ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.spektrum warna akan terbentuk
ketika terjadi pembiasan melalui suatu media atau medium tertentu. Pada
pelangi, proses berurainya warna terjadi ketika cahaya matahari yang berwarna
putih terurai menjadi spektrum warna melalui media air hujan.
2.3 Proses Terbentuknya Pelangi
Alat paling sederhana yang sering dipakai untuk
menguraikan warna putih adalah prisma kaca. Sebuah prisma kaca menguraikan
cahaya putih yang datang menjadi komponen-komponen cahayanya. Di alam ini tidak
hanya prisma yang bisa menguraikan cahaya. Tetesan air dari air hujan adalah
salah satu contoh benda yang tersedia di alam yang bisa menguraikan cahaya
putih. Ketika seberkas cahaya putih mengenai setetes air, tetesan air ini
berprilaku seperti prisma. Dia menguraikan sinar putih tadi sehingga terciptalah
warna-warna pelangi. Setetes air berprilaku seperti prisma ketika menerima
seberkas cahaya putih. Cahaya tersebut sebagian dipantulkan ke arah pengamat,
sebagian lagi diteruskan.
Pelangi terbentuk karena
pembiasan sinar matahari oleh tetesan air yang ada di atmosfir proses terjadinya pelangi adalah bermula dari ketika cahaya matahari
melewati sebuah tetes hujan yang kemudian dibelokkan atau dibiaskan sedemikian rupa menuju tengah tetes hujan tersebut, yang
memisahkan cahaya putih itu menjadi sebuah warna spektrum. Hal ini dinamakan
proses dispersi cahaya, yaitu pembiasan cahaya (dari hasil transmisi cahaya)
yang mengkonversikan cahaya monokromatis (satu warna berupa cahaya putih
matahari) menjadi polikromatis (spektrum yang dibentuk pelangi). Kemudian,
warna-warna yang terpisah ini memantul di belakang tetes hujan dan memisah
lebih banyak lagi saat meninggalkannya. Akibatnya, cahaya tampak melengkung
menjadi kurva warna. Tiap warna dibelokkan pada sudut yang berbeda. tetesan air
B yang memiliki panjang gelombang terpendek dan frekuensi tertinggi
dibengkokkan yang paling awal memberikan warna ungu dan terdapat di bagian kurva.
Dan cahaya matahari yang memiliki panjang gelombang terpanjang dan frekuensi
terendah dibengkokkan yang paling akhir oleh tetesan air A hanya sampai ke mata
kita yang menghasilkan warna merah yang terdapat pada bagian luar. Sehingga
antara warna merah dan ungu tidak saling bertemu, warna merah berada di paling
ujung pada pelangi dan warna ungu berada di paling bawah pada pelangi.
Warna dalam pelangi seperti blok-blok yang lebar
dikarenakan kita hanya melihat satu warna untuk satu tetesan air.Tetesan-tetesan
air di antaranya memberikan masing-masing satu panjang gelombang pada mata
kita. Sehingga pada akhirnya si pengamat melihat pelangi dengan warna yang
lengkap. Kita hanya bisa melihat pelangi maksimal setengah lingkaran.
Untuk melihat pelangi utuh satu lingkaran, maka kita
harus berdiri di tempat yang lebih tinggi. Ini adalah benar bahwa pelangi
berbentuk lingkaran, bukan parabola seperti anggapan beberapa orang. Di tanah,
kita hanya melihat maksimal pelangi setengah lingkaran. Kalau kita berdiri di
atas hujan, misalnya di pesawat terbang, maka kita bisa melihat pelangi satu
lingkaran utuh.
2.4 Faktor-faktor Terjadinya Pelangi
Proses terjadinya pelangi ini pertama kali diamati
oleh Sir Isaac Newton (Inggris)
pada abad ke-17 melalui percobaannya waktu itu. Newton menemukan bahwa cahaya
putih matahari sebenarnya merupakan campuran dari cahaya berbagai warna. Ia
menyorotkan sedikit sinar matahari melalui sebuah prisma kaca berbentuk
segitiga dalam sebuah ruang gelap. Bentuk prisma tersebut membuat berkas
sinarnya membelok dan kemudian memisah menjadi suatu pita cahaya yang lebar. Di
dalam pita ini, Newton melihat spektrum warna dari pola dispersi yang dibentuk.
Spektrum warna ini adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
Cahaya bergerak dalam bentuk gelombang karena sifatnya
yang memiliki dualisme gelombang partikel (pada saat tertentu bisa bersifat
sebagai gelombang dan pada saat tertentu bisa bersifat sebagai partikel).
Panjang gelombang yang dimiliki akan menentukan warna pada cahaya. Pelangi dan
efek cahaya lain di langit disebabkan oleh cahaya yang membias menjauhi garis
normal pada partikel.
Pada tahun 1852, ilmuwan Jerman, Ernst Von Brycke,
menyatakan bahwa warna biru langit diakibatkan oleh partikel-partikel di
atmosfer yang menyebarkan cahaya matahari saat memasuki atmosfer. Kemudian, dua
fisikawan Inggris, Lord Rayleigh (1842-1919) dan John Tyndall (1820-1893)
mempunyai penjelasan lain. Rayleigh berpendapat bawah bagian biru dari cahaya
matahari disebarkan oleh debu dan uap air, tetapi dia salah. Molekul udara
sendirilah yang menyebarkan cahaya. Meskipun demikian kita masih menyebut jenis
penyeberan ini sebagai efek Tyndall, atau penyebaran Rayleigh, sesuai dengan
nama kedua ilmuwan tersebut.
Terjadinya
pelangi adalah pembiasan cahaya. Ketika dibiaskan, cahaya akan berubah arah.
Biasanya pembelokan ini terjadi ketika cahaya pindah dari medium satu ke yang
lain. Hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan kecepatan berbeda dalam medium
berlainan.
Ketika memasuki
prisma kaca, cahaya akan dibelokkan. Begitu pula jika keluar dari prisma.
Selain membiaskan cahaya, prisma memisahkan cahaya putih menjadi komponen
warnanya. Warna cahaya yang berlainan ini berbeda frekuensinya, sehingga memiliki
kecepatan tempuh berbeda ketika memasuki suatu zat.
Cahaya yang
kecepatannya rendah di dalam kaca akan dibelokkan lebih tajam ketika pindah
dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatannya berlainan. Tak mengherankan
jika komponen yang membentuk cahaya putih dipisahkan berdasarkan frekuensinya
ketika melewati kaca. Pada prisma, cahaya akan dibelokkan dua kali, ketika
masuk dan keluar, sehingga penyebaran cahaya terjadi.
Tetesan air hujan
dapat membiaskan dan menyebarkan cahaya mirip sebuah prisma. Dalam kondisi yang
tepat, pembiasan cahaya ini membentuk pelangi.
2.5 Bentuk-Bentuk pelangi
Pelangi
atau bianglala adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna
saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi
tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu
saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang deras.
Adapun bentuk-bentuknya sebagai berikut :
1) Classic
Rainbows
Pelangi Alam
terdiri dari enam warna: merah, oranye, kuning, hijau, biru dan ungu.
Intensitas warna masing-masing mungkin karena berbagai kondisi atmosfer dan
waktu (kemudian).
2)
Circular Rainbows
Pelangi itu benar-benar terlihat seperti busur lingkaran
sempurna (dengan radius tepat 42 derajat, menurut Descartes), meskipun melihat
pelangi ini sulit karena tanahnya memiliki kebiasaan menghalangi.
3)
Secondary Rainbows
Pelangi primer, sering disertai dengan pelangi sekunder
biasanya tipis dan redup daripada pelangi primer. Pelangi sekunder terkenal
dengan karakteristik tertentu: spektrum ditampilkan dalam urutan terbalik dari
sebuah pelangi primer.
4)
Red Rainbows
Red Rainbows biasanya terlihat saat fajar atau senja ketika
ketebalan filter atmosfir bumi menjadi biru, meninggalkan lebih merah atau
tetesan cahaya oranye mencerminkan dan membiaskan air. Hasilnya adalah pelangi
dengan spektrum ujung merah sangat meningkat.
5)
Sundogs
Yang paling sering terlihat rendah di langit di hari musim
dingin yang cerah, sundogs dibuat ketika matahari bersinar melalui kristal es
yang tinggi di atmosfer. Sundogs berwarna merah di bagian dalam dan ungu di
bagian luar dengan sisa spektrum ramai di antaranya. Semakin tebal konsentrasi
kristal es di udara, semakin tebal pula struktur nya.
6)
Fogbows
Fogbows lebih jarang terlihat daripada pelangi karena
parameter tertentu yang harus disesuaikan untuk menciptakan mereka. Misalnya,
sumber cahaya harus berada di belakang pengamat dan membumi. Juga, kabut di
belakang pengamat harus sangat tipis sehingga sinar matahari yang dapat
bersinar melalui kabut tebal di depan.
7)
Waterfall Rainbows
Kabut air terjun bercampur ke dalam aliran udara konstan
atmosfer terus menerus, terlepas dari cuaca. Hal ini membuat sebuah foto
teman-air terjun yang sangat baik untuk pelangi! Seleksi pasangan beberapa
gambar air terjun paling terkenal yang berbarengan dengan beberapa pelangi
menakjubkan.
8)
Fire Rainbows
Pelangi ini bukan terbuat dari api, Nama yang benar untuk
efek optik yang indah ini adalah “circumhorizontal arc”. Fenomena ini hanya
dapat dilihat dalam kondisi spesifik tertentu: awan cirrus, yang bertindak
seperti prisma harus setidaknya berada di ketinggian 20.000 kaki dan matahari
harus menyorot ketika mereka berada di ketinggian 58-68 derajat. Rainbow Fire
tidak pernah terlihat di lokasi lebih dari 55 derajat utara atau selatan.
9)
Moonbows
Moonbows, seperti moondogs, adalah mitra untuk pelangi lunar.
Mereka juga jauh lebih sulit dilihat karena badai hujan harus berlalu dan,
idealnya, bulan purnama yang terang tidak terhalang oleh awan.
2.6 Warna Pelangi
Terdapat
beberapa warna pelangi, ketiga warna utama inilah yang merupakan unsur
pembentuk sinar putih. Merah, Kuning dan Biru.
Warna benda
yang jauh dari kita: lautan, angkasa, langit. Energi Warna biru akan membantu
kita melihat lebih dari sekeliling kita, dan memperluas persepsi kita.
b.
Kuning: Kebijaksanaan
Warna
kuning biasanya diasosiasikan dengan matahari, sehingga warna ini akan membantu
kita dalam kehidupan dan memperbaiki energi. Warna kuning memperkaya,
meringankan dan mengaktifkan sistem2 dalam tubuh kita.
c.
Merah: Vitalitas
Warna
merah adalah warna dengan panjang gelombang terjauh, dan paling mendekati sinar
inframerah.
Dari
ketiga warna ini akan muncul harmonisasi yang menimbulkan warna warna baru
dalam tubuh anda. Dari ketiga warna utama ini lah akan ada beberapa warna
sekunder berikutnya
d.
Oranye: energi kreatif
Oranye
yang adalah gabungan antara merah dan kuning yang membawa kekuatan energi merah
yang membara dan pengendalian dan kebijaksanaan kuning. Oranye, seperti halnya
merah, adalah energi dinamis yang lenih terkendali dan lebih
"terdidik".
e.
Hijau: kehidupan, keseimbangan, alam
Hijau
adalah gabungan antara kuning (pikiran) dan biru (spirit). Dan terletak persis
ditengah keseimbangan warna. Warna hijau ini memiliki banyak variasi, dan
variasinyalah yang paling banyak bisa ditangkap olej mata manusia..
f.
Indigo: tanpa batas
Indigo
memperkuat energi biru. Pada level fisik, biru akan menenangkan, dan indigo
akan membuat kita tertidur. Indigo akan memperdalam efek warna biru dan
mengarahkan energi biru ke dalam.
g.
Violet: penguasaan spiritual tertinggi
Violet
adalah sinar penguasaan spiritual. Sebagai gabungan antara biru dan merah,
energi yang dibawa oleh sinar violet bersifat stabil dan kuat.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pelangi merupakan pembiasan cahaya yang berasal dari warna
putih yang dibisakan melalui tetesan air yang pembiasannya sama seperti
dibiaskan pada prisma kaca. Sehingga akan menghasilkan spektrum cahaya yang
terdiri dari beberapa warna. Pelangi
juga merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat. Dengan berbagai
macam pembiasan cahaya yang terjadi maka akan menghasilkan bentuk pelangi yang
berbeda. Sehingga menjadi bentuk-bentuk pelangi yang sangat indah.
Pelangi terbentuk karena pembiasan
sinar matahari oleh tetesan air yang ada di atmosfir. Bermula dari ketika
cahaya matahari melewati sebuah tetes hujan yang kemudian dibelokkan atau
dibiaskan sedemikian rupa menuju tengah tetes hujan tersebut. Kemudian,
warna-warna yang terpisah ini memantul di belakang tetes hujan dan memisah
lebih banyak lagi saat meninggalkannya. Akibatnya, cahaya tampak melengkung
menjadi kurva warna.dan terbentulah sebuah pelangi.
Faktor-faktor yang menyebabkan
terbentuknya pelangi antara lain: ada hujan, dan cahaya matahari yang
mendispersikan cahaya monokromatis dari matahari menjdai warna-warna
polikromatis yang indah. Selain itu posisi pengamat juga akan mempengaruhi
terlihat atau tidaknya sebuah pelangi. Posisi pengamat harus berada di antara
cahaya matahari dan tetesan air tadi.
3.2
Saran
Setelah mempelajari proses terjadinya pelangi maka diharapkan
akan bisa menjelaskan bagaimana proses terjadinya, bentuknya, dan spektrum
warna pada pelangi. Serta setelah mempelajari proses terjadinya pelangi, kita
senantiasa mengagumi serta mengakui akan kebesaran Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Tipler, P. A., 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik, Edisi ketiga, Jilid
2. (Terjemahan Dra. Lea P. M.Sc. dan Rahmat W Adi, Ph.D.). Erlangga:
Jakarta.
Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas.html
Bassett,John. 2008.
Buku Cuaca dan Iklim. Jakarta:
Erlangga
http://www.warnetgadis.com/2016/09/makalah-tentang-pelangi-lengkap-versi-1.html
http://raytkj.blogspot.com/2011/01/proses-terjadinya-pelangi.html
Thanks infonya, jangan lupa kunjungi website kami https://bit.ly/2Oqa0EZ
BalasHapus