[GADIS-NET] Makalah Tentang Teater Lengkap
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya,
sehingga saya berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat
pada
waktunya yang berjudul “TEATER”.
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian
TEATER atau yang lebih khususnya
membahas tentang JENIS JENIS TEATER MODERN TRADISIONAL dan CONTOH-CONTOH TEATER dalam
SENI BUDAYA Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang TEATER. saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, saya
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3
A. Pengertian
Teater ......................................................................... 3
B.
Jenis-jenis Teater ......................................................................... 4
C.
Contoh Teater Tradisional ........................................................... 5
BAB III PENUTUP..................................................................................... 12
A. Kesimpulan................................................................................... 12
B. Saran............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Indonesia
adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni adalah salah satu unsur
kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia
selaku penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya
dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni.
Seni memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung
ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang.
Dengan seni kita dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi
perasaan terhadap stimulus yang kita terima. Kenikmatan seni bukanlah
kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul bila kita
menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal
ini seni memiliki nilai spiritual. Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan
para ahli membuat definisi seni untuk mempermudah pendekatan kita dalam
memahami dan menilai seni. Konsep yang muncul bervariasi sesuai dengan latar
belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut terhadap seni.
Salah
satu seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater. Pertunjukkan teater
tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada amanat yang
ingin disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan
kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh
perilaku sosial yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya,
kehidupan moral, agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik
Disini
kami mengangkat tema seni teater tentang kehidupan seorang wanita yang mencoba
melawan segala ketidakadilan yang dialaminya, mencoba melawan itu semua walau
ia hanya seorang wanita . mungkin kisah ini sebagian besar pernah dialami oleh
para TKW di Indonesia, apa yang mereka lakukan dan apa reaksi orang orang
terhadap mereka . Tetapi sebelum itu mari kita kupas lebih dalam lagi tentang
teater, demi mendukung seni teater INDONESIA.
B. Rumusan
Masalah
1)
Pengertian
Teater ?
2)
Jenis-jenis
Teater ?
3)
Contoh
Teater Tradisional ?
C. Tujuan
Penulisan
1)
Menjelaskan
Pengertian Teater
2)
Menyebutkan
Jenis-jenis Teater
3)
Menyebutkan
Contoh Teater Tradisional
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Teater
Teater berasal dari kata Yunani, “theatron” (bahasa Inggris, Seeing
Place) yang artinya tempat atau gedung pertunjukan. Dalam perkembangannya,
dalam pengertian lebih luas kata teater diartikan sebagai segala hal yang
dipertunjukkan didepan orang
banyak. Dengan
demikian, dalam rumusan sederhana teater adalah pertunjukan. misalnya
ketoprak, ludruk, wayang, wayang wong, sintren, janger, mamanda, dagelan,
sulap, akrobat, dan lain sebagainya.
Adapun pengertian teater menurut para
tokoh, antara lain :
1.
Menurut Harymawan, 1993 : Teater
merupakan manifestasi pembentukan strata sosial kemanusiaan yang berhubungan
dengan masalah ritual. Misalnya, upacara adat maupun upacara kenegaraan,
keduanya memiliki unsur-unsur teatrikal dan bermakna filosofis. Berdasarkan
paparan di atas, kemungkinan perluasan definisi teater itu bisa terjadi. Tetapi
batasan tentang teater dapat dilihat dari sudut pandang sebagai berikut: “tidak
ada teater tanpa aktor, baik berwujud riil manusia maupun boneka, terungkap di
layar maupun pertunjukan langsung yang dihadiri penonton, serta laku di
dalamnya merupakan realitas fiktif”.
2.
Menurut Bakdi Soemanto, 2001 : Teater selalu dikaitkan dengan kata drama yang berasal dari
kata Yunani Kuno “draomai” yang berarti bertindak atau berbuat dan “drame” yang
berasal dari kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk
menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah
yang lebih ketat berarti lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya
arti penting tapi tidak bertujuan mengagungkan tragika. Kata “drama” juga
dianggap telah ada sejak era Mesir Kuno (4000-1580 SM), sebelum era Yunani Kuno
(800-277 SM). Hubungan kata “teater” dan “drama” bersandingan sedemikian erat
seiring dengan perlakuan terhadap teater yang mempergunakan drama lebih identik
sebagai teks atau naskah atau lakon atau karya sastra.
3.
Menurut Kasim Achmad, 2006 : Istilah Teater
sekarang lebih umum digunakan tetapi sebelum itu istilah drama lebih populer
sehingga pertunjukan teater di atas panggung disebut sebagai pentas drama. Hal
ini menandakan digunakannya naskah lakon yang biasa disebut sebagai karya
sastra drama dalam pertujukan teater. Di Indonesia, pada tahun 1920-an, belum
muncul istilah teater. Yang ada adalah sandiwara atau tonil (dari bahasa
Belanda: Het Toneel). Istilah Sandiwara konon dikemukakan oleh Sri Paduka
Mangkunegoro VII dari Surakarta. Kata sandiwara berasal dari bahasa Jawa
“sandi” berarti “rahasia”, dan “wara” atau “warah” yang berarti, “pengajaran”.
Menurut Ki Hajar Dewantara “sandiwara” berarti “pengajaran yang dilakukan
dengan perlambang” (Harymawan, 1993). Rombongan teater pada masa itu
menggunakan nama Sandiwara, sedangkan cerita yang disajikan dinamakan drama.
Sampai pada Zaman Jepang dan permulaan Zaman Kemerdekaan, istilah sandiwara
masih sangat populer. Istilah teater bagi masyarakat Indonesia baru dikenal
setelah Zaman Kemerdekaan.
Jadi,
teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di
ataspanggung dan disaksikan oleh penonton. Jika “drama” adalah lakon dan
“teater” adalah pertunjukan maka “drama” merupakan bagian atau salah satu unsur
dari “teater”.
B. Jenis
Seni Teater
a. Teater Rakyat (tradisional)
Pertunjukan hanya dilaksanakan dalam kaitan dengan upacara tertentu,
seperti khitanan, perkawinan, selamatan dan sebagainya. Contoh-contoh teater
rakyat adalah sebagai berikut Ketoprak, Srandul, Jemblung, Gatoloco di Jawa
Tengah,
b.
Teater Klasik (keraton)
Segala sesuatunya sudah teratur, dengan cerita, pelaku yang terlatih,
gedung pertunjukan yang memadai dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan
rakyat(penontonnya). Lahirnya jenis teater ini dari pusat kerajaan. Contohnya
Wayang Kulit, Wayang Orang, Wayang Golek, dan Langendriya.
c.
Teater Modern
Teater modern merupakan teater yang bersumber dari teater tradisional,
tetapi gaya penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater Barat. Jenis teater
seperti Komedi Stambul, Sandiwara Dardanela, Sandiwara Srimulat, dan sebagainya
merupakan contoh teater modern. Dalam Srimulat sebagai contoh, pola ceritanya
sama dengan
Ludruk atau Ketoprak, jenis ceritanya diambil
dari dunia modern.
Musik, dekor, dan
properti lain menggunakan teknik Barat. Teater sudah
membudaya dalam kehidupan bangsa kita.
1. Ketoprak
Ketoprak merupakan teater
tradisional yang populer di Jawa Tengah. Pada mulanya Ketoprak hanyalah
permainan orang - orang desa yang sedang menghibur diri dengan menabuh
lesung di bulan Purnama, yang disebut gejogan.
Pada
perkembangannya menjadi suatu bentuk tontonan teater tradisional yang
lengkap. Semula disebut ketoprak lesung, kemudian
dengan dimasukkannya musik gendang, terbang, suling, nyanyian
dan lakon yang menggambarkan kehidupan rakyat di pedesaan,
maka lengkaplah Ketoprak sebagaimana yang sekarang kita kenal.
Ketoprak pertama kali dipentaskan sekitar tahun 1909.
2. Lenong
Lenong merupakan teater
tradisional Betawi yang menggunakan musik Gambang Kromong. Lenong terbagi
menjadi Lenong Denes dan Lenong Preman. Tontonan Lenong Denes (yang
lakonnya tentang raja - raja dan pangeran) sekarang sudah jarang kita jumpai,
karena hampir tidak ada penerusnya. Pertunjukan Lenong Preman (yang
lakonnya tentang rakyat jelata) seperti yang kita kenal sekarang, pada
mulanya dimainkan semalam suntuk. Karena jaman berkembang dan
tuntutan keadaan, maka terjadi perubahan - perubahan. Bersamaan dengan diresmikannya
Pusat Kesenian Jakarta (Taman Ismail Marzuki), lenong yang tadinya hanya
dimainkan di kampung - kampung, oleh SM. Ardan dibawa ke Taman Ismail
Marzuki, tapi waktu pertunjukannya diperpendek menjadi satu sampai dua setengah jam
saja.
Teater tradisional Betawi
yang lain adalah Topeng Betawi, Topeng Blantek dan Jipeng
(Jinong). Topeng Betawi menggunakan musik Tabuhan Topeng Akar, Topeng
Blantek menggunakan musik Tabuhan Rebana Biang dan Jipeng atau Jinong
menggunakan musik Tanjidor.
Bahasa yang digunakan adalah
bahasa Betawi. Berdasarkan sejarahnya, Lenong mendapat pengaruh dari
teater Bangsawan.
3. Longser
Longser merupakan teater
tradisional di Jawa Barat. Menurut pendapat, kata Longser berasal dari
kata "Melong" yang berarti melihat dan "seredet" yang
berarti tergugah. Diartikan bahwa siapa yang melihat pertunjukan
hatinya akan tergugah.
Sebagaimana dengan tontonan
teater tradisional yang lain, tontonan Longser juga bersifat hiburan.
Sederhana, jenaka dan menghibur. Tontonan Longser bisa
diselenggarakan di mana saja, karena tanpa dekorasi yang rumit. Dan
penonton bisa menyaksikannya dengan duduk melingkar.
4. Ludruk
Ludruk merupakan teater
tradisional di Jawa Timur yang bersifat kerakyatan. Asalnya dari
Jombang. Menggunakan bahasa Jawa dialek Jawa Timuran.
Pada perkembangannya, Ludruk menyebar ke daerah - daerah di sebelah
barat, karesidenan Madiun, Kediri sampailah ke Jawa Tengah.
Pada tontonan Ludruk, semua
perwatakan dimainkan oleh laki - laki. Cerita yang dilakonkan
biasanya tentang sketsa kehidupan rakyat atau masyarakat, yang dibumbui
dengan perjuangan melawan penindasan. Unsur parikan atau kidungan di dalam
Ludruk pengaruhnya sangat besar. Misalnya, parikan yang
dilantunkan oleh Cak Durasim di zaman penjajahan Jepang, membuat Cak
Durasim berurusan dengan kempetei Jepang.
5. Mamanda
Mamanda merupakan teater
tradisional yang berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Tahun 1897,
datanglah rombongan bangsawan Malaka ke Banjar Masin, yang ceritanya
bersumber dari syair Abdoel Moeloek. Meskipun masyarakat Banjar sudah
mengenal wayang, topeng, joget, Hadrah, Rudat, Japin, tapi rombongan
Bangsawan ini mendapat tempat tersendiri di masyarakat.
Pada perkembangannya nama
Bangsawan merubah menjadi Badamuluk. Dan berkembang lagi menjadi Bamanda
atau mamanda. Kata Mamanda berasal dari kata “mama” yang berarti paman
atau pakcik dan “nda” yang berarti yang terhormat. Mamanda
berarti Paman yang terhormat. Struktur dan perwatakan pada
tontonan Mamanda sampai sekarang tidak berubah. Yang berubah
hanyalah tata busana, tata musik dan ekspresi artistiknya.
6. Arja
Arja merupakan teater
tradisional di Bali. Cukup banyak bentuk teater tradisional yang ada di
Bali. Arja juga merupakan teater tradisional Bali yang bersifat
kerakyatan. Penekanan pada pertunjukan Arja adalah tarian dan nyanyian.
Pada awalnya tontonan Arja dimainkan oleh laki - laki, tapi pada
perkembangannya lebih banyak pemain wanita, karena penekanannya pada tari.
Arja umumnya mengambil lakon
dari Gambuh, yaitu yang bertolak dari cerita Gambuh. Namun seiring
perkembangan, dimainkan juga lakon dari Ramayana dan Mahabharata. Tokoh
- tokoh yang muncul dalam Arja adalah Melung (Inye, Condong) pelayan
wanita, Galuh atau Sari, Raja Putri, Limbur atau Prameswari, mantri, dll.
7. Kemidi Rudat
Kemidi Rudat merupakan teater
tradisional kebudayaan Melayu. Irama musiknya pun bernuansa Melayu. Dengan
instrumen musik rebana, tambur, biola dan gamelan. Bahkan lakon - lakonnya
pun bersumber dari cerita Melayu lama dan dialognya diucapkan dalam bahasa
Melayu.
8. Kondobuleng
Kondobuleng merupakan teater
tradisional yang berasal dari suku Bugis, Makassar. Kondobuleng berasal
dari kata "kondo" yang berarti bangau dan "buleng"
yang berarti putih. Yang kalau di artikan berarti bangau putih.
Tontonan Kondobuleng ini mempunyai makna simbolis.
Sebagaimana
teater tradisional umumnya, tontonan Kondobuleng juga dimainkan
secara spontan. Ceritanya simbolik, tentang manusia dan burung
bangau. Dan dimainkan dengan gaya lelucon, banyolan yang dipadukan dengan
gerak stilisasi. Yang unik dari tontonan ini adalah tidak adanya batas
antara karakter dengan properti yang berlangsung pada adegan tertentu.
Mereka pelaku, tapi pada adegan yang sama mereka adalah perahu yang sedang
mengarungi samudera. Tapi pada saat itu pula mereka adalah juga
penumpangnya.
9. Dulmuluk
Dulmuluk merupakan teater
tradisional di Palembang, Sumatera Selatan. Nama dulmuluk diambil dari
nama tokoh cerita yang terdapat dalam Hikayat Abdoel Moeloek. Teater tradisional Dulmuluk
ini juga dikenal dengan sebutan Teater Indra Bangsawan.
Tontonan Dulmuluk ini juga
menggunakan sarana tari, nyanyi dan drama sebagai bentuk ungkapannya.
Musik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tontonan, karena pemain
juga menyanyikan dialog - dialognya. Humor dan banyolan sangat
dominan dalam tontonan Dulmuluk, yang memadukan unsur - unsur tari, nyanyi
dan drama ini.
10. Randai
Randai merupakan teater
tradisional yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Teater Randai
bertolak dari sastra lisan yang disebut kaba yang berarti “cerita”. Kaba
yang berbentuk gurindam dan pantun didendangkan dengan iringan saluang,
rabab, bansi dan rebana. Tontonan berlangsung dalam pola melingkar
berdasarkan gerak - gerak tari yang bertolak dari silat. Gerak - gerak
silat ini disebut gelombang.
Cerita - cerita yang digarap
menjadi tontonan adalah cerita - cerita lisan berupa legenda dan dongeng
yang cukup popular di tengah masyarakat. Randai adalah tontonan yang
menggabungkan musik, nyanyian, tari, drama dan seni bela diri silat.
Umumnya dipertontonkan dalam rangka upacara adat maupun festival.
11. Makyong
Maknyong merupakan teater
tradisional yang berasal dari pulau Mantang, Riau. Pada mulanya tontonan
makyong berupa tarian dan nyanyian, tapi seiring perkembangan,
kemudian dimainkan cerita - cerita rakyat, legenda dan
cerita kerajaan. Makyong juga digemari oleh para bangsawan dan
para sultan, sehingga sering dipertontonkan di istana - istana.
Tontonan Makyong diawali
dengan upacara yang dipimpin oleh seorang panjak (pawang) agar semua yang
terlibat dalam persembahan diberi keselamatan. Unsur humor, tari, nyanyi
dan musik mendominasi tontonan. Tidak seperti tontonan teater
tradisional lainnya dimana umumnya dimainkan oleh laki - laki, pada
tontonan Makyong yang mendominasi justru perempuan. Kalau pemain laki -
laki muncul, mereka selalu memakai topeng, sementara pemain wanita
tidak memakai topeng. Cerita lakon yang dimainkan berasal dari sastra
lisan berupa dongeng dan legenda yang sudah dikenal oleh masyarakat
disana.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teater
adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan
tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam
suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi
dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Proses
terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi
dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur
pembentuk teater tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap
budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater tradisional lahir.
Tetaer
juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah tetaer tidak
terlepas dari yang namanya sutradara sebagai pengkordinasi pementasan. Sehingga
menjadi seorang sutradara harus menguasai apa-apa yang harus di lakasanakan
karena baik/tidaknya pementasan tergantung dari seorang sutradaranya. Sehingga
dalam seni teater juga memiliki peran yang sangat penting dalam lingkup
sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni pertunjukan pasti
dipertunjukan di depan orang banyak dalam hal ini salah satu contohnya adalah
masyarakat. Seni teater bisa dijadikan media penyampaian segala bentuk rasa
atau argumen yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada semua pihak bisa menggali ilmunya (khususnya ilmu tentan seni teater) dengan mendalami isi makalah ini. Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara yang hebat dalam dunia seni.
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada semua pihak bisa menggali ilmunya (khususnya ilmu tentan seni teater) dengan mendalami isi makalah ini. Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara yang hebat dalam dunia seni.
B.
Saran
Semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca khususnya penulis pribadi. Saya
menyadari makalha ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya mohon
kritik dan sarannya untuk kesempurnaan pembuatan makalah dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://karyailmiahbn2013.files.wordpress.com/2013/02/seni-teater-by-mutiara-mc-moran-rambet.pdf
http://ogetgote.wordpress.com/documents/free-download-kumpulan-makalah/makalah-seni-teater/
http://i-makalah.blogspot.com/2013/01/makalah-seni-teater.html
http://www.febrian.web.id/search/label/Seni%20budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Teater
http://www.teaterpetass.com/2013/02/10-bentuk-teater-tradisional-di.html
UNTUK VERSI SOFTCOPY (TULISAN + GAMBAR + EDIT + RAPI)
SILAHKAN DATANG KE WARNET GADIS.NET / SMS
SIMPANG SMPN 1 SITIUNG, DHARMASRAYA
08777-07-33330 / 0853-6527-3605
HARGA BERSAHABAT
0 Response to "[GADIS-NET] Makalah Tentang Teater Lengkap"
Posting Komentar