Warnet gadisnet

Warnet gadisnet

Makalah Filsafat Yunani Lengkap


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Rabbil Alamin, kata terindah sebagai ungkapan rasa syukur penulis atas petunjuk dan rahmat Allah SWT, sehingga penulis mampu menyelesaikan Makalah ini.  Kesempurnaan hanyalah milik yang Maha Sempurnah, Allah SWT, oleh karena itu Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritikan dan saran yang bersifat membangun sangatlah penulis perlukan demi kesempurnaan penulisan Makalah ini.
Penulis menyadari pula bahwa dalam penyusunan Makalah tidak terlepas dari dukungan, bimbingan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat :
1.    Dosen Pembimbing yang telah membantu dalam penyusunan tema makalah ini.
2.    Orang tua kami yang senantiasa memberi dukungan moral maupun materi kepada kami.
3.    Teman-teman yang telah banyak memberikan masukan dalam menyusun Makalah ini, dan
4.    Semua pihak yang bersedia kami wawancarai guna meminta pendapat dan sarannya dalam menyusun karya ilmiah ini.
Dan akhirnya kepada Allah jualah penulis memohon balasan yang berlipat ganda, semoga Makalah ini dapat berguna dalam perkembangangan kreativitas dan peningkatan aktivitas bagi kita semua.


Penulis



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR......................................................................................................      i
DAFTAR ISI...................................................................................................................      ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................      1
A.    Latar Belakang...................................................................................................      1
B.    Rumusan Masalah.............................................................................................      1
C.   Tujuan.................................................................................................................      1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................      2
A. Sejarah Zaman Yunani........................................................................................      2
B. Filsafat Yunani Kuno...........................................................................................      2
C. Filsafat Yunani Klasik .........................................................................................      7
D. Filsafat Zaman Keemasan Filsafat Yunani.........................................................      11
BAB III PENUTUP.........................................................................................................      13
A.    Kesimpulan.........................................................................................................      13
B.    Saran..................................................................................................................      13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................      14




BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang   
Orang-orang Yunani dulu kala mempunyai banyak cerita dan dongeng takhayul. Mitos tersebut meskipun jauh dari kebenaran rasional, tetapi sudah merupakan percobaan untuk mengerti tentang rahasia alam ini. Mitos-mitos  tersebut sudah memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam hati mereka.
Pada abad ke-6 SM mulai berkembang di Yunani suatu sikap baru, dimana orang mulai mencari jawaban-jawaban tentang rahasia-rahasia alam semesta. Rasio mulai menggantikan mitos dan logika menggantikan legenda. Dengan demikian, lahirlah filsafat Yunani, di mana mereka tidak mencari-cari lagi keterangan-keterangan tentang alam semesta ini dalam cerita-cerita mitos, tetapi mereka mulai berpikir sendiri, untuk memperoleh keterangan-keterangan yang memungkinkan mereka mengerti kejadian-kejadian dalam alam ini.
Dengan demikian, filsafat merupakan suatu pandangan rasional tentang segala sesuatu. Oleh karena itu, filsafat bagi orang Yunani pada masa itu bukan merupakan ilmu pengetahuan yang terpisah dari ilmu pengetahuan yang lainnya, melainkan meliputi segala pengetahuan.

B.   Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
A.     Sejarah Zaman Yunani ?
B.      Filsafat Yunani Kuno ?
C.      Filsafat Yunani Klasik   ?
D.     Filsafat Zaman Keemasan Filsafat Yunani ?

C.   Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1.    Mengetahui Sejarah Zaman Yunani
2.    Menjelaskan Filsafat Yunani Kuno
3.    Menjelaskan Filsafat Yunani Klasik  
4.    Menjelaskan Filsafat Zaman Keemasan Filsafat Yunani


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Sejarah Zaman Yunani
Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir (logis) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber dari mitos  (dongeng-dongeng).
Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang misteri alam semesta ini, jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitiologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi. Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir, ini kemudian banyak orang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni, maka timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.

B.      Filsafat Yunani Kuno
a)    Filsuf-filsuf Pertama dari Miletos
Filsuf-filsuf  Yunani yang pertama tidak lahir di tanah airnya sendiri, melainkan di tanah perantauan di Asia Minor. Karena yang merantau itu makmur hidupnya, kemakmuran itu memberikan kelonggaran bagi mereka untuk mengerjakan hal-hal lain selain dari mencari penghidupan. Waktu yang terluang dipergunakannya untuk memperkuat keilmuan hidup dengan seni dan mengembangkan buah pikiran. Itu sebabnya, Miletos di Asia Minor, kota tempat mereka merantau menjadi tempat lahirnya filsuf-filsuf Yunani yang pertama. Mereka disebut filsuf alam, sebab tujuan filsafat mereka ialah memikirkan masalah alam besar, dari mana terjadinya alam.
1.     Thales
Ia hidup pada abad ke-6 Masehi. Aristoteles yang memberikan gelar kepadanya sebagai filsuf yang pertama. Menurut Theles asal mula alam ini adalah air. Bagi Theles air adalah sebab yang pertama dari segala yang ada dan yang jadi. Di awal air dan di ujung air, atau dengan perkataan filsuf, air adalah subtrat (bingkai) dan substansi (isi). Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, maka tak ada jurang pemisah antara hidup dengan mati. Semuanya satu.
2.     Anaximandros
Anaximandros adalah murid Thales. Menurutnya segala sesuatu itu berasal dari to apeiron, yaitu yang tak terbatas. Apeiron itu tidak dapat dirupakan, tidak ada persamaannya dengan salah satu barang yang kelihatan di dunia ini, yang dapat ditentukan rupanya dengan panca indera, adalah barang yang mempunyai akhir yang berhingga. Oleh sebab itu, apeiron adalah barang yang asal, yangb tidak berhingga dan tiada berkeputusan itu mustahil salah satu dari barang yang berakhir itu. Segala yang tampak dan terasa dibatasi oleh lawannya. Dan bagaimana yang terbatas itu dapat memberikan sifat kepada yang tidak berkeputusan.

3.     Anaximenes
Ia adalah murid Anaximandros. Mengenai alam ini ia mengatakan, “Semuanya terjadi dari udara.” Karena gerak udaralah yang menjadi sebab terjadinya. Udara bisa jarang dan bisa rapat. Kalu udara menjadi jarang maka terjadilah api, kalu udara berkumpul menjadi rapat maka terjadilah angin dan awan, bertambah padat lagi maka akan turunlah hujan dari awan itu. Dari air terjadi tanah, dan tanah yang sangat padat menjadi batu.

b)    Filsuf-Filsuf Elea
1.     PERMINDES
Ia lahir pada tahun 540 SM, tetapi kapan meninggalnya tidak jelas. Ia terkenal sebagai seorang yang besar. Ia ahli politik dan pernah memangku jabatan pemerintah. Tetapi bukan karena itu ia terkenal namanya, ia terkenal sebagai ahli fikir yang melebihi siapa saja pada masanya. Fislafatnya adalah, "yang realitas dalam alam ini hanya satu, tidak bergerak, dan tidak berubah". Dasar pemikirannya: yang ada itu ada, mustahil tidak ada. Perubahan itu berpindah dari ada menjadi tidak ada, itu mustahil, sebagaimana mustahilnya yang tidak ada menjadi ada.
Konsekuensi dari pandangan demikian ialah :
1)    Bahwa "yang ada" ialah satu dan tidak terbagi, karena itu pluralitas tidak mungkin ada.
2)    Bahwa "yang ada" itu tidak dijadikan, dan tidak akan dimusnahkan (dihilangkan). Dengan kata lain, "yang ada" itu bersifat kekal dan tidak terubahkan.
3)    Bahwa, "yang ada" itu sempurna, tidak ada sesuatu yang dapar ditambahkan padanya, dan tidak ada sesuatu yang dapat diambil dari padanya.
4)    Bahwa, "yang ada" itu mengisi segala tempat, sehingga tidak ada ruang yang kosong, sebab kalau ada ruang kosong, maka "yang ada" akan ada dalam pergerakan, dan pergerakan berarti perubahan.

2.     Zeno
Zeno adalah murid Parmindes, ia berusaha untuk membuktikan kebenaran ajaran gurunya, bahwa gerak itu tidak ada. Gerak hanyalah tipuan belaka. Pendapatnya itu diperkuat oleh bukti-bukti diantaranya sebagai berikut:
-          Untuk menyebrangi suatu tanah lapang, kita harus terlebih dahulu menyebrangi separuhnya, baru setelah itu kita bisa menyebrangi separuhnya lagi. Demikian seterusnya dan tidak ada habis-habisnya.
-          Anak panah dilepaskan dari busurnya, ia tentu pada setiap saat berada pada tempat tertentu, tidak mungkin ia pada suatu saat berada dalam dua tempat atau lebih. Hal ini membuktikan bahwa anak panah tersebut diam.
Ia adalah seorang politikus mahir yang mengaku dirinya sebagai dewa. Dia adalah penganut paham cara pemerintahan yang demokratis, akan tetapi, pada karirnya ia digulingkan oleh kaum aristocrat.
Filsafatnya mengatakan bahwa subtansi alam itu terdiri dari 4 elemen: tanah, udara, api dan air. Campuran yang berbeda-beda dari elemen-elemen tersebut membentuk segala benda dalam alam ini. Elemen-elemen tersebut bercampur karena cinta, dan berpisah karena kebencian. Semua wujud dalam alam ini bersifat sementara, hanya elemen-elemen, cinta dan kebencian yang kekal abadi.

c)    Phytagoras Dan Mazhab Pythagoras
Phytagoras dilahirkan di Samos antara tahun 580 smpai 570 SM. Pythagoras tidak banayak pemikiran tentang substansi yang menjadikan alam, tetapi ia lebih banyak memikirkan tentang bentuk dan hubungan antara berbagai macam benda, sebagai seorang yang ahli matematika ia sangat tertarik pada bentuk dan hubungan yang bersifat kuantitatif. Karena itu ia mencoba mengemukakan pandangan-pandangannya dengan mengemukakan hakikat  dari angka. Ia berkesimpulan bahwa angkalah sebenarnya yang menjadi prinsip dari semua yang ada. Number is the principle of all being.

Menurut pythagoras, bilangan yang merupakan anasir penyususnan segala mavam bentuk dan hubungan. Benda benda itu merupakan copy atau imitasi dari bilanagan bilangan. Yang merubah materi (matter) menjadi bentuk (forms) adalah bilanagan. Karena itu segala bentuk ditentukan oleh angka. Di smaping itu dalam alam ini terdapat hubungan yang didasarkan atas bilangan blangan (numerical relation). Misalanya, hubungan antara panjang senar dengan tinggi nada. Semakin angka itu merupakan simbol dari hubungan hubungan tersebut.
Karena itulah Pythagoras  berkesimpulan bahwa dibalik fenomena yang kita lihat ini terdapat bilangan. Bilanagan ittu merupakan dasar bagi segalanya, karena itu apabila kita dapat memperoleh angk yang benar, kita akan memperoleh kebenaran sesuatu.

d)    Herakleitos (540-480 Sm)
Dilahirkan di Ephesos dari suatu keluarga tergolong aristokrat. Herakleitos tertarik pada amasalah perubahan perubahan yang terjadi dalam alam (problem of changing or becoming). Herakleitos sangat terpengaruh olheh kenyataan bahwa alam ini mengalami perubahan terus menerus, sehingga terjadi prularitas dalam alam ini.
Menurut Herakleitos, tidak ada satupun di alam ini yang bersifat tetap atau permanen. Apa yang kelihatan tetap, sebenarnya ia dalam proses perubahan yang tidak ada henti-hentinya. Adapun ucapan ucapan Herakleitos yang sangat terkenal menggambarkan pendangan filsafatnya itu, “pan tarhei kai uden menei, semuanya mengalir dan tidak ada satupun yang tinggal menetap”. “Engkau tidak bisa turun dua kali kedalam sungai yang sama”. Dan “matahari adalah baru setiap hari”.
Herakleitos berkeyakinan, bahwa api adalah elemen utama dari segala sesuatu yang timbul. Api itu merupakan lambang perubahan perubahan dalam alam ini, sebab nyala api itu selalu memekan bahan bakar yang baru, dan bahan bakar itu senantiasa berubah menjadi asap dan abu.
Menurut Herakleitos, dunia ini tidak dijadikan oleh siapapun juga. Ia ada selama-lamanya. Ia itu adalah sebagai api yang hidup selalu, yang menyala dan apadam secara barganti-ganti. Perjalanan ini senantiasa beredar, tidak bermula dan tidak berkesudahan. Dunia selalu dalam kejadian, sebab tidak ada sesuatu yang kuasa menahannya. Dunia senantiasa bergerak, sebab ia mengandung hukumnya, logosnya dalam dirinya sendiri, sebab itu kemajuan berlaku menurut irama yang tetap.

e)    Filsuf-Filsuf Pluralis
1.     Anaxagoras (500-428 Sm)
 Anaxagoras lahir di Lazomonal, lonia. Pada waktu mudanya ia pindah ke Athena, dan menetap disana selama 30 tahun. Di Athena dia berkenalan dengan Pricles seorang politikus ulung yang pernah membawa Athena ke zaman keemasa. Ketika Pericles telah lanjut usia, musuh-musuhnya berhasil memfitnah Anaxagoras dengan tuduhan murtad dan keluar dari agama. Karena itu mahkamah akan menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Namun berkat pertolongan dari sahabatnya, Pericles, ia berhasil diselamatkan dari hukuman mati. Kesalahan Anaxagoras ialah karena ia mengatakan bahwa matahari adalah benda yang menyala panas, dan bulan bersinar karena memantulakan sinar matahari. Bulan serupa dengan bumi, bergunung dan berdaratan rendah.
Ajaran filsafatnya mengatakan bahwa timbul dan hilang itu ada. Isi alam ini tidak bertambah dan tidak juga berkurang. Ia selama-lamanya. Timbul dan hilang itu hanyalah bercampuran dari anasir-anasir asal, yang jumlahnya tidak terhingga. Percampuran dan perpisahan anasir-anasir asal tersebut digerakkan oleh kodrat dari luar yang dinamakan Nus. Nus itulah yang membentuk alam ini.

f)     Filsuf-Filsuf Atomis
Filsafat atomis ini menurut garis besarnya berasal dari Leukippos, dan dikembangkan oleh Demokritos. Kedua filsuf atomis tersebut juga berusaha memecahkan masalah yang diajukan oleh filsudf-filsud Elea. Mereka berpendapat bahwa realitas seluruhnya itu bukan satu, melainkan tersusun dari banyak unsur dan unsur-unsur tersebut tidak dapat dibagi-bagi. 
Unsur-unsur tersebut mereka namai atim, yang diambil dari kota atomos, a = tidak dan tomos = berbagi. Atom merupakan bagian yang terkecil, sehingga tidak terlihat oleh mata. Bentuknya berbeda-beda dan tidak mempunyai kualitas. Menurut Leukippos dan Demokritos, jumlah atom itu kecil dan tidak dapat dilihat oleh mata, tetapi tetap ada, tidak hilang dan tidak berubah. Atom tidak dijadikan karena sudah ada sejak semula.




C.     Filsafat Yunani Klasik  
Pada periode Yunani Klasik ini perkembangan filsafat menunjukkan kepesatan, yaitu ditandainya semakin besar minat orang terhadap filsafat. Aliran yang mengawali periode Yunani Klasik ini adalah Sofisme. Penamaan aliran sofisme ini berasal dari kata sophos yang artinya cerdik pandai. Keberadaan sofisme ini dengan keahliannya dalam bidang-bidang bahasa, politik, retorka, dan terutama memaparkan tentang kosmos dan kehidupan manusia di masyarakat sehingga keberadaan sofisme ini dapat membawa perubahan budaya dan peradaban Athena.
a)    KAUM SOFIS
Istilah sofis yang berasal dari kata sophistes mempunyai pengertian seorang sarjana atau cendikiawan. Di kemudian hari sebutan sofis mempunyai pengertian yang kurang baik karena sofis diartikan sebagai orang-orang yang pekerjaannya menipu dengan omongan besar, dengan memakai alasan-alasan yang dibuatnya sehingga orang yang menjadi korbannya yakin dengan apa yang dikatakan si Sofis. Para sofis tersebut pekerjaannya berkeliling kota untuk memberikan ajarannya dengan imbalan jasa atau uang
Terdapat tiga faktor yang mendorong timbulnya kaum Sofis, yaitu:
a.      Perkembangan yang pesat kota Athena dalam bidang politik dan ekonomi. Hal ini mengakibatkan kota Athena menjadi ramai.
b.      Setelah kota Athena mengalami keramaian penduduknya yang bertempat tinggal, maka kebutuhan dalam bidang pendidikan tidak terelakan lagi karena desakan kaum intelektual.
c.      Karena pemukiman perkotaan bangsa Yunani biasanya terletak di pantai, kontak dan pergaulan dengan bangsa lain tidak dapat dihindari lagi. Akibatnya, orang-orang Yunani banyak mengenal berbagai kebudayaan, dan sekaligus terjadi akulturasi kebudayaan.

1)    Gorgias (480-380 SM)
Salah satu tokoh Sofisme adalah Gorgias, Ia lahir di Leontinoi, Sicilia. Namanya menjadi terkenal karena ajarannya dalam bidang retorika atau seni berpidato, dan memang ia sangat pandai berdebat. Menurut pendapatnya, yang penting adalah bagaimana dapat meyakinkan orang lain agar menerima pendapat kita. Dengan demikian, dalam berdebat bukan mencari kebenaran, tetapi bagaimana memenangkan perdebatan.
            Pemikirannya yang penting adalah :
a.     Mencari keterangan tentang asal usul yang ada
b.     Bagaimana peran manusia sebagai makhluk yang mempunyai kehendak berfikir karena dengan kehendak berfikir itulah manusia mempunyai pengetahuan yang nantinya akan menentukan sikap hidupnya.
c.      Norma yang sifatnya umum tidak ada, yang ada norma yang indiviualistis (subjektivisme).
d.     Bahwa kebenaran tidak dapat diketahui sehingga ia termasuk penganut Skeptisisme.
Aspek positif dari adanya aliran sofisme ini akan mempengaruhi terhadap kebudayaan Yunani, yaitu suatu revolusi intelektual, dan mengangkat manusia sebagi objek pemikiran filsafat. Aspek negatifnya, aliran Sofisme membawa pengaruh yang tidak baik terhadap kebudayaan Yunani, terutama nilai-nilai tradisional (agama dan moral) dihancurkan. Kecakapan berpidato dipergunakan untuk memutarbalikkan kebenaran karena Sofisme meragukan kebenaran dan ilmu pengetahuan digoncangkan.

2)    Socrates (469-399)
Mengenai riwayat Socrates tidak banyak diketahui, tetapi sebagai sumber utama keterangan tentang dirinya dapat diperoleh dari tulisan Aristophanes, Xenophon, Plato, dan Aristoteles. Ia sendiri tidak meninggalkan tulisan, sedangkan keterangan tentang dirinya didapat dari para muridnya. Orang yang paling banyak menulis tentang Socrates adalah Plato yang berupa dialog-dialog.
Ia anak seorang pemahat Sophroniscos, dan ibunya bernama Phairnarete, yang pekerjaannya seorang bidan. Istrinya bernama Xantipe yang dikenal sebagai seorang yang judes (galak dan keras). Ia berasal dari keluarga yang kaya dengan mendapatkan pendidikan yang baik, kemudian menjadi prajurit Athena. Ia terkenal sebagai prajurit yang gagah berani. Karena ia tidak suka terhadap urusan politik, maka ia lebih senang memusatkan perhatiaannya kepada filsafat, yang akhirnya ia dalam keadaan miskin.
Seperti halnya kaum Sofis, Socrates mengarahkan perhatiaannya kepada manusia sebagai objek pemikiran filsafatnya. Berbeda dengan kaum Sofis, yang setiap mengajarkan pengetahuaannya selalu memungut bayaran, tetapi Socrates tidak memungut biaya kepada murid-muridnya. Maka, ia kemudian oleh kaum Sofis sendiri dituduh memberikan ajaran barunya, merusak moral para pemuda, dan menentang kepercayaan negara. Kemudian ia ditangkap dan akhirnya dihukum mati dengan minum racun pada umur 70 tahun yaitu pada tahun 399 SM. Pembelaan socrates atas tuduhan tersebut telah ditulis oleh plato dalam karangannya: Apologia. Peran Socrates dalam mendobrak pengetahuan semu itu meniru pekerjaan ibunya sebagai seorang bidan dalam upaya menolong kelahiran bayi, akan tetapi ia berperan sebagai bidan pengetahuan. Taknik dalam upaya menolong kelahiran (bayi) pengetahuan itu disebut majeutike (kebidanan) yaitu dengan cara mengamat-amati hal-hal yang konkret dan yang beragam coraknya tetapi pada jenis yang sama. Kemudian unsur-unsur yang berbeda dihilangkan sehingga tinggalah unsur yang sama dan bersifat umum, itulah pengetahuan sejati.

b)    Plato (427-347 Sm)
Plato adalah pengikut socrates yang taat diantara para pengikut-pengikutnya yang mempunyai pengaruh besar. Ia lahir di Athena, dengan nama asli Aristocles. Ia belajar filsafat dari socrates, Phytagoras, Heracleitos, dan Elia, akan tetapi ajarannya yang paling besar pengaruhnya adalah dari nama Ariston dan ibunya bernama Periktione. Pada usia 40 tahun ia mengunjungi Italia dan Sicilia, untuk belajar ajaran Pythagoras, kemudian sekembalinya ia mendirikan sekolah: Akademia.
Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan lama: mana yang benar yang berubah-ubah (Heracleitos) atau yang tetap (Parmenides). Mana yang benar antara pengetahuan lewat indra yang pengetahuan yang lewat akal.

Dunia Ide dan Dunia Pengalaman
Sebagai penyelesaian persoalan yang dihadapi Plato tersebut diatas, ia menerangkan bahwa manusia itu sesungguhnya berada dalam dua dunia, yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap, bermacam-macam dan berubah serta dunia ide yang bersifat tetap, hanya satu macam, dan tidak berubah. Dunia pengalaman merupakan bayang-bayang dari dunia ide sedangkan dunia ide merupakan dunia yang sesungguhnya, yaitu realitas. Dunia inilah yang menjadi “model” dunia pengalaman. Dengan demikian, dunia yang sesungguhnya atau dunia realitas itu adalah dunia ide.
Jadi, Plato dengan ajarannya tentang ide berhasil menjembatani pertentangan pendapat antara Herakleitos dan Perminides. Plato mengemukakan bahwa ajaran dan pemikiran Herakleitos itu benar, tetpai hanya berlaku pada dunia pengalaman. Sebaliknya, pendapat Perminides juga benar, tetapi hanya berlaku pada dunia ide yang hanya dapat dipikirkan oleh akal.
Dibandingkan dengan gurunya, Socrates, Plato telah maju selangkah dalam pemikirannya. Socrates baru sampai pada pemikiran tentang sesuatu yang umum dan merupakan hakikat suatu realitas itu bukan “yang umum”, tetapi yang mempunyai kenyataan yang terpisah dari sesuatu yang berbeda secara konkret, yaitu ide. Dunia ide inilah yang hanya dapat dipikirkan dan diketahui oleh akal.
            Menurut Plato, di dalam negara yang ideal terdapat tiga golongan berikut
a.      Golongan yang tertinggi, terdiri dari orang-orang yang memerintah (para penjaga, para filsuf)
b.      Golongan pembantu, terdiri dari pada prajurit, yang bertugas untuk menjaga keamanan negara dan menjaga ketaatan para warganya.
c.      Golongan rakyat biasa, terdiri dari petani, pedagang, tukang, yang bertugas untuk memikul ekonomi negara (polis).
Tugas negarawan adalah mencipta keselarasan antara semua keahlian dalam negara (polis) sehinga mewujudkan keseluruhan yang harmonis. Bentuk pemerintahan harus disesuaikan dengan keadaan yang nyata.

c)    Aristoteles (384-322 Sm)
Ia dilahirkan di Stageria, Yunani utara pada tahun 384 SM. Ayahnya seorang dokter pribadi di raja Macedonia Amyntas. Karena hidupnya di lingkungan istana, ia mewarisi keahliannya dalam pengetahuan empiris dari ayahnya. Pada usia 17 tahun ia dikirim ke Athena untuk belajar di Akademia Plato selama kira-kira 20 tahun hingga Plato meninggal.
Setelah Plato meninggal dunia, Aristoteles bersama rekannya Xenokrates meninggalkan Athena karena ia tidak setuju dengan pendapat pengganti Plato di Akademia tentang filsafat. Tiba di Assos, Aristoteles dan rekannya mengajar di sekolah Assos. Disini Aristoteles menikah dengan Phythias. Pada tahun 345 SM kota Assos diserang oleh tentara Parsi, rajanya (rekan Aristoteles) dibunuh, kemudian Aristoteles dengan kawan-kawannya melarikan diri ke Mytilene di pulau Lesbos tidak jauh dari Assos.
Tahun 342 SM Aristoteles diundang raja Philippos dari Macedonia untuk mendidik anaknya Alexander. Dengan bantuan raja Aristoteles mendirikan sekolah Lykeion.
Karya-karya Aristotekes berjumlah delapan pokok bahasan sebagai berikut:
a.       Logika
b.      Filsafat alam
c.       Psikologi
d.      Biologi
e.       Metafisika, oleh aristoteles dinamakan sebagai filsafat pertama atau theologia.
f.       Etika
g.      Politik dan ekonomi
h.      Retorika dan poetika

D.     Filsafat Zaman Keemasan Filsafat Yunani
Pada waktu athena dipimpin oleh perikles kegiatan politik dan filsafat dapat berkembang dengan baik. Ada segolongan kaum yang pantai berpidato (rethorika) dinamakan kaum sofis. Kegiatan mereka adalah mengajarkan pengetahuan pada kaum muda. Yang menjadi objek penyelidikan bukan lagi alam tetapi manusia, sebagaimana yang dikatakan oleh phytagoras, manusia adalah ukuran segala-galanya. Hal ini diterangkan oleh Socrates dengan mengatakan bahwa yang benar dan yang baik harus dipandang sebagai nilai-nilai objektif yang dijunjung tinggi oleh semua orang. Akibat ucapannya tersebut Socrates dihukum mati.
Hasil pemikiran Socrates dapat ditemukan pada muridnya plato. Dalam filsafatnya plato mengatakan: realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yang hanya terbuka bagi pancaindra dan dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dunia yang pertama adalah dunia jasmani dan yang kedua dunia ide.
Pendapat tersebut dikritik oleh Aristoteles dengan mengatakan bahwa yang ada itu adalah manusia-manusia yang konkret, ‘Ide manusia’ tidak terdapat dalam kenyataan. Aristoteles adalah filsuf realis, dan sumbangannya pada perkembangan ilmu pengetahuan besar sekali. Sumbangan yang sampai sekarang masih digunakan dalam ilmu pengetahuan adalah mengenai abstraksi, yakni aktivitas rasional di mana seseorang memperoleh pengetahuan. Menurut Aristoteles ada tiga macam abstraksi, yakni abstraksi fisis, abstraksi matematis, dan metafisis
Abstraksi yang ingin menangkap pengertian dengan membuang unsur-unsur individual untuk mencapai kualitas adalaha abstraksi fisis. Sedangkan abstraksi di mana subjek menangkap unsur kuantitatif dengan menyingkirkan unsur kualitatif disebut abstraksi matematis. Abstraksi di mana seseorang menangkap unsur-unsur yang hakiki dengan mengesampingkan unsur-unsur lain disebut abstraksi matefisis.
Teori Aristoteles yang cukup terkenal adalah tentang materi dan bentuk. Keduanya merupakan prinsip-prinsip matefisis, materi adalah prinsip yang tidak ditentukan, sedangkan bentuk adalah prinsip yang menentukan. Teori ini terkenal dengan sebutan Hylemorfisme.



BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Zaman yunani kuno dianggap sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk menungkapkan ide-idenya atau pendapat. Zaman ini dimulai dari masa ke 6 M.
Zaman kuno meliputi zaman filsafat pra-socrates di Yunani. Tokoh-tokohnya dikenal dengan nama filsuf pertama atau filsif alam. Mereka mencari unsur induk (arche) yang dianggap asal dari segala sesuatu. Menurut theles arche itu air, Anaximandros berpendapat arche itu  ‘yang tidak terbatas’ (to apeiron). Anaximenes arche itu udara, pythagoras arche itu bilangan, dan Heraklitos arche itu api, ia juga berpendapat bahwa segala sesuatu itu terus mengalir (pantarbei). Parmenedes mengatakan bahwa segala sesuatu itu tetap tidak bergerak.
Zaman Yunani Klasik dimulai dengan munculnya kaum Sofis yaitu suatu gerakan dalam bidang intelektual yang disebabkan oleh pengeruh kepesatan minat orang terhadap filsafat. Kemudian munculah orang-orang yang berperan penting dalam perkembangan Yunani Klasik yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles.

B.   Saran
Dari uraian makalah di atas, kami mengajak teman-teman agar tidak menerima sesuatu dengan apa adanya. Akan tetapi mari kita pikirkan terlebih dahulu apa, bagaimana, kenapa sesuatu yang di anggap benar sebelum kita mempercayai sesuatu tersebut.




DAFTAR PUSTAKA


Asmoro Achmadi, 2012, Filsafat Umum, Jakarta: RajaGrafindo Persada
Ihsan, Fuad, 2010, Filsafat Ilmu, Jakarta: Rineka Cipta
Juhaya S Praja, 2003, Aliran-Aliran Filsafat & Etika, Jakarta: Kencana
Muzairi, 2009, Filsafat Umum, Yogjakarta: Teras

Sumber : http://r2ntlibrary1.blogspot.co.id

UNTUK VERSI SOFTCOPY (TULISAN + GAMBAR + EDIT + RAPI)
SILAHKAN DATANG KE WARNET GADIS.NET / SMS
SIMPANG SMPN 1 SITIUNG, DHARMASRAYA
08777-07-33330 / 0853-6527-3605 
HARGA BERSAHABAT

0 Response to "Makalah Filsafat Yunani Lengkap"

Posting Komentar