Asal Usul Cerita Dayang Ringkek - Mitos Dusun Semete Kaki Air Balui (Kabupaten Musi Rawas) dan Bahasa Daerahnya
DAYANG RINGKEK
Mitos Doson Semete Kaki Air Balui
CERITA ini berasal dari
Dusun Semete Kabupaten Musi Rawas, yang terlekat di hulu Sungai Musi. Al kisah,
di Dusun Semeteh, hiduplah seorang lelaki, yang digelar Penjage Dusun, artinya
orang yang disegani, dituakan, dan dihormati di dusun itu. Hal ini karena
pembawaannya santun dan bijak. Karena wibawanya inilah, penduduk dusun
menjadikannya sebagai sesepuh, tempat memutuskan semua urusan ‘rasan’. Ali
Kundi namanya.
Ali Kundi tinggal
bersama anak perempuannya, yang terkenal cantik jelita. Tidak ada yang menyamai
kecantikan putri Ali Kundi. Kulitnya halus mulus berwarna kuning langsat.
Alisnya seperti semut beriring. Dagunya seperti lebah tergantung, bibirnya
selalu berwarna merah jambu, tubuhnya tinggi semampai. Satu hal lagi kelebihan
yang dimiliki putri Ali Kundi, yaitu rambutnya lebat, hitam, lurus, dan panjang
hingga sampai ke tumit. Siapapun melihatnya pasti akan berdecak kagum.
Karena kecantikannya,
anak Ali Kundi ini dijuluki oleh penduduk Dayang Ringkek. Dayang artinya
Perempuan, sedangkan ringkik artinya cantik/bagus. Jadi Dayang Ringkek, artinya
perempuan cantik. Namun meski Dayang Ringkek memiliki kelebihan dibandingkan
dengan gadis-gadis sebayanya, namun tidak membuat ia sombong. Dayang Ringkek
tetap bersahabat, rendah hati, dan bertutur sapa dengan halus.
Sebagaimana gadis di
dusunnya, Dayang Ringkek pun memahami tugasnya sebagai perempuan. Ketika bangun
pagi, selain mengurus rumah, memasak, mencuci baju, mencuci piring ke sungai
Musi, Dayang Ringkek mengisi waktunya dengan menganyam tikar, membuat bakul,
menyulam, dan lain sebagainya. Sesekali ia pergi ke ladang menemani Baknya,
untuk memetik sayur-mayur demi memenuhi kebutuhan mereka.
Pagi itu, Dayang Ringkek
melakukan pekerjaan seperti biasa. Ia akan melakukan pekerjaanya dengan rasa
gembira. Sambil mencuci, menyapu, bahkan mandi di sungai pun orang tidak akan
heran jika mendengar suara merdunya melantunkan senjang. Maka ketika Dayang
Ringkek bersenjang, air sungai, ikan yang berenang, bebatuan, pepohonan,
seakan-akan turut diam mendengarkan kemerduan suaranya.
Ketika sedang mandi,
Dayang Ringkek tidak menyadari kalau sehelai rambutnya yang panjang, lepas dan
hanyut. Rambut itu hanyut mengikuti aliran sungai Musi. Dari sungai Awai sampai
ke sungai Panai yaitu nama aliran sungai Musi yang berada di hilir. Saat hanyut
di sungai Panai rambut tersebut tersangkut mengenai kaki seorang laki-laki yang
berasal dari dusun Jebalui. Lelaki itu kaget bukan main ketika melihat rambut
panjang melilit kakinya. Diambilnya rambut tersebut, lalu dibawanya pulang.
Sejak mendapatkan rambut
panjang itu, Bujang Balui menjadi tidak tenang. Rasa ingin tahu pemilik rambut
indah itu mendorong hatinya untuk mencarinya. Dalam hati ia penasaran dan
hendak mencari pemilik rambut tersebut ke hulu sungai. Akhirnya mulailah Bujang
Balui melakukan perjalanan menyusuri sisi sungai Musi, mulai dari sungai Balui
ke huluan. Tiap kali menemukan dusun dan orang di sepanjang sungai, Bujang
Balui selalu bertanya, perihal siapa di dusun ini yang memiliki rambut indah
dan panjang.
Namun Bujang Balui tidak
putus asa. Dalam hati ia yakin jika rambut ini ada pemiliknya. Bujang Balui
tetap melanjutkan perjalanan dan bertanya dengan penduduk sepanjang sungai.
Empat dusun sudah dilaluinya, namun belum juga menemukan pemilik rambut yang
panjang tersebut.
Akhirnya, sampailah
Bujang Balui di Dusun Semeteh. Dusun yang terletak di seberang sungai Musi.
Bujang Balui kembali bertanya dengan orang yang ditemuinya tentang perempuan
yang berambut panjang. Betapa senangnya Bujang Balui, ketika mendapat jawaban
bahwa pemilik rambut yang panjang tersebut, putri Ali Kundi penjaga dusun
Semetah bernama Dayang Ringkek. Dengan perasaan bahagia, Bujang Balui pun
berusaha untuk menemui Ali Kundi sang Penjaga Dusun, sekaligus hendak
berkenalan dengan anak gadisnya.
Bujang Balui menyimpan
perasaan terpesonanya ketika menatap Dayang Ringkek. Anak gadis Penjaga Dusun
Ali Kundi, memang benar seorang gadis yang cantik. Wajar saja kalau namanya
Dayang Ringkek. Sebab kecantikannya memang luar biasa. Lalu rambut yang
dimilikinya luar biasa panjangnya. Rambut Dayang Ringkek nyaris menyapu lantai
karena panjangnya.
Akhirnya, Bujang Balui
menceritakan mengapa ia jauh-jauh dari Balui menuju Semeteh. Ia ceritakan
ketika ia sedang mandi, kakinya dililit rambut yang hanyut dari hulu. Karena
penasaran dengan panjangnya rambut yang melilit kakinya, membuatnya menyususuri
ke huluan sungai, semata-mata untuk mengembalikan rambut yang panjang dan indah
tersebut. Bujang Balui mengeluarkan rambut yang dibungkusnya dari dalam
sakunya.
Demi melihat itu,
terkejutlah Dayang Ringkek. Sementara Ali Kundi dalam hati terkagum-kagum
melihat kejujuran Bujang Balui ini. Singkat cerita, karena melihat kecantikan
Dayang Ringkek, Bujang Balui langsung jatuh cinta. Ia sampaikan keinginannya
untuk mempersunting Dayang Ringkek kepada Ali Kundi. Sebagai lelaki yang
pengalaman dan berwibawa, tentu saja Ali Kundi tidak langsung menolak maupun
menerima. Dengan lembut ia tetap mengingatkan agar Bujang Balui jangan
terburu-buru dan berpikirlah baik buruknya. Selanjutnya, tentu saja meski
sebagai orang tua, Ali Kundi tetap menyerahkan pada putrinya. Sebab,
putrinyalah kelak yang akan menjalani hidup.
Ketika niat Bujang Balui
disampaikan kepada Dayang Ringkeh yang hendak mempersunting dirinya, dengan
manis Dayang Ringkeh menjawab, ‘Siapapun, berparas buruk atau tidak, cacat
ataupun tidak. Jika sang Maha padanya, apakah dan diperkenankan menjadi
jodohnya, maka akan diterimanya sebagai takdir, ia akan jalani dengan senang
hati. Namun, sebelum menjadi pendamping hidup, Dayang Ringkeh menyampaikan
syarat, yaitu Bujang Balui harus mencuci kakinya dengan air pinang. Pahamalah
Bujang Balui kalau lamarannya di tolak. Mana mungkin buah pinang menyimpan air.
Bujang Balui tidak putus
asa. Ia langsung berpikir keras. Muncul tekadnya untuk memiliki Dayang Ringkek
secepatnya. Bujang Balui menyatakan syarat pada Dayang Rinkek dan ayahnya, Ia
akan membatalkan menyunting Dayang Rinkek jika orang Dusun Semeteh bisa
mengadakan air kelapa muda untuk membasuh seluruh kaki warga Dusun Balui.
Bujang Balui merasa sangat yakin jika Dayang Ringkek akan menjadi miliknya.
Sebab ia tahu warga Dusun Semeteh walau wilayahnya luas, namun hanya terdiri
beberapa orang saja. Bagaimana mungkin mereka akan sanggup pengadakan air
kelapa muda untuk mencuci kaki warga dusun Air Balui yang ratusan itu. Ternyata
Dayang Ringkek dan ayahnya menyanggupi. Maka dikerahkannya warga Dusun Semeteh
yang hanya berjumlah beberapa orang itu untuk mengambil kelapa muda. Mulailah
mereka mencuci kaki warga Dusun Balui. Anehnya, setiap kali mereka mengambil
buah kelapa, maka akan muncullah buah-buah kelapa muda yang baru. Semua
penduduk Dusun Balui tanpa terkecuali kakinya dicuci semua. Bahkan saking
banyaknya air kelapa yang dipakai untuk mencuci kaki warga Dusun Balui berubah
menjadi sungai.
Melihat kenyataan
tersebut Bujang Balui menjadi marah. Ia pun menantang memberikan syarat kedua.
Jika Dayang Ringkek dan ayahnya tidak mau, maka ia akan mengambil Dayang Rinkek
dengan paksa. Mendengar itu, Dayang Ringkik dan Ayahnya menyanggupi.
Kali ini Bujang Balui
meminta agar warga Dusun Semeteh menyediakan sambal untuk dimakan warga Dusun
Balui sepuasnya. Dalam hati Bujang Balui tersenyum. Sebab, bagaimana mungkin
warga Semeteh yang hanya beberapa orang, mampu membuat sambal untuk ratusan
warganya.
Bujang Balui tidak habis
pikir, ternyata warga Dusun Semeteh membuat sambal sangat banyak sekali. Bahkan
saking banyaknya, sambal tersebut membentuk gundukan yang sangat tinggi. Setiap
kali diambil, maka sambal itu akan bertambah sendiri. Menghadapi kenyataan
tersebut, Bujang Balui menjadi sangat marah. Harapannya untuk menyunting Dayang
Rengkik pudar sudah. Dengan emosi Bujang Balui melampiaskan kemarahannya dengan
bersumpah
“Sampai kapanpun, bujang
dari Dusun Balui tidak akan menikah dengan gadis Dusun Semeteh, Kalaupun ada
yang menikah, maka ia tidak akan mendapatkan kebahagiaan. Dan Dusun Semeteh,
tetap akan menjadi dusun yang sepi. Meski pun dusunnya luas, namun warganya
tidak akan bertambah”.
Akhirnya Bujang Balui
pulang dengan rasa kecewa. Sejak itu, bujang-bujang dari dusun Balui tidak
berkenan menikahi gadis dari Dusun Semeteh. Hingga sekarang, kepercayaan
tersebut masih diyakini oleh masyarakat Dusun Balui dan Dusun Semeteh.***
Narasumber :
Hendrik ( 60 thn) dan Nasir Wancik ( 17 April 1946) Dusun Semeteh dan wawancara Nike Ardila, Desi Oktapia, Kadek Nianti (Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau)
Hendrik ( 60 thn) dan Nasir Wancik ( 17 April 1946) Dusun Semeteh dan wawancara Nike Ardila, Desi Oktapia, Kadek Nianti (Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau)
Ditulis : DR Rusmana
Dewi (RD Kedum)
DAYANG
RINGKEK
Mitos Dusun Semete dan Air Balui
Mitos Dusun Semete dan Air Balui
Cerita kok dai doson semete, hidop pejantan
yang digelar Penjage Doson. Artie uwong yang disegani, dituekan dan dihormati.
Di doson tu karene wibawae ekok pendodok doson menjadie sesepuh, tampan,
memotose galeke urusan “rasan” Ali Kundi Namee.
Ali Kundi idop kaki anak betinee,
yang tenar belagak sangat. Colde yang hame bilagak kaki putri ali kundi, kolete
mulus warnee koneng langsat. Alise ugek simot beriring, dague ugek penyengat
tegantong, biboe selalu berwarne merah jambu, awake tinggi semampai, hikok hai
lagi lebihe yang ade kati putri ali kundi yaitu rambute lebat, itam, lohos kaki
panyong hapai lotot. Hape pun nyingoke pasti berdosok kagom.
Karene belagake, anak ali kundi
hekat dipanggil kati pendodot dayang ringkek. Dayang artie betine, sidongkon
ringkek artie belagak/baik. Jadi dayang ringkek artie betine belagak. Namun meski
dayang ringkek ade kelebihan dibanding kaki betine betine seumure, nomon muat
le sombong. Dayang ringkek tetap bekawan, rendah hati, kati bertutur sapa kati
alos.
Cakmane betine di doson e, dayang ringkek
mengerti tugase sibagai betine. Pas abngket pagi, selaen ngoros omah, masak,
nyuci bajo, nyoci pereng, menyulam, kati laen lain. Hakali lagu ke kati boke
otok mangot sayoron demi otuk memenuhi kebutuhan le,
Pagi tu, dayang ringkek ngerjo gawe hugek biaso le ngerjo gawe
sambel rasa henang kati nyoci, nyopu, bahkan mandie di hungai pun uwang ndok
heran ndengo howe merdue melanton senjang. Maka pas dayang ringkek bersenjang,
ayo sungai, likan yang berenang, bebatu, phoon, seakan milu diam ndengo merdue
howe e.
Pas hedang mandi, dayang ringkek dok nyadari
kalu sehelai rambute yang panjang, lepas kati hanyot. Rambot itu hanyot milu
ayo sungai musi. Dai sungai awai hampai ke hungai panat yaitu name ayo sungai
musi yang ade di hilir. Raut anyot di hungai panai rambot tersebut tersangkut
tekene kaki seuwang lelaki yang datang dai daren jebalul. Laki tu tekejer bukon
maen pas nyingok rambut panjang melilit kakie. Diambilke rambot tu, teros
diunde balek.
Pas ndapat rambut hitu, bujang balui jadi dek
tenang. Rara nak tau yang ade rambut indan hitu nulak atie ontuk dolom ati e
penagaran kati hindak norot yang punye rambut hetu ke hulu sungai.
Akhire mulailah gujang balui bejalan
menyosori sisi sungai musi. Mulai dai musi ke huluan. Tiap kali nemu doson kati
uwang disepajang hungai. Bujang balui selalu betanye hape yang ade di doson
hetu yang ade rambut indan dan panjang.
Namun bujang balui idak potos are. Dolom ati
e yaken rambot hikak ade yang punye. Bujang balui tetap bajalan kati
betanye hame pendodok sepanjang hungai
doson dilaluinye. Namun idak pule nemu yang punye rambut panjang hitu.
Akhire, hampalah bujang balui di doson
semeteb. Doson yang ade di seberang hungai musi. Bujang balui balek betanye
kati uwang yang ditemuinye pasal betine yang ade rambut panjang. Betape
henangnye bujang balui. Pas jumpe jawaban bahwa yang punye rambut panjang
tersebut. Putri ali kundi penjage doson semete bername dayang ringkek. Kati
prasoon banage bujang balui berusane ontok nemui ali kundi si penjage doson,
sekalian nok kenalan kati anak betinee.
Bujang balui nyimpon rase huke pas nyingok
dayang ringkek. Anak betine penjage doson ali kundi. Memang beno sikok betine
yang belagak. Wajar sole namee dayang ringkek. Pasak balagake e memang luar
biase, teros rambut yang didunye e luar biase ponjome. Rambut dayang ringkek
nan nyapo lantai karena panjange.
Akhire, bujang balui cerite mule le jaoh-jaoh
dai balui ke semete, le cerite pas le nek mandi, kakie dilelet rambut yang hanyot
dai hulu. Karene penusuran kati panjange rambut melilit kakie, gawe menyosuri
ke huluan hungai. Semake mate ontok ngembalikke rambut yang panjang kaki balik
hitu. Bujang balui ngelui rambut yang dibungkos dai dalam hakue.
Demi nyingok hitui tekejerlah dayang ringkek.
Sementang ali kundi dalam ati nyingok jujue bujang balui teak. Hingkat cerite karena
nyingok belagake dayang ringkek, bujang balui langsung jatuh cinte. Le hampaikanlah kangmane ontok menyonteng dayang
ringkek hame ali kundi.
Hebagai pejantan yang berpengalaman kati
berwibawa. Tentu ali kondi idak langsong nolak atau nerime dingon lembot le
tetap ngingetke agar bujang baur jangan terburu-buru kati berpeleer baik jolte.
Teros, tentu bue meski hebagai owang rue, ali kundi tetas nyerahke ke putrie
hebon, putri elah yang akeh njalari idop.
Pas niat bujang balui dihampaken ke dayang
ringkek yang henpok menyonteng le. Dengan baik dayang ringkek jawab hapepun,
muke borok ape dok cacat ape dok. Kalo sang mana padenye. Ape kah diperkenankan
menjadi jodohnye, make diterimonye sebagai takdir, le jalani dengan hinang ati.
Namon sebelum jadi huami, dayang ringkek nyanpe syarat yaitu bujang balui harus
mbasah kokle kaite ayo pinang. Ngertilah bujang balui koto lamaranye ditolak
mane ade buah pinang nyimpang ayo.
Bujang balui ipak potos ase. Ie lantong
berpikir kehar muncul tekad ontok ngambek dayang ringkek cepet. Bujang balui
nyateke syarat kati dayang ringkek kuru orang doson semente pacak nyedie ayo
degan ontok nyuci seloroh kaki warga doson balui. Bujang balui yoken balui
dayang ringkek jadi milik e. sebab le tau warga doson semeten walau wilayahe
luas, namun hanye ale beberape owgro saje. Cak mane mongkin uwang tu sanggup
nykai ayo degan ontok nyuci kaki warga doson ayo balui yang heratos itu. Nyat
ee dayang ringkek kati boke sanggup dikeronke warga doson ayu balui. Aneh e
setiap kali mereka metek pegak moncol buah buah kelape mude yang baru. Seloron
penduduk doson balui tanpa ade kecuali kakie dicaci halui. Bahkan saking banyak
dengan yang dipakae ontok nyuci kaki warga doson balui berubah jadi hungai.
Nyingok hiru bujang balui moran le pon
nantang ngareh syarat kedue. Jika dayang ringkek kati boke engon le akan
ngambek dayang ringkek dengan pakse ndengo hitu dayang ringkek kati boke
nyangon.
Kali hikak bujang balui minte agar warga
doson sementen nyedie sambal ontok dimakan warga doson dalui semue. Dalam ati
bujang balui tersenyom. Sebab cak mane mungken warga semeten yang hanye
beberapa uwang ganggop ngawe sambal ontok hatusan uwang.
Bujang balui dak hampir pikir, ternyate warga
doson semeten ngawe sambal banyok. Bahkan hateng bonyoke sambal hitu bentoke
gondokkan yang hangat tinggi setiap kali ngambek, maka sambal hitu betahmah
dewe ngadapi kenyataan hitu bujang balui jadi maron, harapannye ontok nyonteng
dayang ringkek pudar sudan kati emosi bujang balui lampiaske marahnye dengan
sumpah.
“Hampai kapanpun, bujang pai doson balui dok
akan nikon kati betine doson sementen. Kalu ade yang nikah, maka le akan
banage. Kati doson sementen tetap akan ada doson sepi. Meski dosone luas namon
warga dak betambah.
Akhire bujang balui balek kati rasa kecewa.
Sejak hitu bujang dal balui ngon nikan kati betine dal doson sementen. Hingga
hikak kepercayaan hitu mareh diyakini kati masyarakat doson balui kati doson
sementen.
Sumber asli : https://www.linggaupos.co.id
NOTES :
Ini cuma hasil buatan siswa/siswi (Kesalahan sumber/materi diluar tanggung jawab admin)
Tulisan ini hanya sekedar untuk melengkapi tugas mata pelajaran disekolah
tidak ada unsur membuat, merubah asal muasal sebuah daerah.
Mohon di maklumi dan dipahami
HANYA TUGAS SEKOLAH
UNTUK VERSI SOFTCOPY (TULISAN + GAMBAR + EDIT + RAPI)
SILAHKAN HUBUNGI WARNET GADIS.NET / SMS
SIMPANG SMPN 1 SITIUNG, DHARMASRAYA
08777-07-33330 / 0853-6527-3605
HARGA BERSAHABAT
0 Response to "Asal Usul Cerita Dayang Ringkek - Mitos Dusun Semete Kaki Air Balui (Kabupaten Musi Rawas) dan Bahasa Daerahnya"
Posting Komentar